Entri Populer

Senin, 21 Februari 2011

MATERI SOSIOLOGI KELAS X SMA N 1 BANGIL

BAB 1
SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU YANG MENGKAJI HUBUNGAN MASYARAKAT DAN LINGKUNGAN

A.  PENGERTIAN  SOSIOLOGI 
Sosiologi merupakan sebuah istilah yang berasal dari kata latin socius yang artinya teman, dan logos dari kata Yunani yang berarti cerita, diungkapkan pertama kalinya dalam buku yang berjudul “Cours De Philosophie Positive” karangan August Comte (1798-1857). Sosiologi muncul sejak ratusan, bahkan ribuan tahun yang lalu. Namun sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari masyarakat baru lahir kemudian di Eropa Secara etimologis. Sosiologi berarti ilmu tentang berteman atau ilmu tentang bermasyarakat      
 Sosiologi adalah pengetahuan atau ilmu tentang sifat masyarakat, perilaku masyarakat, dan perkembangan masyarakat. Sosiologi merupakan cabang Ilmu Sosial yang mempelajari masyarakat dan pengaruhnya terhadap kehidupan manusia. Sebagai cabang Ilmu, Sosiologi dicetuskan pertama kali oleh ilmuwan Perancis, August Comte. Comte kemudian dikenal sebagai Bapak Sosiologi. Namun demikian, sejarah mencatat bahwa Émile Durkheim — ilmuwan sosial Perancis — yang kemudian berhasil melembagakan Sosiologi sebagai disiplin akademis. Sebagai sebuah ilmu, sosiologi merupakan pengetahuan kemasyarakatan yang tersusun dari hasil-hasil pemikiran ilmiah dan dapat di kontrol secara kritis oleh orang lain atau umum.
Berikut ini marilah kita pelajari tentang difinisi-difinisi Sosiologi menurut para ahli sesuai dengan pandangan masing-masing (Soerjono Soekamto. 2001 : 20)
1). Pitiran A Sorokin : 
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan timbal balik berbagai gejala sosial (misalnya, antara gejala ekonomi dengan agama, keluarga dengan moral,hukum dengan ekonomi , dan sebagainya) dan antara gejala-gejala soaial dengan gejala-gejala non sosial (misalnya, gejala geografis dengan gejala biologis, dan sebagainya)
2). William F. Ogburn dan Meyer F. Nim koff
Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang meneliti tentang interaksi sosial dan organisasi sosial
3). Prof. DR. Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi
Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang struktur dan proses sosial termasuk perubahan sosial.
4). Roucek dan Warren
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajarai individu dengan kelompoknya
5). Peter L. Berger
Sosiologi adalah studi ilmiah tentang hubungan individu dengan masyarakatnya
6). J.A.A.Van Doorn dan Lammars
    Sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang struktur-struktur dan proses proses     kemasyarakatan  yang bersifat stabil.
7). August Comte
   Sosiologi  adalah ilmu positif tentang masyarakat

B.   KONSEP SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU 
Suatu ilmu dapat dirumuskan dalam dua kerangka berpikir, yaitu :
1). Suatu Ilmu adalah suatu kerangka pengetahuan yang tersusun secara sistematis dan teruji kebenarannya berdasarkan hasil penelitian ilmiah.
2). Suatu Ilmu adalah suatu metode untuk menemukan suatu kerangka pengetahuan yang tersusun secara sistematis dan teruji kebenarannya dengan menggunakan tehnik penelaahan secara ilmiah
      Sebagai ilmu, Sosiologi adalah kumpulan pengetahuan tentang masyarakat yang disusun secara sistematis berdasarkan hasil analisis berpikir logis dan rasional. Sebagai metode , Sosiologi adalah suatu cara berpikir untuk mengungkapkan realitas sosial yang ada dalam masyarakat berdasarkan prosedur (cara) dan teori yang dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya secara ilmiah (berdasarkan ilmu pengetahuan).
       Ilmu Pengetahuan adalah suatu kerangka pengetahuan yang tersusun secara sistematis dan teruji kebenarannya berdasarkan hasil penelitian ilmiah .Sedang yang dimaksud dengan Pengetahuan adalah kesan yang timbul dalam pikiran manusia sebagai hasil dari penggunaan pancaindera.
            Pada umumnya orang mempelajari Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan untuk mengkaji berbagai fenomena (keadaan) sosial budaya yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. Pada awalnya Sosiologi merupakan salah satu cabang ilmu filsafat yang di kembangkan oleh Auguste Comte dari Perancis di pertengahan abad ke-18. Dalam perkembangannya Sosiologi membatasi kajiannya terhadap masyarakat manusia sebagai ilmu murni. Ketika berbagai metode penelitian masyarakat dikembangkan, Sosiologi dapat diterapkan sebagai ilmu pengetahuan terapan atau praktis. Misalnya Sosilogi pedesaan, bidang sosiologi ini khusus mempelajari gejala-gejala sosial yang ada di pedesaan.

C    SIFAT ILMU PENGETAHUAN
        Selama manusia masih memelihara rasa ingin tahunya. Pengetahuan manusia akan terus berkembang. Tetapi tidak semua pengetahuan dapat disebut ilmu. Ada beberapa kriteria yang mesti dipenuhi supaya pengetahuan tersebut layak dikatagorikan sebagai ilmu:
1.  Besifat Rasional artinya ilmu pengetahuan didasarkan atas kegiatan berpikir secara logis dengan menggunakan rasio (nalar/akal) dan hasilnya dapat diterima secara logika/pikiran.
2. Bersifat Obyektif artinya kebenaran yang dihasilkan ilmu itu merupakan kebenaran           tentang pengetahuan yang jujur, apa adanya sesuai dengan kenyataan obyeknya. Dan         kebenaran itu dapat diselidiki dan dibenarkan oleh ahli lain dalam bidang ilmu tersebut.
3.  Bersifat Empiris artinya kesimpulan yang diambil harus dapat dibuktikan melalui      pembuktian panca indera benar-benar ada, serta dapat diuji kebenarannya dengan      fakta.
 4. Bersifat Akumulatif artinya ilmu dibentuk dengan dasar teori lama, yang disempurnakan, ditambah dan diperbaiki sehingga semakin sempurna. Ilmu yang dikenal sekarang  merupakan kelanjutan dari ilmu yang dikembangkan sebelumnya.
     Contohnya : Dalam ilmu Biologi terdapat pengertian bahwa makhluk hidup itu secara rasional dapat dipelajari secara akal, obyeknya adalah tumbuh-tumbuhan, secara empiris tumbuh-tumbuhan ini dapat tumbuh berkembang  dan pengetahuan tumbuh-tumbuhan ini secara akumulatif dapat dipergunakan untuk makanan, kemudian untuk obat dan sebagainya.

D.   KLASIFIKASI ILMU PENGETAHUAN BERDASARKAN OBYEKNYA
Ditinjau dari obyeknya,  Ilmu Pengetahuan terbagi atas empat macam yaitu sebagai berikut :
1.    Ilmu Pengetahuan Alam (Natural sciences) yaitu kelompok ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala alam, baik yang hayati (makhluk hidup) maupun yang non hayati  (bukan makhluk hidup seperti bahan tambang)
2.    Ilmu Pengetahuan Sosial (Social scienses) yaitu ilmu yang pempelajari kehidupan sosial manusia dengan  sesamanya.
3.    Ilmu Pengetahuan Budaya ( Humaniora Study) adalah ilmu yang mempelajari manifertasi (perwujudan) spiritual dari kehidupan bersama.
4.    Ilmu Matematika yaitu ilmu yang mempelajari  perhitungan-perhitungan ilmiah seperti  aljabar, aritmatika, stereometri, statistik, geometri, kalkulus dan sebagainya.
Sedang ilmu sosiologi adalah ilmu pengetahuan sosial.

E.   KONSEP SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU MURNI
       Dari Segi Penggunaanya atau Tujuan Pengkajiannya, Ilmu Pengetahuan dikelompokkan ke dalam dua bagian, yaitu ilmu-ilmu pengetahuan murni (pure sciences) dan ilmu-ilmu terapan (applied sciences).
a.  Ilmu Murni adalah ilmu pengetahuan yang bertujuan mengembangkan keilmuan secara abstrak untuk mempertinggi kualitas atau kesempurnaan ilmu itu sendiri dan tidak untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya ilmu matematika dsb.
b. Ilmu Terapan adalah ilmu pengetahuan yang bertujuan menerapkan atau mempraktekkan keilmuannya untuk membantu kesejahteraan dan meningkatkan martabat manusia di masyarakat. Dan dapat dirasakan manfaatnya secara langsung oleh masyarakat . Misalnya ilmu berhitung , akuntansi dsb.              







 CIRI-CIRI SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU
      (Menurut Harry M Johnson 1967, dalam Sosiologi A Systematic Introduction)
1.  Sosiologi Bersifat Empiris.
     Artinya bahwa sosiologi dikembangkan berdasarkan hasil penelitian empiris mengenai fenomena sosial yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. Ciri empiris ini harus dapat dibuktikan kebenarannya berdasarkan kenyataan yang ada secara logis atau rasional. Bukan atas spekulasi atau wahyu.Contoh : Masyarakat Indonesia terkenal ramah , sederhana, kekeluargaan dan gotong royong.
2.  Sosiologi Bersifat Teoritis
Artinya bahwa fenomena atau gejala-gejala sosial budaya sebagai obyek kajian Sosiologi diteliti secara teoritis dan konseptual berdasarkan hubungan sebab akibat (kausal) dan dirumuskan dengan metode dan prosedur ilmiah.
Contoh : seorang pelajar atau mahasiswa rajin belajar secara tekun karena didorong oleh keinginan menjadi orang yang pandai dan berguna bagi keluarga dan masyarakatnya.
3.  Sosiologi Bersifat Kumulatif
     Artinya teori-teori Sosiologi dibangun atas dasar teori yang sudah ada sebelumnya (misal ilmu filsafat). Teori-teori baru yang lebih mendekati kebenaran dan lebih luas, pada dasarnya merupakan penyempurnaan dari teori-teori yang sudah ada.
     Contoh : menurut teori Darwin, manusia di bumi ini berasal dari kera. Kenyataannya teori tersebut sudah tidak berlaku lagi. Dan mengalami perubahan.
4.  Sosiologi Bersifat Bukan Etika (Non Etis)
     Artinya Sosiologi bukan ajaran tentang tata susila dan tidak membicarakan tingkah laku baik atau buruk yang terjadi di masyarakat Tetapi tugas Sosiolog adalah mengungkapkan tentang tindakan sosial sebagai fakta atau hanya mendeskripsikan berbagai fenomena sosial budaya yang terjadi dalam masyarakat berdasarka hukum kausalitas.
     Contoh bahwa sosiologi bersifat tidak menilai bahwa bentrokan antar etnis atau antar desa adalah baik atau buruk, tetapi hanya mengkaji hubungan sebab-akibat dari bentrokan tersebut
Menurut  Robert K Merton dalam bukunya Sosiety Today Problem and Prospect menyebutkan `cabang-cabang Sosiologi adalah :
·                   Sosiologi Politik                      Sosiologi keluarga
·                   Sosiologi Hukum                     Sosiologi kedokteran
·                   Sosiologi pendidikan                          Sosiologi ekonomi
·                   Sosiologi Agama
                                                                                                                                                                                       
Cabang-Cabang Baru Sosiologi :
  • Sosiologi Budaya
  • Sosioolgi Industri
  • Sosiologi Masyarakat Kota
  • Sosiologi Masyarakat Pedesaan
  • Sosiologi Pariwisata
  • Sosiologi Pembangunan
G. KONSEP SOSIOLOGI SEBAGAI METODE
            Sosiologi sebagai metode adalah cara berpikir untuk mengungkapkan relaitas sosial yang ada dalam masyarakat dengan prosedur dan teori yang dapat dipertanggung jawabkan sebara ilmiah (Ilmu pengetahuan). Karena salah satu ciri ilmu pengetahuan adalah mengembangkan metode ilmiah.
            Metode ilmiah yang biasanya dipergunakan dalam Sosiologi adalah sebagai berikut
1). Metode Kualitatif
            Metode kualitatif terdiri atas tiga jenis yaitu :
    a). Metode historis adalah metode yang dipergunakan untuk menganalisis peristiwa- peristiwa yang terjadi pada masa silam.
            Contoh : untuk mengetahui dampak revolusi industri atau revolusi Perancis, kita     harus mempergunakan metode histori untuk mendapatkan bahan sejarah.
     b). Metode komparatif adalah metode yang mempergunakan perbedaan dan persamaan beserta sebab akibatnya dengan tujuan untuk mendapatkan data mengenai keadaan masyarakat masa silam dan masa sekarang. Misalnya masyarakat tradisional dengan masyarakat modern.
     c). Metode studi kasus adalah metode yang bertujuan untuk mempelajari sedalam- dalamnya gejala atau kejadian nyata yang terjadi dalam masyarakat. Misalnya maraknya tawuran antar desa dan antar suku di Indonesia
2). Metode Kuantitatif
            Metode kuantitatif ini ada dua macam yaitu :
      a). Metode Statistik adalah metode yang bertujuan untuk menelaah gejala-gejala  sosial  dengan  perhitungan matematis atau dengan angka-angka. Misalnya : jumlah   penduduk di Indonesia meningkat 2% pertahun
      b). Metode Sosiometri adalah metode yang bertujuan untuk meneliti dan menggambarkan hubungan-hubungan antar manusia dalam kehidupan masyarakat secara kuantitatif dengan angka. Misalnya angka pengangguran meningkat tajam pada massa krisis ekonomi global digambarkan dalam sebuah grafik.
3). Metode Induktif dan Deduktif
      a). Metode induktif adalah metode yang dipergunakan untuk merumuskan suatu proses yang dimulai dari kaidah-kaidah yang berlaku secara khusus untuk kemudian dipelajari  dalam keadaan umum. Misal: Dita kelas X A nilainya bagus, Amir dan beberapa temannya nilainya bagus. Siswa kelas X A nilainya bagus-bagus.
      b). Metode deduktif adalah metode yang menggunakan suatu proses yang dimulai dari kaidah-kaidah umum untuk kemudian dipelajari dalam keadaan khusus atau bagian-bagian. Misal :Lagu-lagu Pop di Indonesia sangat populer di Malaysia. Termasuk lagunya Piterpan, Ungu, Niji, Masiv, Ahmad Dani, Padi dll semuanya bagus.
4). Metode Empiris dan Rasionalistis
      a). Metode empiris adalah metode yang menyadarkan diri pada keadaan atau pengalaman nyata yang terjadi dalam kehidupan masyarakat, yang diwujudkan melalui penelitian. Jumlah kendaraan baik motor maupun mobil. Jumlahnya meningkat, terlihat semakin padatnya lalu lintas di jalan raya.
      b). Metode rasional adalah metode yang mengutamakan logika atau rasio untuk memahami masalah-masalah sosial yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. Misal Bencana banjir yang melanda di Indonesia disebabkan hutan lindung dibabat habis oleh illegal loging.
5). Metode Fungsional
Metode fungsional adalah metode yang bertujuan untuk meneliti sesuatu dari segi fungsi  atau  tujuannya dan hubungan balik yang saling mempengaruhi. Misalnya meneliti fungsi daun jambu berfungsi untuk obat sakit diare.
6). Metode  Survey Lapangan (Observasi)
      Metode ini digunakan untuk memperoleh data yang ada pada kehidupan   masyarakat  secara langsung. Data dapat diperoleh  melalui angket, wawancara atau observasi secara  langsung. Misalnya penelitian tentang adat istiadat suku Dayak di Kalimantan
7). Metode Partisipasi
      Metode ini digunakan untuk mengadakan penelitian mendalam tentang kehidupan kelompok dengan cara berbaur dengan kehidupan kelompok sambil melakukan pengamatan secara langsung melalui cara  penyamaran. Misalnya :Penelitian tentang kehidupan pemulung dengan menyamar menjadi pemulung

H.  Manfaat Sosiologi Sebagai Ilmu Pengetahuan
a.  Sosiologi dapat membantu kita untuk mengontrol dan mengendalikan setiap tindakan dan perilaku kita dalam kehidupan bermasyarakat
b.  Sosiologi mampu mengkaji status dan peran kita sebagai anggota masyarakat, serta dapat menilai dunia atau budaya lain yang belum kita ketahui
c.   Dengan bantuan sosiologi kita makin memahami nilai, norma, tradisi, dan keyakinan yang dianut oleh masyarakat lain, serta memanfaatkan perbedaan-perbedaan yang ada tanpa menyebabkan timbulnya konflik di antara anggota masyarakat yang berbeda
d.  Bagi kita sebagai generasi penerus, mempelajari sosiologi membuat kita lebih tanggap, kritis, dan rasional dalam menghadapi gejala-gejala social masyarakat yang semakin kompleks dewasa ini, serta mampu mengambil sikap dan tindakan yang tepat dan akurat terhadap setiap situasi social yang kita gadapi sehari-hari.

I.    Sifat Hakekat Sosiologi :
a.      Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan social
b.     Sosiologi bersifat kategoris (bukan normatif)
c.      Sosiologi merupakan ilmu murni (bukan terapan)
d.     Sosiologi bersifat abstrak (bukan konkrit)
e.      Sosiologi bertujuan mendapatkan pola-pola umum interaksi
f.       Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan empiris –rasional
g.     Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan umum (bukan Khusus)

v  KONSEP-KONSEP TENTANG REALITAS SOSIAL BUDAYA
            Dewasa ini cukup banyak konsep-konsep tentang realitas sosial yang disampaikan oleh para ahli. Mempelajari Sosiologi sangatlah penting bagi masyarakat, terutama bagi mereka yang ingin mendalami gejala  dan realitas sosial budaya.



1. Keluarga              
      Keluarga merupakan kesatuan sosial terkecil yang terdiri dari atas suami, istri dan anak-anak. Ketiga unsur itu dipersatukan oleh ikatan perkawinan yang syah, darah (keturunan) atau adopsi yang membentuk satu rumah tangga. Satu sama lain berinteraksi dengan perannya masing-masing sebagai anggota keluarga. Dan selanjutnya memepertahankan sekaligus menciptakan kebudayaan, misalnya: etika

Menurut Robert M,Z. Lawang (1985) ada empat karakteristik keluarga:
1).  Keluarga terdiri atas orang-orang yang bersatu karena ikatan perkawinan yang       syah, darah atau adopsi.
2).  Para anggota keluarga biasanya hidup bersama-sama dalam satu rumah tangga.
3).  Merupakan satu kesatuan orang-orang yang berinteraksi dan berkomunikasi.
4).  Keluarga itu mempertahankan suatu kebudayaan bersama dan sekligus menciptakan      kebudayaan.
Bentuk-bentuk Keluarga antara lain:
a.    Keluarga inti yang terdiri ayah, ibu dan anak-anak
b.    Keluarga luas yang terdiri dari keluarga inti ditambah keluarga lain
c.    Keluarga biologis atau keluarga kandung yang mempunyai hubungan darah
d.    Keluarga orientasi yaitu keluarga yang menjadi tempat bagi anak untuk memperoleh perlindungan, pendidikan dan tempat untuk mengapdi Misalnya panti asuhan.
e.    Keluarga lengkap yaitu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak
f.     Keluarga tidak lengkap yaitu keluarga yang salah satu anggotanya tidak ada (meninggal atau bercerai)
 Keluarga sebenarnya terbagi atas dua jenis :
aNuclear Family atau keluarga batih atau inti yang terdiri dari ayah, ibu dan anak
b. Extended Family atau keluarga besar yang meliputi keluarga ini ditambah dengan      kakek nenek, paman, bibi, keponakan, sepupu, cucu, cicit dsb.
2. Masyarakat
                        Istilah masyarakat berasal dari kata “musyarokah” yang berarti bersama-sama. Jadi masyarakat berarti kumpulan manusia yang relatif permanen, berinteraksi secara tetap dan menjunjung suatu kebudayaan tertentu. Dalam Sosiologi dan Antropologi istilah yang paling lazim dipakai untuk menyebut kesatuan hidup kolektif manusia adalah masyarakat  Dalam bahasa inggris dipakai istilah society, yang berasal dari kata Latin: socius, yang berarti kawan     
      Istilah masyarakat sebenarnya berasal dari akar kata Arab, syaraka yang artinya ikut serta, berpartisipasi atau bergaul
                   Apabila kita perhatikan bahwa masyarakat adalah sekumpulan manusia yang hidupnya saling bergaul atau berinteraksi sosial. Namun tidak semua kesatuan hidup manusia yang bergaul dan berinteraksi dinamakan masyarakat. Sekumpulan manusia yang berinteraksi itu haruslah memiliki ikatan dan identitas yang khusus, berupa pola perilaku kolektif yang khas, bersifat konsisten dan kontinyu dalam batas-batas geografis tertentu.
v  Menurut para ahli pengertian masyarakat sebagai berikut :
1)  J.L. Gillin dan J.P. Gillin dalam bukunya Cultural Sociology (1954), merumuskan  masyarakat sebagai kelompok besar yang memiliki kebiasaan, tradisi, sikap dan perasaan menyatu.
2)  Ralph Linton , seorang antropolog terkenal mengartikan masyarakat sebagai semua kelompok manusia yang telah lama hidup dan bekerjasama, sehingga mereka dapat mengorganisasikan dirinya sebagai suatu kesatuan dengan batas-batas tertentu.
3)  Selo Soemardjan, mengemukakan masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan.
4)  Prof Dr. Koentjoroningrat (1985),masyarakat adalah kelompok manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu dan terikat oleh rasa identitas bersama.
             Dengan demikian, sekumpulan orang yang menonton pertandingan sepak bola atau semua kerumunan penonton apapun yang tidak disebut masyarakat jika tidak mempunyai ikatan, sikap dan perasaan kolektif serta pola perilaku yang khas, walaupun mereka berinteraksi sosial. Sekumpulan orang yang berada di pasar, sekumpulan orang yang sedang melakukan unjuk rasa, dan sejenisnya tidak tergolong masyarakat melainkan dalam sosiologi disebut Kerumunan
             Namun demikian, suatu kelompok manusia yang hidup dalam suatu geografis tertentu, misalnya geografis desa, kota atau negara disebut masyarakat oleh karena memiliki syarat-syarat, seperti terjadinya proses interaksi sosial, berlakunya sistem adat-istiadat, nilai-nilai dan norma sosial yang khas mengatur pola perilaku para anggotanya. Itulah sebabnya kita mengenal adanya masyarakat desa, masyarakat kota, masyarakat jakarta, masyarakat Indonesia dan sebagainya.
Unsur Unsur Masyarakat Sebagai berikut :
      a. Merupakan kesatuan atau kolektivitas manusia yang relatif tetap
      b. Bertempat tinggal dalam waktu yang relatif cukup lama
      c. Bertempat tinggal dalam daerah tertentu secara geografis.
      d. Adanya aturan (adat istiadat) atau undang-undang tertentu yang mengatur           mereka bersama
      e. Memiliki nilai-nilai dan norma sosial serta pola perilaku yang khas.
3.   Kerumunan  (Crowd)
     Crowd adalah kelompok manusia yang bersifat sementara, berkumpul pada suatu tempat karena adanya pusat perhatian yang sama, tidak terorganisir dan tidak mempunyai sistem pembagian kerja.
Ciri-ciri Kerumunan :
a. Terjadi secara tiba-tiba
b. Tidak terorganisir
c. Tidak ada pemimpinnya
     Bentuk-Bentuk Kerumunan :
a.   Kerumunan Formal yaitu kerumunan yang mempunyai pusat perhatian dan tujuan yang  sama akan tetapi tujuannya pasif.
b.   Kerumunan ekspresif yang direncanakan Contoh : orang-orang yang berpesta
c.   Kerumunan yang kurang menyenangkan Contoh : antri karcis di rumah sakit
  1. Kerumunan orang-orang yang sedang panik Contoh kerumunan karena gempa
  2. Kerumunan Penonton Contoh : melihat pertandingan sepak bola , atau kecelakaan
  3. Kerumunan yang bertindak emosional Contoh : unjuk rasa atau demonstrasi
  4. Kerumunan orang-orang yang amoral Contoh : orang-orang yang sedang mabuk
4. Perkumpulan
           Perkumpulan adalah unit sosial atau kesatuan sosial yang ditandai oleh adanya kesamaan kepentingan. Karena ada beberapa kepentingan yang sama, beberapa orang berkumpul dan membentuk suatu kesatuan yang disebut perkumpulan atau asosiasi. Kepentingan tersebut bisa dalam bentuk persamaan hobi, ideologi, minat, partai politik , ekonomi atau bisnis, profesi dsb.
      Dalam lingkup yang kecil dapat disebut kelompok, bila anggotanya banyak disebut perkumpulan dan bila meliputi daerah yang luas dan keanggotaannya banyak dapat disebut organisasi atau asosiasi. Dan sistem kepemimpinan dalam perkumpulan atau organisasi umumnya berasaskan wewenang dan hukum, sedang pada kelompok didasarkan karena wibawa atau kharisma. Hubungan di antara anggotanya bersifat impersonal, yakni kurang saling mengenal dan sekedar berorientasi asas guna. Biasanya mereka mempunyai lambang organisasi sebagai identitasnya, seperti bendera, seragam atau logo-logo.
5. Ketetanggaan
            Tetangga merupakan unit (satuan) sosial yang terdiri atas beberapa orang yang bertempat tinggal saling berdekatan. Oleh karenanya hubungan hubungan antar tetangga menjadi sangat erat melebihi hubungan kekerabatan.Apalagi pada masyarakat pedesaan, tolong menolong antar tetangga mewarnai hampir seluruh segi kehidupan masyarakat. Hal ini berbeda dengan masyarakat kota yang individualistis. Di kota keakraban hubungan ketetanggaan cenderung berkurang dan renggang. Menurut hadist Rosulullah saw : “ Barangsiapa beriman kepada Allah, maka berbaik-baiklah dengan tetangganya “.
6. Kekerabatan
Kekerabatan adalah kesatuan sosial yang ditandai oleh hubungan genealogis atau  keturunan. Sistem kekerabatan yang berlaku dalam suatu masyarakat tidak selalu sama. Secara garis besar terdapatdua sistem kekerabatan, yaitu Kekerabatan Unilateral dan Kekerabatan Bilateral atau Parental.
 Kekerabatan Unilateral adalah kekerabatan yang melalui satu garis keturunan yaitu garis ketutunan Ayah saja (Patrilineal) atau garis keturunan ibu saja (Matrilineal)
 Misalnya: Kekerabatan Patrilinealpada suku: Bali, Irian, Batak, Mentawai Aceh dsb. Dan Kekerabatan Matrilinela misalnya Minangkabau.
Kekerabatan Parental atau Bilateral adalah kekerabatan yang menarik garis keturunan dari garis ketururnan ayah dan garis keturunan ibu bersama-sama. Misalnya terjadi pada suku Jawa,  Madura, Sunda , Bugis dsb.
7. Suku Bangsa
              Suku Bangsa adalah kesatuan sosial yang dibedakan dari golongan sosial lainnya karena mempunyai ciri-ciri yang paling mendasar dan umum, berkaitan dengan asal-usul, tempat asal, serta kebudayaannya, terutama bahasa. Bahasa sebagai wujud kebudayaan ternyata terbukti ampuh merangkum dan menghimpun banyak orang dalam satu ikatan suku bangsa. Paling tidak bahasa mampu menguatkan kesadaran kelompok.

v  KONSEP TENTANG REALITA SOSIAL      
             Hubungan antara berbagai konsep tentang realitas sosial budaya dalam Ilmu Sosiologi danAntropologi dapat dibahas melalui bagaimana cara memecahkan masalah sosial atau mencarikan solusinya  dari berbagai masalah sosial di masyarakat, seperti: kemiskinan, kejahatan,disorganisasi keluarga, peperangan,  masalah kependudukan dan masalah lingkungan hidup.
1. Kemiskinan          
              Kemiskinan adalah  suatu keadaan seseorang yang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompoknya dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga, mental maupun fisiknya dalam kelompok tersebut. Akibatnya timbul penggangguran, tuna wisma, tuna susila, kriminalitas dan sebagainya.
              Pada masyarakat yang sederhana, kemiskinan bukanlah merupakan masalah sosial dan kemiskinan identik dengan kesulitan memenuhi kebutuhan primer (sandang, pangan dan papan ) dan hal ini sudah dianggap takdir sehingga tidak ada usaha untuk mengatasinya. Contohnya : Masyarakat Yahokimo di Papua (Irian Jaya), mereka sudah terbiasa dengan rumah gubuk yang sangat sederhana dengan makanan ketela pohon atau umbi-umbian yang tinggalnya di puncak-puncak gunung.
Tetapi berbeda dengan masyarakat kota yang lebih modern, kemiskinan berarti harta bendanya tidak cukup untuk memenuhi standart kehidupan yang ada di lingkungannya, Inilah yang menyebabkan kemiskinan menjadi masalah sosial. Seseorang dianggap miskin jika tidak memiliki rumah gedung, televisi, mobil mewah, telepon dan barang-barang mewah lainnya. Sehingga terjadilah  masalah sosial yang berupa korupsi, pencurian, penipuan dan sebagainya, yang dapat merusak struktur atau tatanan masyarakat itu sendiri.
2. Kejahatan (Kriminalitas)
            Kriminalitas atau tindakan kriminal merupakan tindakan sosial yang disosiatif. Kriminalitas ditandai dengan perilaku-perilaku menyimpang yang cenderung melawan hukum atau pelanggaran norma sosial yang berlaku di masyarakat. Tindakan kriminal bukanlah bawaan lahir, dan dapat dilakukan oleh pria atau wanita dari beragam usia, anak-anak sampai usia dewasa bahkan lanjut usia Tindakan kriminal dapat berupa pembunuhan, mutilasi, perampokan, pemerkosaan, penculikan, pemerasan, penipuan, pencurian, pemalsuan, pelanggaran sumpah, korupsi, intimidasi, penyalahgunaan obat-obat terlarang dan sebagainya.
          Gejala kriminalitas lain yang berkembang di masyarakat saat ini adalah adanya White Collar Crime (kejahatan kerah putih) yaitu kejahatan yang dilakukan oleh para pengusaha atau pakar/ahli. yang memakai pakaian yang berkerah putih. Misalnya: penyalahgunaan jawabat atau wewenang yang menjurus keaspek material (korupsi).
Kebalikannya disebut Blue Collar Crime (kejahatan kerah biru) atau orang yang menggunakan seragam kerja biru atau sejenis buruh. Misalnya: mencuri ayam, penjambretan, penodongan dan sebagai nya.
              Kejahatan terbentuk melalui proses imitasi (peniruan), pelaksanaan peran sosial yang tidak sesuai (penipuan), differensiasi sosial (perbedaan status/kedudukan) sehingga timbul kecemburuan sosial, kompensasi (imbalan) ketidak mampuan diri, identifikasi (menyamakan diri) dan kekecewaan yang agresif yang berlebihan sehingga menimbulkan dendam. Ini disebut Demoralisasi  atau  Degradasi moral  artinya keadaan dimana kualitas moral warga masyarakat mengalami penurunan.
Perilaku jahat itu diperoleh dari pergaulan yang dekat dengan pelaku kejahatan sebelumnya, ditambah dengan pengaruh media massa atau media komunikasi yang kurang kondusif atau mendidik seperti : buku, koran, radio, film dan televisi dan sebagainya yang mendorong seseorang untuk berperilaku jahat . Untuk itu diperlukan ketebalan  keimanan seseorang melalui belajar agama dan belajar buku-buku yang bermanfaat.
3. Disorganisasi Keluarga
              Disorganisasi keluarga adalah suatu keadaan keluarga yang sudah tidak harmonis akibat anggota-anggotanya mengalami kegagalan dalam melaksanakan perannya dan statusnya sebagai anggota keluarga. Keluarga yang tidak harmonis biasanya akan menghadapi kesukaran dalam mengembangkan kehidupannya. Kehidupan keluarga yang berantakan ini biasanya diwarnai oleh suasana konflik atau keributan yang terus-menerus diantara anggota keluarganya.
 Menurut William J. Goode, faktor-faktor yang menyebabkan disorganisasi keluarga adalah sebagai berikut ;
  1. Hubungan suami-istri diluar perkawinan yang tidak syah menurut norma agama
  2. Putusnya hubungan perkawinan suami-istri karena perceraian
  3. Salah satu anggota keluarga yang bertindak sebagai pemimpin keluarga ada yang meninggal dunia, dihukum atau kerja dalam jangka wakatu lama
  4. Buruknya komunikasi antar anggota keluarga
  5. Terganggunya keseimbangan jiwa dari salah satu anggota keluarga.
4. Konsumerisme
            Konsumerisme adalah berperilaku hidup menggunakan cara-cara yang berlebihan dalam pemakaian barang, konsumsi berlebihan misalnya banyak menghabiskan uang untuk pesta, selamatan atau pembelian barang yang tidak banyak manfaatnya. Sikap konsumerisme ini sering dipengaruhi oleh gaya hedonisme. Hedonisme adalah perilaku yang selalu memuja kemewahan demi untuk prestise atau gengsi. Selalu memamerkan kekayaan, pakaian mewah / glamor, barang-barang mewah, dan sebagainya.
Pola pikir ini sebagai akibat berlangsungnya proses modernisasi, dimana seseorang lebih suka membeli barang-barang produksi pabrik melebihi kebutuhan dari pada harus membuat sendiri. Sikap konsumerisme akan menjadikan orang sangat konsumtif sehingga kadang memicu munculnya sikap malas atau boros. Hal ini disebabkan karena pola pikir manusia modern yang cenderung melakukan hal-hal yang dianggap efektif. Sikap konsumerisme ini menumbuhkan sikap ketidakmandirian hasil produksi dalam negeri dimana masyarakat diharapkan dapat membuat barang-barang sendiri melalui kerajinan rakyat yang tidak kalah kreatifnya dibanding produksi Cina, Taiwan, Korea, Jepang dan lain-lain.
5.  Sekularisme
Sekularisme adalah paham yang membedakan atau memisah-misahkan antara kehidupan keagamaan dengan kehidupan keduniaan. Sikap sekularisme pada hakekatnya merupakan pola pikir yang lebih mendahulukan kepentingan-kepentingan yang bersifat keduniaan. Pola pikir sekularisme ini merupakan dampak negatif dari proses rasionalisme dan modernisasi sehingga orang jadi berkurang kepercayaannya terhadap nilai-nilai religius yang tertuang dalan ajaran agama, misalnya seperti pengertian yang ada dalam Al Qur’an dan Al Hadist. Padahal sebenarnya kehidupan dunia dan akherat ini adalah satu paket, dimana perilaku kita di dunia akan diperhitungkan di akherat nanti
Contoh seorang muslim dan muslimah harus mematuhi perintah agama dan menjauhi larangan agama seperti, cara berpakaian, cara pergaulan, bidang ekonomi dengan menjauhi rentenir, menjauhi maksiat, menjahui bermain curang di bidang politik dan sebagainya
6. Peperangan  
            Peperangan dipandang sebagai bentuk pertentangan yang dahsyat sehingga merugikan dan menimbulkan banyak korban atau terjadi disorganisasi baik di Negara yang menang maupun di pihak yang kalah. Masalah ini berbeda dengan masalah sosial lainnya karena menyangkut masalah politik, sehingga memerlukan kerjasama internasional untuk menanganinya. Misalnya perebutan wilayah (agresi), ingin menjajah supaya sumber daya alamnya dapat dikuras oleh penjajah, dan sebagainya.
7 Demokratisasi
            Demokratisasi diawali dari perubahan sistem pemerintahan Tirani dan Monarkhi, bergeser menjadi sistem Aristokrasi dan Oligarki. Kemudian modernisasi mempengaruhi sistem pemerintahan dunia, sehingga sistem pemerintahan kerajaan berubah dan berkembang menjadi Rebublik, dimana sistem pemerintahannya bergeser menjadi Sistem Pemerintahan Demokrasi, yaitu sistem kekuasaan negara ada di tangan rakyat melalui perwakilan rakyat yang dikenal dengan DPR (Dewan Perwakilan Rakyat).
          Berkembangnya sikap-sikap demokrasi diwujudkan dalam bentuk munculnya partisipasi rakyat dalam berbagai urusan, baik Tingkat Daerah maupun diTingkat Nasional.
8. Separatisme
Separatisme adalah suatu gerakan sekelompok orang yang bersifat sistematis dan terorgaisir untuk memisahkan diri (membebaskan) dari pemerintahan pusat (NKRI). Secara sosiologis kelompok masyarakat yang ingin memisahkan diri ini memiliki kepentingan ingin membangun pemerintahan sendiri, dimana pengelolaan kekayaan alam daerahnya dapat dimanfaatkan untuk pengembangan pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan sendiri tanpa campur tangan pemerintah pusat. Misalnya: Masyarakat Aceh oleh GAM (Gerakan Aceh Merdeka), Gerakan Papua Merdeka, Republik Maluku Selatan. Timor Timur (sudah merdeka)
          Gerakan sparatisme ini dipicu kurangnya perhatian pemerintah terhadap potensi daerah masing-masing wilayah. Untuk memenuhi aspirasi masyarakat daerah ini, pemerintahan telah membentuk Sistem Pemerintahan Otonomi Daerah. Tidak lagi dimonopoli pemerintahan pusat atau propinsi, tetapi dipimpin oleh Kepala Pemerintahan Kabupaten/Kota. (Dati II).

9. Kependudukan
             Kependudukan merupakan realitas social yang dapat menimbulkan masalah sosial apabila tidak diatasi secara cepat. Seperti persebaran penduduk yang tidak merata, angka kelahiran yang tinggi, angka kematian ibu dan anak yang cukup tinggi, angka pendidikan dan kesejahteraan penduduk yang rendah serta laju pertumbuhan yang tidak terkendali maupun tingkat kesehatan yang memprihatinkan.
             Kepadatan penduduk di daerah perkotaan tentu saja akan berdampak pada timbulnya permasalahan sosial, seperti pengangguran, kriminalitas dan menjamurnya slum area (daerah kumuh) karena kemiskinan., Sementara di daerah pedesaan menjadi kekurangan tenaga kerja karena penduduknya banyak yang berurbanisasi ke kota.. Menurut data statistic tahun 2002, jumlah penduduk Indonesia telah mencapai sekitar 240 juta jiwa dengan angka pengangguran sebesar 40%. Dengan demikian sekitar 100 juta jiwa penduduk Indonesia berada dalam taraf kemiskinan.
1O. Lingkungan Hidup
              Lingkungan hidup merupakan wilayah disekitar manusia atau masyarakat dimana masyarakat tersebut bertempat tinggal untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Lingkungan hidup meliputi lingkungan fisik, biologis, sosial dan budaya yang biasanya mengalami perubahan dan perkembangan dari waktu ke waktu. Manusia dalam rangka mempertahankan hidupnya melakukan penyesuaian atau adaptasi terhadap lingkungan hidupnya.
              Dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya ini manusia kadang tidak memperhatikan keseimbangan ekosistem, sehingga pada masyarakat di daerah pedesaan atau pedalaman yang berhutan lebat biasanya sering melakukan penebangan liar atau pembabatan liar pada hutan yang sebenarnya merupakan hutan lindung. Akibatnya pada waktu musim hujan terjadilah musibah tanah longsor atau banjir bandang yang sangat merugikan masyarakat itu sendiri, karena akar pohon yang seharusnya menyerap air hujan sudah tidak efektif lagi penyerapannya.atau pada tanah-tanah yang miring, akar pohon sudah tidak dapat menahan longsornya tanah di atasnya.Demikian juga pada daerah- daerah industri sering terjadi pencemaran lingkungan dari asap pabrik dan bila banyak pohon ditebang menyebabkan tidak adanya penyerapan polusi atau gas karbon dioksida, sehingga sering menimbulkan sesak nafas, kanker dan gejala penyakit lain.

LEMBAR KERJA SISWA
Pokok Masalah !
  1. Apa yang dimaksud dengan kemiskinan ? dan sebutkan penyebab  terjadinya kemiskinan di wilayahmu. Bagaimana cara pemerintah dan keluargamu dalam mengatasi kemiskinan yang terjadi di sekitarmu ?
  2. Dalam realitas sosial banyak ditemukan keluarga-keluarga yang tidak harmonis. Faktor-faktor apa yang menjadi penyebab suatu keluarga menjadi tidak harmonis (disorganisasi keluarga). Apakah akibat yang ditimbulkannya ?.
  3. Adakan penelitian masyarakat di sekitarmu atau keluargamu. Apakah sekularisme sudah berkembang sedemikian rupa?. Misalnya : perilaku dan pakaian mereka sudah tidak bersifat Islami ?. Cobalah identifikasikan.!
  4. Hadirnya industri di suatu daerah, disamping berdampak positif juga bisa berdampak negatif terhadap hubungan kemasyarakatan dan moral. Dampak negatif apa yang sering menimbulkan masalah sosial .
  5. Sebutkan faktor-faktor penyebab kriminalitas di Indonesia berkembang dengan pesat pada masa sekarang ini ?
  6. Mengapa separatisme masih terjadi di Indonesia, terutama daerah-daerah yang terlihat masih terbelakang
  7. Konsumerisme sudah merupakan perilaku yang wajar sekarang ini. Mengapa demikian ?
  8. Mengapa konflik sering terjadi antara siswa dengan siswa lain ?
UJI KOMPETENSI SOSIOLOGI
KELAS X  SEMESTER GASAL
Berilah tanda silang pada jawaban yang paling benar
1. Suatu kerangka pengetahuan yang tersusun  Secara sistematis dan teruji kebenarannya     berdasarkan hasil penelitian ilmia  disebut…
  1. Metode ilmiah                          B. Ilmu Pengetahuan                 C. Pengetahuan
D.  Sifat ilmu pengetahuan             E. Berpikir rasional
2. Kesimpulan yang diambil harus dapat dibuktikan melalui pembuktian panca indera, serta dapat  diuji kebenarannya dengan fakta merupakan sifat ilmu pengetahuan yang  dinamakan……..
  1. Rasional        B.Obyektif            C. Non etis             D.Empiris         E. Akumulatif
3. Sosiologi adalah suatu cara berpikir ilmiah untuk  mengungkapkan realitas sosial yang ada  dalam masyarakat dengan menggunakan   prosedur dan teori yang dapat dipertanggung  jawabkan secara ilmiah. Pernyataan  tersebut merupakan pengertian Sosiologi sebagai .....
    A.  Konsep            B. . teori           C. Metode               D. Ilmu               E. Prinsip
4. Seorang ahli Sosiologi yang mendapat   julukan sebagai Bapak Sosiologi adalah..
    A. Max Weber   B. August Comte  C.Peter L Berger     D.Roucek and W  E  Emile Durkheim 
5. Sosiologi dan Antropologi adalah kumpulan  pengetahuan yang disusun secara sistematis     dan  diuji kebenarannya berdasarkan   penelitian ilmiah. Pernyataan tersebut  merupakan     pengertian  sosiologi sebagai...   
     A. Ilmu               B. Teori               C. Metode            D. Gejala            E. Konsep
6.  Sosiologi sebagai cabang   ilmu pengetahuan sosial yang dikembangkan berdasar hasil penelitian empiris mengenai  fenomena sosial yang terjadi dalam     kehidupan masyarakat adalah ciri sosiologi  dan antropologi bersifat ......
     A. Empiris         B. Non etis       C. Kumulatif      D. Metodologis        E. Teoritis
7. Teori-teori sosiologi dan antropologi selalu mengalami penyempurnaan sejalan dengan perkembangan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa sosiologi dan antropologi bersifat....
A. Empiris                 B . Non etis           C. Kumulatif            D. Teoritis     E. Metodologi
 8.  Berikut ini adalah cabang ilmu pengetahuan
1.    Ilmu filsafat         
2.    Ilmu Sosiologi
3.    Ilmu Ilmu Agama
4.    Ilmu Politik
5.    Ilmu Sastra
6.    Ilmu Hukum
Yang termasuk cabang IPS dan IP Budaya adalah :
A    1,2,3 dan 4,5,6
B    1,3,5 dan 2,4,5
C.   2,3,5 dan 1,4,6
D.   2,4,6 dan 1,3,5
E..  4,6,5 dan 1,2,3
9.   Metode Sosiologi dan antropologi yang mempergunakan angka-angka, sehingga gejala       sosial yang diteliti dapat diukur dengan skala  indeks atau tabel, disebut metode ....
  A.   Kualitatif         B. Deduktif        C. Kuantitatif        D. Rasionalistik         E.  Induksi
10. Metode sosiologi yang bertujuan untuk meneliti sesuatu dari segi fungsinya disebut...
  A.  Metode rasionalistis                 B. Metode empiris            C. Metode fungsional
  D.  Metode kualitatis                      E. Metode kuantitatif
11. Metode penarikan kesimpulan dari hal-hal  Yang khusus ke hal-hal yang umum disebut
 A. Statistik          B. Induksi               C. Deduktif         D. Komaratif      E.  Studi kasus
12. Perhatikan tabel berikut ini !
Ilmu Murni
Ilmu Terapan
 Kimia
Farmasi
Zoologi
Peternakan
Botani
A…………
Astronomi
B…………
Geologi
Pertambangan
Hukum
Peradilan
Sosiologi
Etika pergaulan
        
        Dari tabel di atas, A dan B adalah ….
        A.  perkebunan dan Astrologi                     D. pertanian dan perbintangan 
        B.  pertambangan dan kelautan           E . pertambangan dan Biologi   
        C. Pendidikan dan Navigasi13
13. Bahan kajian di dalam Ilmu Sosial adalah…..
  1. fenomena alam dan manusia
  2. hubungan sosial antar manusia
  3. aspek ilmiah masyarakat
  4. perwujudan kerohanian masyarakat
  5. hubungan manusia dengan alam
14. Dampak negatif dari proses rasionalisme dan modernisasi sehingga orang jadi berkurang kepercayaannya terhadap nilai-nilai religius yang tertuang dalan ajaran agama, adalah faham ……
      a.  Demokratisasi                   b. Sekularisasi                             c. Separatisme
      d.  Konsumerisme                           e.  Devianisme
15. Berikut ini merupakan contoh penelitian sosiologi yang menggunakan metode statistik,      kecuali…
A.    Hubungan antara kenakalan remaja dengan faktor keluarga broken home
B.    Timbul kecelakaan kerja selama 1 tahun meningkat 20 %
C.    Jumlah peserta KB di Jatim 245.000
D.    Kejahatan penjambretan sepeda motor menurun 50 %
E.    Pengidap penyakit AID di Jatim 51 orang
16. Perhatikan pernyataan ini!
     1. Muhammad Faldi adalah anak pandai
     2. Maylida adalah anak yang cerdas
     3. M. Faldi dan Maylida duduk di kelas XF
     Kesimpulannya anak-anak kelas XF pandai-pandai.   Metode penarikan kesimpulan dari hal-hal yang  khusus ke hal-hal yang umum disebut  
  1. Statistik       B. Deduksi         C. Studi kasus              D. Induksi             E. Empiris       
17. Jika Lolita ingin meneliti kebudayaan suatu daerah, metode yang paling cocok digunakan       adalah                             
       A.  Survei lapangan     B.Eksperimen         C.Fungsionalisme     D. Empiris     E. Statistik             
18. Suatu gerakan sekelompok orang yang bersifat sistematis dan terorgaisir untuk memisah kan diri (membebaskan) dari pemerintahan pusat (NKRI) merupakan gerakan …
      a.  Demokratisasi                   b. Sekularisasi                             c. Separatisme
      d.  Konsumerisme                           e.  Hedonisme
19. Ciri-ciri keluarga adalah sebagai berikut  kecuali ……
  1. Terdapat ikatan perkawinan yang syah              D. Mempertahankan kebudayaan bersama
  2. Memiliki hubungan darah atau adopsi                 E.  Menginginkan keturunan semata
  3. Berinteraksi dan berkomunikasi
20. Sekelompok manusia yang berinteraksi menurut  suatu sistem adat istiadat tertentu       yang  bersifat kontinue dan terikat oleh identitas bersama   disebut ……..
  1. Sistem sosial    B, Kebudayaan   C. Masyarakat       D. Kerumunan     E. Perkumpulan
21. Perhatikan pernyataan di bawah ini !
      1. Terjadi secara tiba-tiba
      2. Tidak terorganisir
      3. Tidak terdapat pemimpinnya
      4. Berkumpul disuatu tempat
      5. Bersifat sementara.
      Pernyataan diatas dinamakan ….
  1. Suku Bangsa      B. Kerumunan    C. Kekerabatan      D. Masyarakat   E. Ketetanggan
22. Perhatikan pernyataan berikut ini!
      1. Antri karcis di rumah sakit
      2. Unjuk rasa atau demonstrasi
      3. Melihat orang yang sedang bertengkar di Pasar
      4. Membakar sepeda motor penjambret
      Pernyataan diatas yang termasuk kerumunan yang bertindak emosional dan kerumunan
      yang kurang menyenangkan adalah….
A.    1, 2, dan 3, 4         C.  2, 3, dan 1, 4                   E.  2, 4, dan  1, 3
B.    1, 3, dan 2, 4         D.   3, 4, dan 1, 2
23. Faktor-faktor penyebab disorganisasi keluarga adalah sebagai berikut, kecuali…..
  1. Hubungan suami istri di luar perkawinan
  2. Salah satu orang tua ada yang mening gal dunia
  3. Terganggunya keseimbangan jiwa salah satu anggota keluarga
  4. Putusnya hubungan perkawinan
  5. Komunikasi antar keluarga berjalan dengan  baik
24. Masalah sosial akibat dari kependudukan di Indonesia adalah di bawah ini, kecuali…
  1. Persebaran penduduk yang tidak merata
  2. Tingkat kelahiran yang tinggi
  3. Tingginya tingkat kesehatan masyarakat
  4. Angka kematian ibu dan anak tinggi
  5. Tingkat pendidikan dan kesejahteraan rendah
25. Suatu keadaan seseorang yang tidak sanggup  memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf hidup kelompoknya dan tidak mampu memanfaatkan tenaga, mental maupun fisiknya  dalam  kelompok tersebut disebut ….
  1. Deliquesi          
  2. Kemiskinan      
  3. Tuna Wisma
  4. Keterbelakangan mental
  5. Disorganisasi sosial
26. Kejahatan dapat terbentuk karena dibawah ini   kecuali…
  1. Melalui proses meniru
  2. Pelaksanaan peran sosial yang tidak sesuai
  3. Proses sosialisasi yang  sempurna
  4. Kompensasi dari kekecewaan
  5. Kecemburuan sosial
27. Kerusakan lingkungan hidup disebabkan karena  masyarakat sangat memperhatikan….
  1. Pembabatan hutan lindung di lereng gunung
  2. Pencemaran lingkungan oleh asap industri
  3. Pemupukan tanah yang berlebihan
  4. Kelestarian lingkungan alam
  5. Pembuangan sampah rumah tangga di sungai-sungai
28. Perilaku yang selalu memuja kemewahan demi untuk prestise atau gengsi. Selalu memamerkan kekayaan, pakaian mewah / glamor, barang-barang mewah, dan sebagainya, merupakan paham …..
      A.  devianisme             B. hedonisme           C. sekularisme
      D.  white collar crime     E. blue collar crime
29. Kesatuan sosial yang dibedakan dari golongan lainnya karena mempunyai ciri-ciri mendasar berkaitan dengan asal-usul, tempat asal serta  kebudayaannya disebut…..
  1. Kekerabatan    B. Suku bangsa     C. Ketetanggaan   D. Perkumpulan    E. Masyarakat
  2. ernyataan ini!
30. Ciri-ciri masyarakat adalah sebagai berikut,   kecuali ....
      A. Kesatuan manusia yang relatif tetap         D. Memiliki undang-undang yang mengikat
      B. Menetap dalam waktu relatif tetap  E. Memiliki consensus untuk hidup bersama
      C. Bertempat pada daerah tertentu.

BAB 2
NILAI DAN NORMA YANG BERLAKU DALAM MASYARAKAT
A.   PERAN NILAI DAN NORMA SOSIAL DALAM PROSES SOSIALISASI
               Pembentukan kepribadian sangat erat kaitannya dengan proses sosialisasi. Proses sosialisasi yang berjalan baik dan sempurna akan membentuk sikap dan perilaku (kepribadian) yang baik pula. Dalam proses sosialisasi tersebut peran nilai dan norma sosial sangatlah penting. Untuk mempelajari proses kepribadian ini marilah kita pahami tentang peran nilai dan norma dalam masyarakat !.

B. NILAI-NILAI SOSIAL YANG BERLAKU DALAM MASYARAKAT
          Nilai Sosial  adalah ukuran atau kriteria yang diinginkan, dicita-citakan, dianggap penting, dianggap pantas, berharga. Misalnya prestasi, ketaatan kepada orang tua dan kepercayaan kepada ajaran agamanya. Wujud Nilai  dibedakan dalam bentuk benar-salah, baik-buruk, boleh-dilarang, indah-tidak indah dan lain-lain yang mempengaruhi sikap dan perilaku sosial dari orang-orang yang memiliki dan mengembangkan nilai tersebut.
          Sesuatu yang baru, seperti rumah baru, baju baru, televisi baru, kursi baru, model mobil baru dan sejenisnya biasanya dianggap memiliki nilai-nilai sosial yang tinggi dan berharga dalam masyarakat. Namun ada pula orang memberi nilai tinggi terhadap barang-barang kuno atau klasik, seperti mobil kuno yang antik, benda-benda purbakala, lukisan klasik dan sebaginya, sedang bagi orang awam hal itu dianggap tidak bernilai. Dengan demikian, suatu nilai sosial itu dapat memiliki arti obyektif (nilai-nilai umum) dan arti subyektif (nilai-nilai pribadi).
           Dalam Sosiologi yang dibahas bukanlah suatu benda, konsep atau pernyataan itu bernilai tidak bernilai, melainkan sejauh mana suatu nilai tertentu mempengaruhi sikap dan perilaku individu atau kelompok dalam berinteraksi sosial di masyarakat. Setiap kelompok atau kesatuan masyarakat memiliki nilai-nilai sosial tertentu, bahkan suatu unsur nilai budaya tertentu dianggap mempunyai nilai yang sangat tinggi atau sakral bagi orang atau sekelompok masyarakat. Sehingga dalam kehidupan masyarakat seringkali terjadi pertentangan nilai-nilai sosial antara individu dengan individu lain yang berbeda memandang suatu nilai sosial. Misalnya seringkali terjadi konflik antara remaja dengan orang tua, murid dengan guru, kakak dengan adik, suku dengan suku bangsa lain yang pada dasarnya disebabkan oleh pertentangan nilai-nilai sosial budaya. Lagu-lagu rok Barat, diskotik, minuman keras, bahkan narkoba bagi sekelompok remaja dianggap baik dan modern. Namun bagi remaja pada umumnya yang berpedoman pada nilai-nilai Islam, hal tersebut dianggap tidak bernilai, bahkan dianggap dapat merusak fisik dan mental generasi muda.
           Prof . DR. Koentjoroningrat dalam bukunya yang berjudul “Pengantar Antropologi” menyebutkan bahwa Sistem Nilai  itu merupakan konsep atau pandangan yang hidup dalam  alam pikiran sebagian besar warga masyarakat tentang hal-hal yang dianggap amat baik dan bernilai dalam kehidupan masyarakatnya. Disebutkan pula bahwa sistem nilai sosial budaya biasanya berfungsi sebagai pedoman sikap dan perilaku manusia dalam berhubungan sosial di masyarakat.

C. JENIS-JENIS  NILAI SOSIAL Berdasarkan sifatnya
1Nilai Religius
          Nilai religius adalah ukuran hidup yang berupa larangan, anjuran dan perintah yang bersumber dari ajaran agama yang dianut oleh masyarakat. Sebagai makhluk ciptaan Allah, manusia dalam kehidupannya mempercayai adanya kekuasaan Allah. Pada kelompok masyarakat yang religius, pelanggaran terhadap nilai-nilai agama merupakan perbuatan dosa yang harus dihindari. Nilai-nilai religius ini berpedoman Al-Qur’an dan Hadist bagi ummat muslim dan Injil bagi ummat Nasrani.
           Menurut nilai-nilai keagamaan, sikap dan perilaku melawan atau menentang orang tua, guru, atau memburukkan orang lain,  bersalaman atau bersentuhan dengan orang yang bukan muhrimnya termasuk perbuatan dosa dan dilaknat oleh ALLAH s,w,t. Demikian pula perilaku suka berbohong, tidak jujur, ingkar janji, menyontek merupakan perbuatan yang melanggar nilai-nilai keagamaan atau religius.   
2Nilai Logika (Akal)
          Nilai logika adalah ukuran tentang benar-salah suatu konsep, pernyataan atau tindakan yang bersumber dari hasil pemikiran akal sehat manusia yang diakui secara umum oleh masyarakat.
          Bagi pelajar, angka raport 8 adalah nilai yang cukup tinggi, tetapi nilai 5 dianggap rendah. Siswa yang sangat rajin belajar dan disiplin akan dapat mencapai prestasi yang memuaskan dan naik kelas. Makanan yang sehat dan bergizi adalah yang mengandung 4 sehat 5 sempurna. Siswa yang salah dalam menjawab soal tes atau salah dalam mengemukakan pendapatnya, biasanya akan mendapat sebutan  tidak pandai atau bodoh. Ilustrasi tersebut menunjukkan bahwa kehidupan masyarakat itu dipengaruhi oleh nilai-nilai logika.
3). Nilai Etika
            Nilai etika adalah ukuran tentang baik-buruk suatu konsep, pernyataan atau tindakan yang bersumber dari kata hati yang sehat menurut masyarakat umum (biasanya dikaitkan dengan budaya setempat).
            Tata tertib sekolah, tata krama pergaulan, kebiasaan memberi salam,  kode etik profesi atau adat istiadat sangat penting untuk ditegakkan dalam kehidupan masyarakat. Menurut A.A Gym ada 5 kiat sukses dalam pergaulan manusia yaitu: Senyum, Salam, Sapa, Sopan dan Santun. Perilaku negatif, seperti menyerobot antrian karcis, memaki-maki di depan umum, meludah dan kencing disembarang tempat, duduk melipat kaki dan tidak etis adalah tindakan yang tidak beretika. Dan orang yang melakukannya dianggap tidak sopan atau tidak memiliki etika moral.
4Nilai Estetika (keindahan)
              Nilai estetika adalah ukuran tentang indah atau tidak indah suatu konsep, keadaan, tindakan atau pernyataan yang bersumber dari perasaan sehat manusia secara umum
Pemandangan yang sangat menakjubkan di gunung atau di pantai, kota yang arsitekturnya mendetail dan mengandung nilai seni disebut mempunyai nilai keindahan. Gadis yang cantik, luwes, enak diajak bicara, cerdas, berpengetahuan luas, lagu-lagu yang enak didengar, mempunyai keindahan tersendiri. Sedang orang yang keras, tidak romantis, tidak artistik, kaku dalam bergaul, rasanya tidak memiliki keindahan dan tidak menarik. 
5Nilai Praktika
               Nilai pratika adalah ukuran tentang terampil atau tidak terampil sesuatu tindakan atau perilaku yang bersumber dari pengamatan nyata dan sehat di masyarakat umum.
               Apabila ada orang yang terampil menggunakan atau menjawab telepon dengan cantik, terampil membuat surat menyurat, membuat kerajinan tangan atau merangkai bunga, memperbaiki mobil atau sepeda motor, mengoperasikan komputer, terampil berbahasa Inggris, Jepang, Perancis, berpidato dan lain-lain dikatakan sebagai orang yang memiliki nilai pratika.
          Menyimak uraian tersebut diatas, jelaslah bahwa nilai-nilai sosial itu merupakan alat kontrol bersikap dan berperilaku dalam berinteraksi dengan orang lain. Nilai-nilai sosial tersebut sebenarnya ditujukan untuk mengarahkan dan menilai pola perilaku atau tindakan nyata setiap indinvidu atau kelompok dalam kehidupan di masyarakat.

D. JENIS-JENIS NILAI MENURUT PROF. NOTONAGORO
Dibedakan dalam 3 jenis yaitu :
1)     Nilai  Material artinya nilai dari segala macam benda yang berguna bagi jasmani manusia.  Contoh : kendaraan, alat kerja, hutan, tambang dsb
2)     Nilai  Vital  artinya segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat melakukan     aktivitas atau kegiatan. Contoh : makanan, pengetahuan, kesehatan. Air, udara
3)     Nilai Spiritual artinya segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia.
 Yang termasuk nilai kerohanian ini meliputi
:
 a. Nilai kebenaran/keyakinan yaitu nilai yang bersumber dari akal manusia
 b. Niilai keindahan  (estetika) yaitu nilai yang bersumber dari unsur rasa manusia
 c. Nilai moral/kebaikan yaitu nilai yang bersumber dari unsur kehendak/kemauan      (karsa,etika)
 d. Nilai religius yaitu nilai yang bersumber dari keyakinan atau kepercayaan manusia,  
yang merupakan nilai kebutuhan kerohanian yang tinggi dan mutlak (agama)
        Sumber Nilai:  1.  Agama                        3. Ilmu pengetahuan
                                     2.  Filsafat                        4. Adat istiadat

EFUNGSI NILAI:
1)          Nilai menyumbangkan seperangkat alat yang siap dipakai untuk menetapkan harga sosial  atau status sosial dari pribadi dan kelompok. Nilai ini mungkin adanya sistem stratifikasi  sosial secara menyeluruh dalam setiap masyarakat.
             Contoh ; Orang kaya yang memiliki jabatan, maka mereka mempunyai tempat atau      kedududkan yang tinggi di masyarakatnya dibandingkan dengan mereka yang tidak   mempunyai apapun.
2)       Cara berpikir dan berperilaku secara ideal
            Contoh: Seorang anak harus patuh dan berbakti pada guru dan orang tua.
3)    Nilai merupakan penentu akhir bagi manusia dalam memenuhi peranan sosialnya.
            Contoh :  Hakim harus dapat memutuskan vonis perkara secara adil
                          Ayah berkewajiban memberi nafkah dan melindungi keluarga
4)          Nilai berfungsi sebagai pengawas dengan daya tekan dan mengikat tertentu
            Contoh : Siswa yang berkelakuan buruk, bersikap kasar akan dihukum oleh guru dan   tidak disukai dan dikucilkan oleh teman-temannya.
5)       Nilai berfungsi sebagai alat solidaritas dikalangan anggota kelompok dan masyarakat
            Contoh : Nilai gotong royong, nilai persatuan dan kesatuan, kejujuran, keadilan, kerja keras dan tanggung jawab yang diyakini oleh masyarakat.

LEMBAR KERJA SISWA
1. Sebutkan nilai-nilai yang kalian jadikan sebagai prinsip hidupmu !
2. Amatilah lingkungan sekitarmu  untuk menemukan contoh nilai sosial yang dahulu   dianggap baik, tetapi sekarang dianggap sudah tidak dianggap baik
3. Carilah contoh nilai sosial yang dahulu dianggap tidak diterima masyarakat, tetapi  sekarang sudah mendapat perlakuan yang wajar.
4. Mengapa kita atau masyarakat selalu membutuhkan nilai-nilai sosial dalam kehidupannya
5. Lakukan investigasi sederhana mengenai nilai etika yang dikembangkan di tempat  tinggalmu .
6. Buatlah scenario percakapan di telepon dengan orang lain yang belum kamu kenal  sebelumnya. Misalnya dengan orang tua temanmu atau orang lain.
7. Buatlah contoh cara seseorang yang sedang bertamu ke rumah orang lain ?


I.  NORMA SOSIAL YANG BERLAKU DI MASYARAKAT.
              Norma Sosial  adalah aturan-aturan atau pranata sosial yang berfungsi mengatur pola tindakan atau perilaku manusia dalam kehidupan masyarakat dengan tingkat sanksinya.
              Norma sosial pada hakekatnya merupakan pedoman sikap dan perilaku bagi setiap individu warga masyarakat dalam berhubungan sosial. Norma ini berfungsi sebagai alat pengendalian sosial bagi warga masyarakat agar tidak berperilaku menyimpang. Tata tertib sekolah misalnya merupakan contoh norma sosial yang berlaku dalam kehidupan sekolah. Fungsi tata tertib adalah mengatur dan mengendalikan perilaku siswa ketika berada di lingkungan sekolah agar tidak menyimpang dari ketentuan yang berlaku. Bagi yang melanggar tata tertib akan mendapat hukuman. Misalnya merokok di lingkungan sekolah.
             Untuk menjaga keteraturan sosial, maka nilai-nilai sosial dan norma sosial perlu di sosialisasikan dalam masyarakat agar tidak rusak dan punah oleh perubahan sosial. Aturan-aturan berupa larangan berperilaku menyimpang, seperti mencuri, merampok, memperkosa, menipu, berjinah, merusak barang fasilitas umum, memukul orang, membunuh dan sejenisnya merupakan contoh norma sosial yang berlaku dalam masyarakat.
              Berdasarkan nilai-nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat, maka proses interaksi sosial antar individu atau kelompok haruslah bersifat ramah, kekeluargaan, bersahabat, setia kawan, saling menghormati, menghargai, bekerja sama, dan sebagainya. Agar kehidupan sosial tidak terjadi kekacauan, konflik, anarkhis, kriminalitas dan sebagainya sehingga tercipta keteraturan dalam masyarakat  untuk melanjutkan pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat yang tertib, aman dan makmur yang didambakan oleh seluruh bangsa Indonesia.
   Norma sosial adalah suatu petunjuk hidup yang berisi larangan maupun perintah.
Yang membedakan nilai dan norma adalah
Nilai merupakan sesuatu yang baik, diinginkan, dicita-citakan dan dipentingkan oleh masyarakat . Sedangkan Norma adalah kaidah atau pedoman , aturan berperilaku untuk mewujudkan keinginan dan cita-cita tersebut , atau boleh dikatakan nilai adalah pola yang diinginkan sedangkan norma adalah pedomana atau cara-cara untuk mencapai nilai tersebut.

II  FUNGSI NORMA
a.  Mengatur kehidupan bersama agar tertib dan teratur (norma sosial, hukum, agama, adat)
b.  Sebagai alat pengendalian yang efektif (adat, hukum, dan undang-undang)
c.  Untuk menjaga kelestarian nilai-nilai dalam masyarakat (adat, agama, kesusilaan, hukum
d.  Sebagai tolok ukur terhadap perbuatan, apakah benar atau salah, sopan atau tidak sopan,  boleh atau tidak boleh dilakukan (agama, undang-undang, kesusilaan, hukum)
e.  Sebagai pegangan dan pedoman dalam melakukan berbagai aktivitas kehidupan.

III.  MACAM MACAM NORMA SOSIAL
     a)  Norma Agama
           Norma agama adalah peraturan hidup yang sifatnya mutlak dan tidak dapat ditawar-tawar atau diubah ukurannya karena berasal dari Tuhan. Dapat berwujud perintah, larangan dan anjuran yang dijabarkan dalam bentuk kitab suci, seperti Al Qur’an dan Hadist. Injil dan sebagainya.
Contoh : Dalam agama Islam umatnya diwajibkan shalat, puasa dan zakat dan diharamkan berbuat syirik atau menyekutukan Allah, berbohong dan mencuri.


      b)  Norma Kesusilaan
           Norma kesusilaah adalah peraturan hidup yang bersumber dari akhlak (moral) atau hati nurani manusia yang menghasilkan akhlak Sehingga manusia dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Pelanggaran terhadap norma akan mendapat sanksi  dikucilkan, dicibiri, dicemooh atau dipelototi orang lain dan merasa bersalah atau berdosa..
Misalnya : Larangan berpakaian tidak senonoh atau membuka aurat, berpelukan atau bercumbu didepan umum, durhaka kepada orang tua, melawan guru, larangan merebut suami/istri orang lain, berbohong, ingkar janji dan sebaginya
       c)  Norma Kesopanan
            Norma kesopanan adalah peraturan hidup yang mengatur pergaulan hidup sehingga orang saling menghormati dan menghargai. Pelanggaran terhadap norma ini adalah mendapatkan celaan dan cacian orang lain. Misalnya: Mengetuk pintu, menekan bel atau memberi salam sebelum masuk rumah atau kelas. Berbicara lemah lembut dan santun dengan teman atau orang lain, duduk manis di depan orang lain, tidak mencela pembicaraan, menunjuk dengan tangan kanan, budaya antri, tidak saling menyerobot jalan di jalan raya.
       d)  Norma Kebiasaan/Adat
            Norma kebiasaan atau adat adalah peraturan hidup tentang perilaku tertentu yang diulang-ulang dalam bentuk yang sama sehingga menjadi kebiasaan dalam masyarakat. Pelanggaran terhadap norma ini akan mendapat celaan, teguran dan pengucilan.
Misalnya : adat melamar sebelum menikah,  oleh-oleh bila bertamu, memberikan hantaran pada waktu ada kematian, kelahiran atau ada yang sakit, bersalaman bila bertemu dan sebaginya.
       e)  Norma Hukum
            Norma hukum adalah peraturan hidup bermasyarakat yang dibuat secara resmi oleh pemerintah untuk mengatur hubungan sosial antar warga masyarakat.. Dalam kehidupan sehari-hari kita jumpai adanya norma hukum, seperti peraturan perundang-undangan, UUD 1945, peraturan lalu lintas, undang-undang hak cipta dan rekaman, undang-undang perkawinan dan sebaginya. Hukum perundang-undangan terbagi atas dua macam yaitu : Hukum Pidana bagi yang pelanggaran kriminal dan Hukum Perdata bagi pesengketaan antar individu misalnya hak waris atau hak pengasuhan anak. Pelanggaran terhadap norma hukum akan menyebabkan para pelakunya mendapat sanksi hukum berupa kurungan, denda atau hukuman mati!

IV.  NORMA SOSIAL BERDASARKAN TINGKAT SANKSINYA !
1)  Cara  (Usage).
            Cara (usage) adalah suatu bentuk perbuatan tertentu yang dilakukan individu dalam suatu masyarakat yang  sesuai dengan kebiasaan tetapi tidak secara terus menerus Misal : cara makan yang tidak bersuara atau tidak terdengar ketukan sendok, cara berjalan, berpakaian, tertawa, berbicara, memberi salam dan sebagainya dilakukan secara baik dan wajar. Pelanggaran terhadap norma ini hanya mendapat celaan atau teguran.
2)  Folkways (Kebiasaan).
            Folkways adalah kebiasaan yang merupakan bentuk perbuatan yang diulang-ulang dalam bentuk yang sama. Merupakan bukti bahwa orang banyak menyukai perbuatan tersebut. Contoh kebiasaan membungkukkan badan  kepada orang yang lebih tua, memberi hadiah bagi yang berprestasi, memakai baju bagus pada waktu pesta, berjalan kaki pada jalur sebelah kiri, memakai seragam ke sekolah, memberi salam bila bertemu dengan orang lain, mencium tangan dengan orang tua atau guru dan sebagainya. Atau disebut norma kelaziman, tanpa dipikir lebih lanjut. Sanksi pelanggrannya adalah cemooh atau ejekan.


3)  Mores (Tata Kelakuan).
           Mores merupakan tata kelakuan yang dianggap sebagai cara berperilaku dan diterima. Bersumber dari filsafat, ajaran agama atau idiologi yang dianut masyarakat. Norma pengatur tata kelakuan dilaksanakan sebagai alat pengawas, secara sadar maupun tidak sadar. Dalam norma tata kelakuan terdapat unsur memaksa atau melarang suatu perbuatan yang lain. Contoh : melarang  perbuatan membunuh, memperkosa, dan menikahi kerabat dekat, berzina, berjudi, mabuk-mabukan, narkoba, mencuri atau semua tindakan kriminal dan sejenisnya. Sanksinya adalah diisolir atau dikucilkan. (Penjara)
4)  Adat Istiadat (Custom)
           Custom adalah kumpulan tata kelakuan yang paling tinggi kedudukannya karena bersifat kekal dan terintegrasi sangat kuat terhadap masyarakat yang memilikinya. Norma ini tidak tertulis, namun sangat mengikat anggotanya. Masyarakat yang melanggar  norma ini akan mendapat sanksi yang keras. Misalnya dikucilkan sampai diusir oleh masyarakatnya. Contoh Tata cara pembagian warisan, pelanggaran upacara tradisional, kawin secara exogami bagi suku yang menganut sistem endogami, kawin incest yaitu kawin dengan saudaranya, perceraian menjadi tercemar bagi dirinya, keluarganya atau masyarakatnya.
5)  Hukum ( Laws)
           Hukum merupakan norma yang bersifat formal dan berupa aturan tertulis. Ketentuan sanksi terhadap pelanggar paling tegas apabila dibandingkan dengan norma-norma tersebut diatas Ketentuan-ketentuan dalam norma hukum lazimnya dituangkan dalam bentuk kitab undang-undang .
       
V. FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN TERJADINYA PERUBAHAN NILAI   DAN NORMA     SOSIAL
            Seperti kita ketahui bahwa salah satu sifat sosial –budaya adalah cenderung bertahan atau berubah sesuai dengan perubahan yang terjadi dalam masyarakat. Demikian pula nilai dan norma sosial sebagai unsur pembentuk sosial budaya cenderung bertahan dan berubah mengikuti gerak perubahan yang terjadi dalam masyarakat. Nilai-nilai dan norma-norma pada jaman lampau dianggap baik, sakral dan penting, ternyata sekarang dinilai tidak baik, tidak sakral dan tidak penting sehingga sering terjadi pertentangan antara generasi lampau dengan generasi sekarang.
             Pada jaman dahulu membicarakan masalah seks secara fulgar (terang-terangan) dianggap tabu oleh masyarakat. Namun, sekarang memperbincangkan masalah seks di depan umum sudah dianggap tidak tabu lagi. Model rambut pria yang dianggap pantas adalah yang cepak pendek, sekarang yang paling disukai adalah yang panjang atau gondrong. Pendidikan anak-anak dahulu harus mengikuti adat istiadat yang ketat, banyak batasannya dan aturannya, tetapi kini pendidikan anak harus bebas supaya anak berkembang secara kreatif dan cerdas trampil.
             Nilai-nilai dan norma sosial yang tetap bertahan adalah  semangat kekeluargaan, gotong royong, toleransi, demokrasi, tolong menolong, gemeinschaf (paguyuban), adat kebiasaan, upacara keagamaan, upacara penguburan mayat, selamatan dan sebaginya, sejak jaman nenek moyang sampai sekarang tetap dapat bertahan dan berkembang dalam masyarakat Indonesia.
             Berkembangnya nilai-nilai sosial budaya yang negatif dalam masyarakat Indonesia, seperti individualisme, kapitalisme, liberalisme, konlomerasi, radikalisme, rasialisme, otoritarisme, ekstremisme, terorisme dan sebaginya akibat pengaruh nilai-nilai budaya Barat. Demikian pula  timbulnya sikap dan perilaku negatif, seperti pergaulan bebas, seks bebas, lokalisasi prostitusi, mabuk minuman keras, penyalah gunaan narkoba, sikap main hakim sendiri,anakhisme, dan sejenisnya merupakan pengaruh globalisasi dunia Barat.,



v  Faktor-faktor yang menyebabkan nilai-nilai dan norma sosial cenderung berubah adalah sebagai berikut :
1. Pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan, tehnologi, komunikasi dan transportasi serta media masa, sehingga nilai-nilai lama yang usang harus diubah.
2.  Pengaruh masuknya nilai-nilai sosial-budaya masyarakat global yang menggeser      nilai-nilai budaya masyarakat lokal
3.  Timbulnya keinginan dari masyarakat untuk merubah sejumlah nilai-nilai tertentu yang sianggap sudah tidak sesuai dengan tuntutan jaman
4.  Terjadinya evolusi sosial- budaya seperti melalui adaptasi , akulturasi, asimilasi, migrasi dan sebagainya.
5.  Terjadinya perubahan dan peningkatan mutu kehidupan masyarakat, sehingga sejumlah nilai-nilai dan norma sosial mengalami perubahan dan pergeseran.

LEMBAR KERJA SISWA
Informasi  !
a. Jawablah pertanyaan di bawah ini secara sungguh-sungguh !
b. Diskusikan dengan kelompokmu !
c. Serahkan tugas ini di lembaran folio bergaris kepada guru !

Pokok Pertanyaan :
1.  Mengapa masyarakat membutuhkan nilai  dan norma  sosial ?
2. Faktor-faktor apa saja menurut pendapat kalian yang menyebabkan terjadinya perubahan     norma sosial di masyarakat ! 
3. Sebutkan nilai-nilai sosial budaya yang negatif dalam masyarakat Indonesia yang berasal dari barat? Dan jelaskan mengapa terjadi demikian itu ?
4. Berikan contoh norma kebiasaan (folkways) yang sudah mendarah daging di masyarakat  
5. Berikanlah contoh norma sosial yang disosialisasikan oleh keluargamu masing-masing
6. Sebutkan nilai-nilai sosial yang mengalami perubahan pada massa sekarang ini !
7. Sebutkan pelanggaran-pelanggaran norma sosial berdasarkan tingkat sanksinya !
   
UJI KOMPETENSI
1. Ukuran atau kriteria yang didinginkan, dicita-citakan, dianggap penting, dianggap pantas, berharga. Dinamakan .....................
a. Nilai sosial    b. Norma sosial c. Pranata      d. Proses sosial        e. Budaya
2. Bentuk benar-salah, baik-buruk, boleh-dilarang, indah-tidak indah dan lain-lain yang mempengaruhi sikap dan perilaku sosial, disebut .................
a. Nilai sosial    b. Norma sosial c. Kaidah       d. Proses sosial        e. Wujud nilai
3. Pernyataan berikut ini menunjukkan nilai praktika yaitu ................
a.                    Pemandangan yang sangat menakjubkan di gunung atau di pantai
b.                    Gadis yang cantik, luwes, enak diajak bicara, cerdas, berpengetahuan luas
c.                    Terampil berbahasa Inggris, Jepang, Perancis, dan berpidato
d.                    Kiat sukses dalam pergaulan manusia yaitu: Senyum, Salam, Sapa, Sopan dan Santun
e.                    Makanan yang sehat dan bergizi adalah yang mengandung 4 sehat 5 sempurna
4.    Pernyataan berikut ini menggambarkan nilai etika yaitu .......
  1. Bersalaman atau bersentuhan dengan orang yang bukan muhrimnya termasuk perbuatan dosa
  2. Siswa yang sangat rajin belajar dan disiplin akan dapat mencapai prestasi yang memuaskan
  3. Memberikan tempat duduk terhadap orang tua atau wanita hamil yang tidak mendapatkan tempat di dalam bis
  4. Lagu religius group Band Ungu sangat menyentuh kalbu pendengarnya
  5. Bram sangat trampil mengoperasikan komputer dengan program apa saja.
5.    Aturan hidup yang berisi perintah, larangan, dan anjuran bagi warga masyarakat disebut..

a. Nilai-nilai sosial                    b. Norma sosial                 c. Hukum
d. Nilai dan norma sosial          e. Lembaga sosial
6. Seorang mahasiswi satu perguruan tinggi di Jakarta tinggal mengontrak rumah sendiri karena orang tuanya ada di kampung. Meski demikian ia tidak pernah membiarkan teman prianya datang berlama-lama di rumahnya, apalagi mengizinkan menginap. Hal ini karena mahasiswi tersebut memegang teguh suatu nilai, yaitu ...
a. nilai vital     b. Nilai etika       c. Nilai religius     d. Nilai materia     e. Nilai logikal
7. Seorang anak yang tumbuh di lingkungan keluarga yang sejak dini mengajarkan kejujuran, kesopanan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat akan menjadi orang yang memiliki kepribadian menyenangkan dan dapat diterima di lingkungannya karena ...
a. ia bisa nenyesuaikan diri di mana pun ia berada
b. keluarga merupakan tempat meletakkan dasar-dasar sosialisasi
c. orang tuanya terpandang di masyarakat sekitarnya
d. tidak sulit menjadi orang yang memiliki kepribadian yang baik
e. anak itu tidak cengeng, mandiri dan bertanggung jawab
8.  Untuk menciptakan satu kehidupan masyarakat yang harmonis, tertib, dan aman,
     diperlukan satu perangkat pendukung agar hal tersebut dapat terwujud yaitu….
a.    Adat-istiadat                                d. Kebudayaan
b.    Nilai –nilai sosial                           e.  Nilai dan norma sosial
c.    Nilai –nilai tradisional
9. Berikut ini merupakan contoh penanaman nilai melalui media massa yaitu ……
  1. persaingan merebut medali emas antara dua Negara
  2. hubungan yang akrab antara dua saudara sepupu
  3. sejak kecil mereka saling mengenal karena bertetangga
  4. melalui pendidikan formal, mereka dilatih untuk berdisiplin
  5. pejabat itu menunda penggusuran sesetelah ada gossip di surat kabar
10. Apabila tata tertib yang ada di sekolah sesuai dan selaras dengan pandangan hidup masyarakat,  berarti di sekolah tersebut telah tercipta……….
  1. kerjasama antara sekolah dan masyarakat
  2. pelaksanaan tata tertib yang benar
  3. peraturan sekolah yang konsisten
  4. keselarasan antara nilai dan norma
  5. keseimbanganantara hak dan kewajiban
11. Pernyataan berikut menggambarkan norma agama, kecuali………..
  1. Bersopan santun di jalan raya
  2. Fitnah lebih kejam dari pembunuhan
  3. Perkelaian pelajar meresahkan masyarakat
  4. Semua orang diperlakukan sama baiknya
  5. Membaca Bismillah setiap melakukan tindakan
12. Berikut ini faktor-faktor yang menyebabkan nilai-nilai dan norma sosial cenderung ber tahan dalam masyarakat adalah ……….
  1. Pengaruh perkembangan IPTEK
  2. Pengaruh masuknya budaya asing
  3. Keinginan masyarakat untuk berubah karena nilai tertentu tidak sesuai lagi
  4. Adanya proses evolusi sosial budaya
  5. Adanya sikap fanatisme terhadap warisan leluhur
13. Berikut ini merupakan jenis norma sosial berdasarkan tingkat sanksinya, kecuali…..
  1. Cara (usage)      b. Custom c. Folkways        d. Kesusilaan       e. Mores
14. Norma sosial di dalam masyarakat adalah
a.    aturan – aturan sosial yang dilakukan secara sukarela
b.    perilaku yang pantas menurut orang yang melakukannya
c.    kebiasaan – kebiasaan seseorang atau individu
d.    patokan perilaku dalam suatu kelompok masyrkat
e.    peraturan yang dijalankan seseorang untuk memenuhi kebutuhannya.
15. Peraturan hidup yang bersumber dari akhlak (moral) atau hati nurani manusia yang menghasilkan akhlak Sehingga manusia dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Dinamakan .........
a. nilai sosial                 b. Norma kesusilaan           c. Norma agama
d. norma kesopanan      e. Norma adat
16. Nilai yang bersumber dari unsur rasa manusia atau perasaan dan estetika disebut nilai …
a.     moral              b.. material           c. keindahan            d. rohani       e. religius
17. Fungsi nilai sosial di bawah ini kecuali ............
a. Memberikan pedoman hidup dalam melaksanakan aktivitasnya
b. Nilai menyumbangkan seperangkat alat
c. Cara berpikir dan berperilaku secara ideal
d. Nilai berfungsi sebagai pengawas
e. Nilai berfungsi sebagai alat solidaritas
18. Perhatikan pernyataan berikut ini !
1)  Cara makan yang tidak bersuara atau tidak terdengan ketukan sendok,
2)  Mencium tangan dengan orang tua atau guru apabila bertemu
3)  Pelanggaran terhadap norma ini hanya mendapat celaan atau teguran.
4)  Pelanggaran terhadap norma ini adalah di cemooh atau diejek
     Dari pernyataan diatas yang merupakan norma usage dan folkways adalah nomor ....
     a.  1, 2, dan 3, 4          b. 1, 3, dan 2, 4                  c. 2, 3, dan 1, 4
     d.  1, 4, dan 2, 3           e. 3, 4, dan 1, 2
19. Di bawah yang termasuk fungsi nilai adalah 
      a. mengarahkan masyarakat untuk mengubah kebudayaan 
      b. mengarahkan masyarakat dalam berpikir dan bertingkah laku
      c. alat yang menentukan status sosial
      d. agar masyarakat jera untuk melakukan kesalahan
      e. menentukan peranan sosial seseorang
20. Nilai atau norma yang diulang – ulang   dengan harapan bahwa hal tersebut akan   mengubah sikapnya, disebut …
 a. Compulsion    b.  Remidial     c.  Persuasif    d. konsolitasi        e.Pervation

BAB 3
PROSES INTERAKSI SOSIAL SEBAGAI DASAR PENGEMBANGAN POLA KETERATURAN DAN DINAMIKA KEHIDUPAN SOSIAL

1.  PENGERTIAN INTERAKSI SOSIAL
             Dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya manusia selalu berhubungan dengan manusia lain, sebab manusia adalah sebagai makhluk sosial. Dalam memenuhi kebutuhan tersebut terjadilah proses sosial yang disebut dengan interaksi sosial . Interaksi sosial hubungan timbal balik antara individu dengan individu, individu dengan kelompok dan kelompok dengan kelompok dalam masyarakat ( Menurut Pitirin A. Sorokin). Interaksi sosial adalah hubungan sosial yang dinamis, menyangkut hubungan antara individu, antara kelompok, maupun antara individu dengan kelompok.

A. BENTUK-BENTUK INTERAKSI SOSIAL MENURUT JUMLAH PELAKUNYA
  1. Interaksi antara individu dengan individu
           Individu yang satu memberikan pengaruh, rangsangan atau stimulus kepada individu lainnya. Sebaliknya individu yang terkena pengaruh itu akan memberikan respon, reaksi atau tanggapan, dengan menggunakan sarana bahasa yaitu bahasa lesan,isyarat atau tulis. Wujud interaksi bisa dalam bentuk berjabat tangan, saling menegur, bercakap-cakap atau berkelai.
     2.   Interaksi antara individu dengan kelompok
           Individu bisa berhadapan dengan orang banyak ,misalnya seorang guru sedang mengajari siswa-siswanya di dalam kelas atau  A.A. Gym tengah memberikan ceramah di depan pendengarnya disuatu majlis ta’lim di Pondok Darut Tauhid Bandung.
      3.  Interaksi antara kelompok dengan kelompok
           Di dalam arena pertandingan sepak bola, kesebelasan Persekapas Pasuruan berhadapan  dengan kesebelasan Arema Malang  tengah mengikuti Kompetisi  Sepak Bola se Jawa  timur.

B. SYARAT TERJADINYA INTERAKSI SOSIAL
                 Pada dasarnya proses interaksi sosial dapat berlangsung apabila memenuhi dua persyaratan yaitu  kotak dan komunikasi.( Menurut Gillin dan Gillin / Soerjono Soekamto 1989)
1. Terjadinya Kontak Sosial      
      Kontak sosial adalah hubungan sosial antara individu satu dengan individu lainnya yang bersifat langsung, seperti sentuhan, lirikan maupun tatapan muka sebagai wujud aksi dan reaksi. Perkembangan tehnologi dan ilmu pengetahuan memungkinkan terjadinya kontak secara tidak langsung misalnya melalui SMS, Missed Call, surat, faximile, e-mail dan sebagainya.
 2. Terjadinya Komunikasi
      Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain yang dilakukan baik secara langsung melalui percakapan maupun tidak langsung melalui alat bantu telepon, Hand Phone dan sebagainya

C.  TINDAKAN SOSIAL AKIBAT ADANYA INTERAKSI SOSIAL
            Menurut Max Weber, Tindakan Sosial diartikan sebagai tindakan manusia yang dapat mempengaruhi individu –individu lainnya dalam masyarakat. Dalam bertindak atau berperilaku seorang individu hendaknya memperhitungkan keberadaan individu-individu lain .Karena tindakan sosial merupakan perwujudan dari interaksi sosial   Konsep tindakan sosial menjadi salah satu konsep dasar yang sangat penting dalam sosiologi. Max Weber membagi Tindakan sosial dalam empat kategori, sebagai berikut :
A. Tindakan Rasional Instrumental yakni tindakan yang dilakukan dengan memperhitung kan kesesuaian antara cara dab tujuan. Contoh : tindakan memilih jurusan atau program di SMA dengan mempertimbangkan bakat, minat dan cita-cita. Tindakan rajin belajar supaya   lolos seleksi penerimaan SPMB dan sebagainya,
B. Tindakan Rasional Berdasarkan Nilai yakni tindakan yang berkaitan dengan nilai-nilai dasar dalam masyarakat, sehingga tindakan ditentukan oleh pertimbangan keyakinan individu   atas dasar etika, estetis, dan keagamaan untuk memperoleh pahala
      Contoh : seorang pemuda memberikan tempat duduk pada seorang ibu-ibu atau orang  tuamerupakan tindakan etika dan menjalankan ibadah sholat, zakat dan puasa untuk  mendapatkan  pahala dan sebagainya.
C. Tindakan Tradisional merupakan tindakan yang tidak mempertimbangkan secara rasional atau akal tetapi hanya melaksanakan berdasarkan kebiasaan secara turun menurun atau  berupa adat istiadat. Contoh melakukan ritual sesaji kepada roh halus atau benda-benda gaib yang dipercaya mengandung kekuatan gaib yang dapat membantu manusia.     
D. Tindakan Afektif adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang berdasarkan perasaan atau emosi. Misal seseorang akan ikut menangis bila orang lain merasa sedih atau bila  ditinggal orang yang dicintainya.

2. FAKTOR-FAKTOR YANG MENDORONG  TERJADINYA   INTERAKSI SOSIAL
        Faktor –faktor yang mendorong terjadinya proses interaksi sosial, antara lain imitasi, sugesti, identifikasi dan simpati.. Marilah kita bahas bersama !
a.  Imitasi
               Imitasi adalah proses sosial atau tindakan seseorang untuk meniru orang lain melalui sikap, tindakan,  tingkah laku atau penampilan, gaya hidupnya atau apa saja yang dimiliki orang lain. Proses imitasi pertama kali akan terjadi dalam lingkungan keluarga melalui sosialisasi primer. Misalnya, seorang anak seringkali meniru kebiasaan-kebiasaan orang tuanya seperti cara bicara, cara berpakaian dan sebaginya, Kemudian berkembang ke lingkuangan yang lebih luas, bahkan media audio visual seperti televisi atau majalah akan mempercepat proses imitasi yang terjadi dalam kehidupan masyarakat.
b.  Identifikasi
              Identifikasi adalah kecenderungan dalam diri seseorang untuk menjadi sama (identik) dengan individu lain yang ditirunya. Orang lain yang menjadi sasaran identifikasi dinamakan idola. Proses identifikasi tidak hanya terjadi melalui serangkaian proses peniruan pola perilaku saja, akan tetapi juga melalui proses kejiwaan yang sangat mendalam. Sebagai contoh seorang pengagum berat yang begitu rupa sangat mengagumi bintang film pujaanya, sering mengidentifikasikan dirinya menjadi bintang idolanya dengan meniru rambut,atau gaya perilakunya dengan menganggap dirinya sama dengan bintang pujaanya tersebut. Seorang anak laki-laki yang sangat mengagumi ayahnya akan suka mengidentifikasikan dirinya menjadi sama dengan ayahnya.
c.  Sugesti
               Sugesti adalah didasari oleh pengaruh atau stimulus yang diberikan seorang individu terhadap individu lainnya, sehingga orang yang diberi sugesti tersebut menuruti apa yang disugestikannya itu tanpa berpikir lagi secara kritis dan rasional. Sugesti biasanya diberikan oleh orang yang berwibawa dan memiliki pengaruh yang sangat besar di lingkungan sosialnya. Atau dari orang dewasa terhadap anak kecil dan bisa juga reklame dan iklan yang dimuat di media elektronikka merupakan salah satu bentuk sugesti yang bersifat massal .Pada umumnya orang yang mudah tersugesti adalah orang atau kelompok masyarakat yang berada dalam kondisi lemah, tertekan atau frustasi. Akan tetapi cepat atau lambat proses sugesti ini sangat tergantung pada usia, kepribadian, kemampuan intelektual, dan keadaan fisik seseorang.
d.  Simpati
               Simpati adalah sikap dan perilaku seseorang yang didasari oleh  perasaan tertarik atau kagum, misalnya seorang individu merasa tertarik kepada seseorang atau kelompok orang, karena sikapnya, penampilannya, wibawanya atau perilakunya
Perasaan simpati itu bisa juga disampaikan kepada seseorang atau sekelompok orang atau lembaga formal pada saat-saat khusus, misalnya : peringatan ulang tahun, lulus ujian, kenaikan jabatan atau dari seorang perjaka kepada seorang gadis dan sebagainya.
e.Empati yaitu interaksi yang didasari oleh faktor dapat merasakan kebahagiaan atau penderitaan orang lain, lebih dari simapti. Misalnya memberikan bantuan bagi bencana alam

LEMBAR KERJA SISWA
Informasi !
a. Kerjakan tugas di bawah ini dengan kelompok temanmu
b. Jawablah pertanyaan tersebut apabila telah ditunjuk oleh guru
  1. Faktor apakah yang mendorong orang melakukan interaksi sosial ?                           
  2. Berilah contoh dari imitasi, identifikasi, sugesti dan simpati Carilah melalui media massa  !                                                                                                                        
  3. Jelaskan mengapa remaja cenderung meniru gaya westernisasi yang sering ditayangkan di Televisi  ! Berilah contoh!                                                                                                          
  4. Mengapa tanyangan film hipnotis termasuk dalam sugesti, jelaskan!                      
  5. Jelaskan sugesti yang dilakukan oleh dokter dapat menyembuhkan penyakit si pasien
3.  BENTUK-BENTUK INTERAKSI SOSIAL 
             Menurut Gillin dan Gillin  bentuk interaksi sosial terbagi atas dua bentuk proses sosial yaitu proses sosial asosiatif dan proses sosial dissosiatif.
A.       PROSES SOSIAL ASSOSIATIF
             Proses sosial asosiatif ini bentuknya ada 4 macam yaitu kerjasama. Akomodasi, asimilasi dan akulturasi. :
1)   Kerjasama   (Cooperation)
             Kerjasama (cooperation) adalah bergabungnya individu-individu untuk bekerja sama dalam mencapai cita-cita dan tujuan bersama. Terbentuknya kerjasama antar individu atau antar kelompok dalam interaksi sosial merupakan ciri mendasar atau utama terciptanya keteraturan sosial dalam kehidupan masyarakat. Kerjasama inilah yang mendorong terbentuknya perkumpulan sosial., lembaga sosial, organisasi sosial serta sistem nilai dan norma sosial baru dalam pergaulan hidup masyarakat.
              Dengan kerjasama maka suatu tujuan atau kegiatan masyarakat akan lebih mudah dicapai dan dilaksanakan dari pada bila dilakukan secara sendiri-sendiri. Kesejahteraan sosial akan mudah dicapai jika diusahakan secara bekerjasama oleh warga masyarakat dalam suasana kekeluargaan dan gotong royong. Misalnya membangun jalan desa, membangun jembatan atau mendirikan rumah secara bergantian atau sistem arisan.
 2)   Akomodasi (Accomodation)
              Akomodasi merupakan proses penyesuaian sosial dalam interaksi sosial antara pribadi atau kelompok-kelompok manusia  untuk mengurangi, mencegah atau mengatasi ketegangan dan pertikaian.
              Akomodasi di dahului oleh adanya dua individu atau dua kelompok yang saling bertikai. Masing-masing individu atau kelompok dengan kemauannya sendiri berusaha mengakomodir, menghilangkan gap atau jarak yang menjadi pangkal pertentangan, sehingga konflik mereda. Sehingga kemungkinan terciptalah asimilasi atau koalisi partai-partai politik
            Negosiasi atau perundingan yang digunakan untuk mengurangi dan menghilangkan ketegangan dalam situasi konflik dapat dikenal dalam bentuk akomodasi.
v  Macam-macam Akomodasi :
a.    Kompromi yaitu kedua belah pihak yang bertikai saling mengalah. Mereka saling memberi dan menerima kebijakan tertentu, sehingga saling mengurangi tuntutannya.
      Contoh : Penggusuran tanah untuk jalan diberi ganti rugi oleh Investor. Kompromi antar teman untuk saling membantu dalam kesulitan.
b.    Toleransi yaitu sikap saling menghormati dan menghargai pendapat atau pendirian masing-masing pihak yang berbeda sehingga tidak saling menimbulkan pertentangan.
     Contoh : Toleransi antar agama, toleransi dengan  sesama teman, tolerasi antar faham dalam  suatu agama  tertentu.
c.    Koersion yakni penyelesaian suatu konflik melalui proses paksaan atau kekerasan sehingga salah satu pihak yang lemah akan menyetujui pihak yang kuat
     Contoh : penggusuran pedagang kaki lima yang merusak lingkungan atau trotoar
d.    Konsiliasi  yaitu usaha untuk mempertemukan pihak-pihak yang berselisih dalam suatu perun-dingan atau musyawarah untuk mencapai persetujuan bersama.
     Contoh : GAM dengan Pemerintah RI, atau sengketa RI dengan Malaysia mengenai Blok Ambalat. Di perbatasan Indonesia Malaysia, musyawarah  pembagian hasil Blok Cepu, PT. Freeport di Irian (Papua) dan sebagainya.
e.     Mediasi  adalah penyelesaian suatu konflik dengan mengundang pihak ketiga yang netral dan berfungsi sebagai penasehat
     Contoh : perkelaian antar pelajar oleh Guru BP, perundingan antara GAM dan RI di kota      Helszinki Negara Perancis. Sengketa tanah oleh tokoh masyarakat.
f.      Arbitrasi  adalah penyelesaian konflik melalui pihak ketiga yang dipilih oleh kedua belah pihak yang bertikai untuk mencapai kesepakatan
    Contoh : Perundingan antara Belanda dan Indonesia yang diwakili oleh negara-negara Asing
g.     Ajudikasi  yaitu penyelesaian perkara melalui pengadilan, Misalnya : perebutan warisan keluarga, Perceraian, Penyelesaian Utang pengusaha dengan Bank melalui Mahkamah Agung
h.    Segregasi yakni upaya untuk saling menghindar atau memisahkan diri dalam rangka mengurangi ketegangan dan menghilangkan konflik.
i.      Gencatan senjata yakni penangguhan peperangan untuk jangka waktu tertentu sambil mengupayakan penyelesaian. Misalnya genjatan senjata antar AS dan Rusia dalam perang dingin.

3)  Asimilasi
            Asimilasi adalah proses sosial yang timbul bila ada kelompok masyarakat dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda, saling bergaul secara intensif dalam jangka waktu lama, sehingga lambat laun kebudayaan asli mereka akan berubah sifat dan wujudnya membentuk kebudayaan baru sebagai kebudayaan campuran:
Contoh :- Kegiatan halal bihalal antara kebudayaan Islam dan Indonesia
              - Kegiatan Mauludan di berbagai daerah dengan cowekannya
              - Musik Melayu bertemu dengan musik Spanyol menghasilkan musik keroncong
              - Musik India bertemu dengan musik Melayu menjadi musik dang dut   

Faktor Pendorong Asimilasi :
1)    Adanya toleransi di antara sesama kelompok yang berbeda kebudayaannya
2)    Kesempatan yang sama dibidang ekonomi
3)    Kesediaan menghormati dan menghargai orang asing dan kebudayaan yang dibawanya
4)    Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat
5)    Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan yang bersifat universal
6)    Perkawinan campuran antar suku atau golongan (amalgamation)
7)    Mempunyai musuh bersama untuk memerangi pihak lain.
v  Faktor Penghalang Asimilasi :
1)    Adanya kelompok yang terisolir (terasing) dari pergaulan umum
2)    Kurangnya pengetahuan atau pemahaman mengenai kebudayaan baru yang dihadapi
3)    Prasangka negatif terhadap pengaruh kebudayaan lain
4)    Perasaan bahwa kebudayaan sendiri lebih tinggi dari pada kebudayaan kelompok lain (primordialisme)
5)    Perbedaan ciri-ciri fisik atau ras, perbedaan tehnologi di bidang perekonomian
6)    Perasaan yang kuat bahwa individu terikat oleh kebudayaan kelompoknya sendiri
7)    Golongan minoritas mengalami gangguan oleh kelompok penguasa (mayoritas)

4)  Akulturasi
            Akulturasi adalah proses sosial yang timbul, apabila suatu kelompok masyarakat dengan kebudayaan tertentu berhadapan dengan unsur- unsur kebudayaan asing yang lambat laun kebudayaan asing tersebut diterima dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsur-unsur kebudayaan itu sendiri.
Contoh :- Kebudayaan Hindu di Indonesia bertemu dengan kebudayaan di Bali, sehingga                 jadilah kebudayaan Hindu Bali
             - Kebudayaan yang berasal dari Arabia yaitu Islam bertemu dengan kebudayaan Jawa,  sehingga terbentuklah kebudayaan Islam kejawen yang menganut paham Animisme dan Dinamisme dalam kehidupan sehari-hari
             - Candi Borobudur, Masjid Demak, seni wayang golek, lagu-lagu pop daerah
             -  Pemanggilan untuk sholat bagi orang Islam adalah Adzan , bagi masyarakat Jawa masih belum bisa meninggalkan beduk dan kentongan sebagai kepercayaan jaman dulu.

B.      PROSES DISOSIATIF
              Proses disosiatif disebut pula proses oposisi. Oposisi dapat diartikan cara yang bertentangan dengan seseorang ataupun kelompok untuk mencapai tujuan tertentu. Proses disosiatif dapat dibedakan menjadi tiga bentuk yaitu :
1)  Persaingan (Competation)            .
              Persaingan merupakan proses sosial ketika dua pihak saling berlomba untuk mencapai kemenangan tertentu atau memperebutkan sesuatu yang sifatnya terbatas tanpa menimbulkan ancaman atau benturan fisik untuk menjatuhkan lawan. (fair play).
      Persaingan yang disertai dengan kekerasan, ancaman atau keinginan untuk merugikan pihak lain dinamakan persaingan tidak sehat. Sudah menjurus kearah konflik.
      Contoh persaingan : - kompetisi Sepak bola, Persaingan produk barang.
2)  Kontravensi
              Kontravensi adalah sikap menentang secara tersembunyi, agar tidak sampai terjadi perselisihan secara terbuka. Penyebabnya adalah perbedaan pendirian antara dua belah pihak.


v  Bentuk Bentuk Kontravensi
a.    Kontravensi Umum, seperti : penolakan, keengganan, perlawanan, protes, gangguan, mengancam pihak lawan.
b.    Kontravensi Sederhana, seperti : menyangkal pernyataan orang di depan umum, memaki-maki, memfitnah, menyebarkan selebaran, mencerca
c.    Kontravensi Intensif, seperti : penghasutan, penyebaran desas desus, mengecewakan pihak lain.
d.    Kontravensi rahasia, seperti: pembocoran rahasia, berkhianat
e.    Kontravensi taktis, seperti :intimidasi, provokasi, mengejutkan lawan atau teror, membingungkan pihak lawan.

3)  Konflik SosiaL (Pertentangan)
               Pertentangan atau konflik sosial adalah proses sosial antar perorangan atau antar kelompok masyarakat tertentu, akibat adanya perbedaan paham dan kepentingan yang sangat mendasar, sehingga menimbulkan adanya semacam gap atau jurang pemisah diantaranya. Keduanya lantas berusaha menjatuhkan lawan dengan cara-cara yang tidak wajar, tidak konstitusional sehingga menimbulkan semacam pertikaian kearah benturan fisik.
v  Faktor Penyebab Konflik
a.    Perbedaan individu yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan
b.    Perbedaab latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi yang berbeda pula
c.    Perbedaan kepentingan antar individu atau kelompok menyangkut bidang ekonomi, politik dan sosial
d.    Perubahan-perubahan nilai yang cepat dalam masyarakat
v  Akibat Konflik
a.    Meningkatnya solidaritas sesama anggota kelompok itu sendiri
b.    Keretakan hubungan antara anggota kelompok, akibat konflik antar suku
c.    Perubahan kepribadian pada individu, misalnya rasa benci dan saling curiga
d.    Kerusakan harta benda dab hilangnya nyawa manusia
e.    Dominasi atau penaklukan salah satu pihak terhadap pihak yang lemah

v  KERJAKAN TUGAS INDIVIDU DI BAWAH INI DI LEMBARAn DAN KUMPULKAN !
1.    Carilah pengertian delapan bentuk akomodasi serta contohnya melalui jurnal, buku – buku penunjang lain, kamus, glosarium, majalah dan internet !
2.    Tugas kelompok, masing – masing kelompok 4 orang. Buatlah kliping tentang contoh – contoh kontravensi di koran, majalah, dan contoh – contoh dari konflik sosial yang terjadi di masyarakat ! masing – masing kelompok membuat kliping minimal 8 contoh kasus yang terdapat di koran/ majalah !
3.    Berikan 5 contoh dari akulturasi kebudayaan yang ada di lingkungan tempat tinggalmu !
4.    Diskusikan contoh – contoh asimilasi yang terjadi di lingkungan tempat tinggalmu, masing – masing siswa membuat 2 contoh asimilasi ! Kemudian diungkapkan kedepan kelas.
  1. Bagaimanakah sebaiknya kita berinteraksi dengan orang lain, agar kita diakui sebagai teman yang baik ?
  2. Bagaimanakah terjadinya akulturasi dan asimilasi kebudayaan di Indonesia ? beri contoh dan sebutkan penyebabnya ?
UJI KOMPETENSI
Berilah tanda silang (x) pada jawaban a, b, c, d dan e yang paling tepat .
1.    Hubungan antara indivdu dengan indivdu, individu dengan kelompok, kelompok dengan kelompok disebut…..
a.       Syarat interaksi sosial        d. proses sosial
b.      Unsur interaksi sosial         e. komunikasi sosial
c.       Interaksi sosial
2.    Ibu Een sangat mencintai Ani anak semata wayang, suatu hari Ani menangis ketika ibunya tidak memberkan uang jajan, karena Ani nakal dan suka berdusta. Dari contoh tersebut di atas termasuk tindakan sosial ...
a.    Rasional berorientasi nilai          b. obyektif                 c. subyektif
b.    Afektif                                   e. rasional instrumental
c.    Subjektif
3.    Hal yang membuat manusia dan hewan berbeda dalam bertindak adalah …
a.    Manusia selalu dikendalikan oleh akal sedang hewan selalu dikendalikan oleh naluri
b.    Manusia sebagian besar dikendalikan oleh akal sedang hewan dikendalikan oleh naluri
c.    Manusia selalu dikendalikan oleh naluri sedangkan hewan dikendalikan oleh akal
d.    Manusia selalu dikendalikan oleh akal sedang hewan dikendalikan oleh perasaan
e.    Manusian dikendalikan oleh perasaan sedang hewan dikendalikan oleh naluri.
4.    Tindakan yang merupakan tindakan sosial adalah …
a.    Ari menendang bola ke gawang
b.    Tanpa sengaja Anita memecahkan vas bunga
c.    Ketika sedang berjalan Ali iseng menendang …dan mengenal Nana yang kemudian memarahinya
d.    Karena terburu – buru Febri tanpa sengaja menubruk pintu
e.    Menggigit – gigit kuku merupakan kebiasaan buruk yang sering dilakukan oleh Yani manakala ia sedang gugup.
5.    Tindakan yang dibuat – buat yang dipengaruhi oleh perasaan emosi dan atau kepura – puraan dan seringkali dilakukan tanpa perencanaan yang matang dan tanpa kesadaran yang penuh merupakan tindakan yang disebut …
a.    Tindakan efektif                                    d. Tindakan subyektif
b.    Tindakan rasional yang berorientasi nilai    e. Tindakan rasional instrumental
c.    Tindakan tradisional
6.    Contoh tindakan tradisional adalah …
a.    Setiap tanggal kelahiran Nabi Muhammad selalu diadakan acara Mauludhan
b.    Ketika ibunya meninggal, Anita menangis tersedu – sedu
c.    Ali diajarkan untuk mencium tangan ketika bersalaman dengan orang tuanya
d.    Nana selalu sholat dengan khusuk
e.    Didu menangis karena keinginannya untuk membeli mainan tidak dikabulkan oleh ibunya.
7.    Berikut ini tidak termasuk dalam interaksi sosial yaitu …
a.    Penonton yang histeris ketika digelar konser West Life
b.    Nita menceritakan pengalamannya kepada Nia
c.    Sekelompok ibu – ibu yang sedang bergosip
d.    Guru yang menagajar didepan sekelompok murid
e.    Ali menulis puisi dibuku hariannya
8.    Berikut yang bukan merupakan contoh interaksi individu dengan individu yaitu …
a.    Ali meminta uang jajan kepada ibu
b.    Ari dan Adi bersalaman
c.    Pemimpin pasukan memberi aba – aba kepada pasukannya
d.    Nina menelepon Lia untuk mengetahui kabarnya
e.    Ibu dan Bapak bercakap – cakap di beranda
9.    Ciri khas dari interaksi antara kelompok dengan kelompok adalah …
a.    Adanya pemimpin yang memimpin kelompok
b.    Lepasnya kepentingan – kepentingan pribadi
c.    Kemampuan mengendalikan kepentingan kelompok
d.    Adanya orang yang medominasi kelompok
e.    Kepentingan individu lebih utama daripada kepentingan kelompok
10. Faktor – faktor yang mempengaruhi interaksi sosial yaitu …
a.    Imitasi, sugesti, identifikasi dan konflik
b.    Sugesti, identifikasi, akomodasi dan asimilasi
c.    Akomodasi, konflik, sugesti dan identifikasi
d.    Identifikasi, imitasi, simpati dan akomodasi
e.    Imitasi, sugesti, identifikasi dan simpati
11. Yani merasa ikut berbahagia saat temannya melahirkan bayi pertamanya. Hal ini berarti Yani mengalami …
a.    Toleransi           b. Simpati              c. Imitasi            d. Sugesti           e. Identifikas
12. Syarat terjadinya interaksi sosial yaitu …
a.    Kontak primer dan kontak sekunder
b.    Toleransi dan kontak sosial
c.    Komunikasi dan asimilasi
d.    Imitasi dan identifikasi
e.    Kontak sosial dan komunikasi
13. Suatu proses dimana unsur – unsur kebudayaan asing lambat laun diterima dan diolah di dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian yang sesuai dengan kebudayaan sendiri disebut …
a.    Akulturasi     b. Koordinasi         c. Kooperasi          d. Asimilasi        e. akomodasi
14. Unjuk rasa para pekerja diberbagai perusahaan di Indonesia sekarang ini dikategorikan kedalam suatu bentuk konflik tertentu, yaitu …
a.    Pribadi            b  Internasional         c. Antar ras             d. Ras              e. Politik
15. Ketegangan yang terjadi antara Indonesia dan Malaysia menegnai blok Ambalat merupakan proses disosiatif dalam bentuk …
a.    Competition      b. Akulturasi       c. Konflik       d. Contavensi  e. Akomodasi        
16. Tindakan seorang gadis yang suka meniru gaya pakaian bintang film idolanya disebut
a.    Identifikasi         b. Proses sosial    c. Sugesti      d. Empati      e. simpati
17. Seorang dokter menganjurkan pasien untuk tidak banyak memikirkan persoalan lainnya agar penyakit darah tingginya cepat sembuh. Anjuran ini merupakan …
a.    Identifikasi         b. Proses sosial    c. Sugesti      d. Empati      e. simpati
18. Perhatikan ciri-ciri berikut ini!
1.    Ada kecenderungan interaksi berlangsung positif
2.    Ada komunikasi dan kontak sosial
3.    Menghasilkan penyesuaian diri bagi pelakunya
4.    Mengakibatkan norma-norma yang berlaku dimasyarakat
5.    Berpedoman kepada kaidah yang berlaku
     Berdasarkan ciri-ciri tersebut diatas, diantara 3 (tiga) ciri interaksi sosial adalah nomor…
a.    1,2, dan 3    b. 2,3, dan 5      c. 1,3, dan 4        d. 3,4, dan 5       e. 2,3, dan 5
19. Perhatikan contoh berikut
1.    Tindakan mengamuk karena marah.
2.    Jatuh cinta kepada kekasihnya sehingga ia menangis.
3.    Upacara pemakaman leluhur dengan penuh sakral.
4.    Siswa SMA lulus ujian dan diterima di perguruan tinggi negeri.
Berdasarkan contoh tersebut diatas, 2 (dua) tindakan afektif adalah nomor …
a.    1 dan 2        b. 1 dan 3     c. 1 dan 4      d. 2 dan 3      e. 3 dan 4
20. Dalam suatu perdebatan sengit di dalam rapat, mereka akhirnya mengadakan kompromi, yaitu …
a.    Saling mengalah dan mengurangi tuntutan
b.    Saling menghargai dan menghormati
c.    Memaksakan kehendak kepada yang lain
d.    Bermusyawaroh mencapai muakat
e.    Menyelesaikan melalui pengadilan
21. Usaha mempertemukan dua kebudayaan yang berbeda sehingga lambat laun kebudayaan asli hilang dan membentuk budaya yang baru. Keadaan ini disebut ….
a. Akulturasi      b. Symbiosis            c. Diffusi        d. Asimilasi    e. Diferensiasi
22.  Perhatikan pernyataan di bawah ini !
1.    Kebudayaan hindu Bali
2.    Kebudayaan Islam Kejawen
3.    Peringatan Maulud Nabi
4.    Peringatan Halal Bi Halal
5.    Musik keroncong
6.    Masjid yang berbentuk stupa
Pernyataan tersebut diatas yang termasuk akulturas dan asimilasi adalah …
a.    1,2,3, dan 4,5,6               d. 2,3,6, dan 1,4,5
b.    1,2,6, dan 3,4,5               e. 3,4,6  dan 1,2,5
c.    3,4,5, dan 1,2,6
23. Proses sosial yang ditandai dengan saling berlomba memperebutkan suatu yang sifatnya terbatas tanpa menjatuhkan lawan disebut ….
a.    Akomodasi   b. Konflik sosial        c. Kompetisis d. Kontravensi    e. Koalisi
24. Kebudayaan A bertemu dengan kebudayaan B dan C kemudian membentuk suatu kebudayaan baru, proses ini disebut ….
a.    Enkulturasi            b. Asimilasi              c. diffusi
d.    Akulturasi              e. Internalisasi
25. Pemberian penghargaan bagi tokoh-tokoh penyelamat lingkungan hidup oleh         pemerintah pada dasarnya bertujuan untuk mengajak masyarakat agar terdorong dan mau berperan serta dalam usaha menyelamatkan lingkungan dari pencemaran dan kerusakan. Pemberian penghargaan tersebut dapat dikategorikan sebagai wujud dari……
a.    sugesti                 b. Simpati      c. Imitasi       d. Motivasi     e. empati


BAB 4
PROSES SOSIALISASI SEBAGAI PROSES DALAM PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN

1.     PROSES SOSIALISASI NILAI-NILAI DAN NORMA-NORMA SOSIAL
        Sosialisasi adalah proses belajar untuk mengenal dan menghayati nilai-nilai sosial, norma sosial, peranan dan perilaku lainnya yang diperlukan individu atau kelompok untuk dapat berpartisipasi efektif dalam kehidupan masyarakat. (Robert M.Z. Lawang). Sosialisasi adalah suatu proses di mana anggota masyarakat yang baru mempelajari norma-norma dan nilai-nilai masyarakat di mana dia menjadi anggota. ( Soerjono Soekanto)
Adapun  Tujuan Sosialisasi  adalah menanamkan nilai-nilai dan norma sosial yang berlaku dalam kehidupan masyarakat.
        Proses pembelajaran berlangsung secara bertahap, perlahan tapi pasti dan berkesinambungan Setiap individu sejak lahir sampai meninggalnya selalu terlibat dalam proses sosialisasi. Kepandaian atau kecerdasan individu  secara intelektual, emosional dan spiritual yang mendasari pola sikap dan perilakunya merupakan hasil dari proses sosialisasi secara primer maupun sekunder.
          Dan sosialisasi erat kaitannya dengan enkulturasi. Enkulturasi  yaitu seorang individu mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran dan sikapnya dengan adat-istiadat, sistem norma, bahasa, seni, agama, serta peraturan di lingkungan masyarakatnya.
         Contoh proses sosialisasi yang paling nyata adalah anak kecil diajari oleh orang tuanya tentang tata cara makan- minum yang sopan, cara-cara duduk dan bicara yang sopan, cara berpakaian yang rapi, berlaku jujur dan adil, cara menghargai orang lain, bertoleransi dan sebagainya. Kemudian sosialisasi anak tersebut diperluas di sekolah dan lingkungan masyarakat, sehingga secara bertahap anak tersebut dapat mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang boleh dan dilarang, mana yang pantas dan tidak pantas dan sebagainya.
       
2. BENTUK  SOSIALISASI
     Menurut Peter L. Berger dan Luckmann
a)Sosialisasi Primer, yaitu sosialisasi yang dilakukan di lingkungan keluarga,  sehingga ia  mengenal dirinya sendiri, ayah, ibu, kakak, adik dan bibinya. Melalui proses sosialisasi di lingkungan keluarganya, ia mulai mengenal dan memahami nilai dan norma sosial yang berlaku yang harus dipatuhi dan dilaksanakan dalam kehidupan sehari. Ia mulai mengatur perilakunya agar tidak merugikan orang lain, keluarganya, atau tetangganya. Ia mulai  mengembangkan perilaku-perilaku yang diperbolehkan untuk dilakukan dan berusaha menghindari tindakan yang melanggar nilai-nilai dan norma yang berlaku dilingkungan  sekitarnya. Peranan orang tua dalam proses sosialisasi sangatlah menentukan dan besar pengaruhnya terhadap pembentukan perilaku dan kepribadian anak, karena mau tidak mau, seorang anak harus tunduk pada orang tuanya atau orang-orang dewasa lainnya
b). Sosialisasi Sekunder yaitu sosialisasi yang dilakukan individu di luar lingkungan keluarganya, seperti di sekolah, dilingkungan teman bermain, tetangga, media massa,dan masyarakat. Dimana yang berperan memberi pengaruh imitasi, sugesti, simpati dan  identifikasi adalah guru, teman dan orang-orang dewasa lainnya. Apabila sosialisasi primer berhasil membentuk individu menjadi individu yang percaya diri, kuat keimanannya, tahu sopan santun, tegar dan bijaksana, maka dilingkungan sosialisasi sekunder tidak terpengaruh hal-hal yang bersifat negatif.
            Di sekolah individu dibekali berbagai pengetahuan, ketrampilan dan prinsip-prinsip moral yang harus dikembangkan dalam kehidupan sosial. Di masyarakat individu akan menjumpai berbagai pengetahuan dari media massa atau buku-buku dan mendapatkan pengalaman dalam proses sosialisasi dalam bentuk berinteraksi dengan berbagai lapisan masyarakat sehingga bertambah lengkaplah kepribadiannya. Setelah tamat dari pendidikannya, ia kemudian memasuki lingkungan baru yaitu lingkungan pekerjaan (dunia kerja) yang penuh dengan persaingan (kompetisi), konflik atau kerjasama serta akomodasi. Jadi jelaslah bahwa proses sosialisasi itu terjadi sejak bayi ( bahkan mulai dari dalam kandungan ibu) sampai akan meninggal dunia .

3.  FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES SOSIALISASI
a). Faktor Internal
      Faktor internal adalah faktor yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri, baik yang  bersifat fisik maupun psikis. Faktor yang bersifat fisik, misalnya kelemahan atau kekurangan pada fisiknya, seperti mudah sakit-sakitan, lemah badan, cacat bawaan lahir, cacat tubuh akibat kecelakaan dan sejenisnya. Faktor yang bersifat non fisik (psikis) adalah berupa pembawaan, seperti tingkat kecerdasan, bakat, kemauan, kecakapan, ketampilan ,lemah mental dan sebagainya
      Individu yang memiliki kelemahan secara fisik biasanya mengalami kesulitan untuk bergaul dan menyesuaikan diri  dengan orang lain atau kelompoknya. Orang ini cenderung memiliki kepribadian tertutup (introvert). Ia lebih suka hidup menyendiri atau mengucilkan diri. Kelemahan atau kekurangan fisiknya menyebab kan ia malu dan takut bergaul dengan orang lain. Sebagai akibatnya ia tidak dapat menjalani proses sosialisasi nilai-nilai dan norma sosial secara baik dan sempurna. Bila hambatan psikis ini tidak dapat diungkapkan dengan orang lain, maka bisa jadi menyebabkan individu ini mengambil keputusan yang tidak kita harapkan yaitu bunuh diri.
b).  Faktor Eksternal         
       Faktor ekternal  adalah faktor yang bersumber dari luar diri individu atau pengaruh   lingkungan kehidupannya, seperti lingkungan keluarga, teman sebaya, sekolah, tempat   pekerjaan, media massa dan masyarakat pada umumnya. Faktor eksternal ini sangat besar pengaruhnya terhadap proses sosialisasi. Lingkungan kehidupan keluarga yang kurang kondusif akan menghambat jalannya proses sosialisasi. Demikian pula jika lingkungan sekolah dan masyarakat kurang memberi kesempatan, misalnya individu ini hidup pada  daerah terpencil atau terisolasi atau karena adat istiadat yang terlalu mengikat   maka proses  Sosialisasi nilai dan  norma sosia lakan terhambat. Orang tua yang terlalu kaku dsb
        dalam mendidik seringkali melarang dan membatasi pergaulan anak-anaknya. Sebagai   akibatnya anak-anaknya menjadi kurang sempurna dalam menjalani proses sosialisasi.   Individu-individu yang menjalani proses sosialisasi secara tidak sempurna itu tentu  saja akan menyebabkan mereka menjadi miskin pengalaman dan kurang pergaulan serta kepribadiannya akan terganggu.

             Menurut F.G. Robins Faktor Yang Mempengaruhi Sosialisasi, yaitu sifat dasar, lingkungan prenatal, perbedaan perorangan, lingkungan, serta motivasi.
1.    Sifat Dasar adalah keseluruhan potensi yang diwarisi seseorang dari ibu dan bapaknya. Sifat dasar ini terbentuk pada saat bertemunya sel telur dengan sperma ketika terjadi pembuahan. Oleh sebab itu seorang muslim pada waktu akan melakukan senggama, suami istri berdo’a terlebih dulu agar tidak dipengaruhi oleh syaiton
2.    Lingkungan Prenatal yaitu lingkungan di dalam rahim ibu, dimana sel telur yang sudah dibuahi berkembang menjadi embrio. Pada masa ini janin akan mendapat pengaruh tidak langsung dari ibunya. Antara lain :
Ø  penyakit ibunya dapat mempengaruhi bayinya
Ø  gangguan endokrin dapat mempengaruhi keterbelakangan mental dan emosional
Ø  penyakit bawaan karena faktor keturunan, seperti diabetes, buta warna, jantung, kanker, gila, dll
Ø  schcok saat kelahiran
           Oleh sebab itu seorang ibu pada waktu mengandung harus berkelakuan yang baik-baik dan tidak berbuat yang keterlaluan pada waktu ngidam, kalau perlu banyak mengaji dan berdo’a  supaya anaknya menjadi anak yang sholeh dan sholeha.
3.    Perbedaan Perorangan yang dimiliki setiap manusia, artinya satu orang dengan lainnya tidak sama, misalnya ciri-ciri fisik (ras), ciri-ciri mental, emosional, personal dan sosial.
4.    Lingkungan  artinya lingkungan disekitar individu baik lingkungan alam, kebudayaan dan masyarakat yang dapat mempengaruhi proses sosialisasi. Kondisi lingkungan tidak menentukan dalam proses sosialisasi, namun dapat mempengaruhi dan membatasi proses sosialisasi
5.    Motivasi  merupakan kekuatan dari dalam individu yang menggerakkan individu untuk berbuat sesuatu, dapat berupa dorongan atau kebutuhan.

4.   BERBAGAI MEDIA ATAU AGEN SOSIALISASI
      Dalam kehidupan masyarakat itu terdapat sejumlah media sosialisasi. Jenis-jenis media sosialisasi itu antara lain: keluarga, teman sepergaulan, sekolah, tempat pekerjaan, media massa dan masyarakat umum.
a)    Keluarga
        Keluarga merupakan media sosialisasi yang paling penting dan utama dalam proses sosialisasi dalam rangka pembentukan kepribadian. Suasana kehidupan yang kurang harmonis, sering terjadi pertengkaran, orang tua bercerai atau orang tua kurang memberikan perhatian dan kasih sayang, maka kehidupan anak-anak menjadi tertekan, tidak aman dan tidak bahagia. Keadaan yang demikian ini apabila seorang anak dapat  berpikir secara rasional dan selalu berpikiran positif untuk mengatasinya dengan baik, kemungkinan anak yang demikian ini menjadi orang yang sukses  dan mempunyai kepribadian yang kuat, karena sudah terlatih oleh keadaan.
Demikian pula sikap orang tua yang terlalu membatasi anak atau sikap protektif, maka anak-anak tidak terlatih hidup secara mandiri. Keadaan lingkungan keluarga yang demikian ini akan berpengaruh negatif terhadap kepribadian anak yaitu kurang pergaulan atau selalu merasa tidak percaya diri. Tetapi apabila keadaan yang protektif ini diimbangi oleh fasilitas yang memadai, misalnya banyak membaca buku, konsentrasi belajar atau belajar komputer. Keadaan ini tidak menjadi masalah besar.
Pada keluarga yang Brokken Home atau berantakan ini, proses sosialisasi nilai-nilai dan norma sosial budaya berjalan tidak sempurna, akibatnya anak-anak yang dibesarkan di lingkungan keluarga seperti ini, cenderung berperilaku menyimpang, bergaul bebas tanpa batas dan kepribadiannya tidak stabil. Hal ini perlu perjuangan yang keras dari anak untuk mengatasinya.
b)    Teman Pergaulan
        Teman pergaulan merupakan media sosialisasi pembentukan kepribadian yang sangat efektif bagi seseorang. Anak-anak yang suka diperas, ditekan, diperlakukan tidak adil, suka disalahkan dan dikucilkan oleh teman-temannya akan merasa tertekan hidupnya dan tidak aman. Pengalaman yang tidak menyenangkan itu akan menyebabkan anak menjadi penakut, pemalu dan rendah diri dalam pergaulan. Dan secara psikologis anak-anak remaja biasanya lebih berorientasi dan memihak pada teman-teman sebayanya dari pada dengan orang tuanya. Pengaruh negatif dari pergaulan itu apabila teman-temannya mengembangkan perilaku yang bertentangan dengan nilai-nilai dan norma sosial budaya.
       Perilaku menyimpang seperti berpacaran atau bergaul bebas antar remaja, berzinah, minum-minuman keras, merokok, narkoba, madat, nyabu-nyabu dan sejenisnya akibat dari tidak adanya kontrol dari  orang tua dan mengabaikan nilai-nilai Islam. Para remaja yang sudah terpengaruh oleh pergaulan negatif biasanya akan mengambangkan kepribadian yang menyimpang. Apabila kepribadian seorang anak atau remaja sudah rusak akibat pergaulan negatif, maka untuk memperbaikinya tidaklah mudah.
c).    Lingkungan Sekolah
        Lingkungan sekolah merupakan media sosialisasi yang menentukan dalam pembentukan kepribadian seseorang. Suasana pendidikan formal di sekolah yang baik dan kondusif, seperti kurikulum dan mata pelajaran yang menyenangkan yang tidak terlalu banyak dan sulit, pemilihan jurusan atau program yang tepat, pola kebiasaan belajar yang memadai, kepribadian guru yang menyenangkan, metode mengajar guru yang tidak membosankan, serta sarana dan prasarana belajar yang memadahi, semuanya akan berpengaruh terhadap kepribadian anak.
        Dan sebaliknya bila penempatan siswa dalam kelompok belajar kurang tepat, pola kebiasaan belajar yang tidak memadahi, jam-jam belajar selalu kosong, prestasi yang kurang memuaskan, sikap teman yang kurang baik, tuntutan nilai-nilai dan peraturan sekolah yang terlalu ketat dan sebagainya, dapat menjadi sumber penyebab timbulnya kejenuhan, kekecewaan, kecemasan, ketidakpuasan, yang kemudian menyebabkan timbulnya perkelaian dan tawuran antar pelajar.
       Fungsi pendidikan sekolah sebagai media sosialisasi sangat banyak, antara lain: mengembangkan potensi anak untuk mengenal kemampuan dan bakatnya, melestarikan kebudayaan dengan mewariskannya dari generasi satu ke generasi selanjutnya, merangsang partisipasi demokratis melalui pengajaran ketrampilan berbicara dan mengembangkan kemampuan berpikir secara rasional dan bebas, mengembangkan cakrawala intelektual dan cita rasa keindahan melalui lukisan, meningkatkan taraf kesehatan melalui pendidikan olah raga dan biologi,  mencintai tanah air (nasionalisme) melalui pelajaran kewarganegaraan dan sebagainya.
d).   Tempat Pekerjaan
        Tempat pekerjaan merupakan agen atau media sosialisasi yang paling penting dalam proses pembentukan kepribadian dewasa seseorang. Suasana tempat bekerja, jenid pekerjaan atau jabatan dan gaji atau upah yang tidak menguntungkan seringkali menjadi penyebab stres bagi seseorang. Demikian pula pimpinan yang otoriter, teman yang tidak bersahabat, gaji rendah sangat berpengaruh terhadap kepribadian seseorang, seperti mudah marah, tidak dapat berpikir panjang, malas, tidak pedulian, tidak cekatan, mudah menyeleweng dan sejenisnya.
e).   Media Massa
       Media massa besar pengaruhnya pada proses pembentukan kepribadian seseorang. Semua jenis media massa pada umumnya berisikan informasi tentang berbagai ilmu pengetahuan, politik, budaya, nilai-nilai dan norma-norma sosial yang secara bertahap dan berkesinambungan.
       Yang termasuk media massa di sini adalah media cetak (surat kabar, majalah, tabloid), media elektronik (radio, televisi, video, film). Besarnya pengaruh media sangat tergantung dengan kualitas dab frekuensi pesan yang disampaikan.
Contoh :
  • Penayangan berita-berita peperangan, film-film dan adegan-adegan kekerasan atau sadisme diyakini oleh para psikolog telah banyak memicu meningkatan perilaku agresif pada anak-anak yang menontonnya, karena anak mudah sekali meniru.
  • Adegan-adegan yang cenderung berbau pornografi telah mengikis moralitas dan meningkatkan pelanggaran susila di dalam masyarakat.
  • Iklan produk-produk tertentu telah meningkatkan pola konsumtif atau bahkan gaya hidup hedonisme di kalangan masyarakat.
Pesan-pesan yang disampaikan agen sosialisasi tidak selamanya sejalan satu sama lain. Apa yang diajarkan di rumah atau sekolah, mungkin berbeda dengan apa yang ditayangkan di televisi-televisi atau teman-teman sepergaulan. Kadangkala terjadi konflik pribadi karena dikacaukan oleh agen sosialisasi yang berlainan.

LEMBAR KERJA SISWA
Informasi !
a. Diskusikan dengan kelompokmu
b. Tiap kelompok terdiri dari 4 siswa
c. Presentasikan di depan kelas

1.    Sejak kapan seorang anak mendapat sosialisasi dari orang tuanya?
2.    Apa sajakah hasil dari proses sosialisasi ?
3.    Coba kamu ingat-ingat mulai kamu kecil sampai sekarang, kira-kira nilai-nilai sosial dan norma-norma sosial apa saja yang kamu pelajari dilingkunganmu? Jelaskan
4.    Sosialisasi sekunder tidak akan mempengaruhi seseorang untuk berbuat menyimpang, jika seseorang tersebut mempunyai kepribadian yang kuat. Bagaimanakah individu tersebut harus bersikap ?
5.    Apa yang terjadi jika individu ( seseorang ) berada pada lingkungan yang menyimpang misalnya : lingkungan. pecandu narkoba, minuman – minuman keras, tawuran, penyimpangan seksual. dll
     Faktor –faktor apa saja yang mempengaruhi penyimpangan tersebut ?.
6.    Buatlah contoh bahwa lingkungan sekolah dapat membentuk kepribadian anak menjadi  baik. Dan sebaliknya lingkungan sekolah dapat menyebabkan kepribadian anak menjadi  tidak baik.
7.    faktor internal mana yang dapat mempengaruhi proses sosialisasi yang tidak sempurna ?
8.    Faktor eksternal mana yang dapat menghambat proses sosialisasi yang sehingga individu kurang pengetahuannya.
9.    Analisislah berita/ artikel yang kalian ambil dari TV, majalah, koran, internet yang bertemakan :
a. Pengaruh media massa terhadap perkembangan kepribadian anak.
b. Pengaruh perkembangan modern terhadap sikap dan perilaku remaja.
c. Perkembangan kepribadian anak sekolah.
d. Pengaruh teman sepermainan terhadap perkembangan kepribadian remaja.
10.Ceritakan pengalaman menarik yang terjadi dalam kehidupanmu yang mempengaruh kepribadianmu.

5.    FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK KEPRIBADIAN         
          Kepribadian (Personality) dalam bahasa populer diartikan sebagai ciri-ciri watak seorang individu yang konsisten (tetap) yang memberikan kepadanya suatu identitas pribadi sebagai individu yang khusus, sehingga dapat memberikan identitas yang khas bagi individu. Menurut Roucek dan Warren, kepribadian adalah organisasi faktor-faktor biologis (fisik), psikologis (kejiwaan) dan sosiologis (pemasyarakatan) yang mendasari perilaku individu.
          Kepribadian seorang individu tumbuh dan berkembang sejalan dengan berlangsungnya proses sosialisasi,  enkulturasi dan internalisasi.
Sosialisasi adalah proses belajar seorang anggota masyarakat untuk mengenal dan menghayati tentang nilai-nilai dan norma sosial yang berlaku di masyarakat.
Enkulturasi adalah proses pembelajarAn kebudayaan seorang individu ke dalam kebudayaan sendiri dengan cara mempelajari adat istiadat. Dalam proses enkulturasi ini seorang individu mempelajari dan menyesuaikan alam pikirannya serta sikapnya dengan adat, sistem norma dan tata cara kehidupan dalam kebudayaannya.
Inkulturasi adalah proses panjang sejak individu dilahirkan sampai hampir meninggal, dimana individu belajar menanamkan dalam pribadinya segala perasaan, hasrat, nafsu, serta emosi yang diperlukan sepanjang hidupnya.     

Ada lima faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Kepribadian:
1.  Warisan biologis/hereditas/keturunan
2.   Lingkungan alam fisik (geografis)
3.   Lingkungan sosial
4.   Lingkungan kebudayaan
5.   Pengalaman-pengalaman pribadi yang unik.
1.    Warisan Biologis  tampak pada intelegensi dan kematangan fisik Misalnya orang tuanya berbakat menyanyi, maka anaknya akan pandai bernyanyi, apalagi sejak kecil sudah dilatih.
2.    Lingkungan Alam Fisik menyebabkan orang harus menyesuaikan diri dengan iklim, topografi dan sumber daya alamnya. Misalnya kepribadian orang pesisir laut akan berbeda dengan orang pegunungan.
3.    Lingkungan Sosial akan membentuk kepribadian seseorang . Misalnya seorang yang terpelajar akan berbeda dengan orang yang tidak pernah mengenyam pendidikan tinggi.
4.    Lingkungan Kebudayaan sangat berpengaruh terhadap kepribadian seseorang. Misalnya seorang yang hidup di keluarga Jawa akan berbeda dengan orang yang hidup di keluarga Madura, karena orang Jawa biasa hidup dengan lemah lembut sedang orang Madura biasa hidup dengan perilaku yang keras dan giat.
5.    Pengalaman Pribadi Yang Unik  dapat mempengaruhi kepribadian seseorang. Misalnya sebelum naik haji seseorang dapat saja berkelakuan kasar, semena-mena terhadap orang lain dan pelit, tetapi setelah mendapat pengalaman yang berkesan pada waktu ibadah haji, orang ini terkena musibah dipukuli Badui dan kehilangan uang sakunya, orang ini lalu berubah seratus persen dan menjadi haji yang mabbrur.

Menurut Roucek dan Warren, dua orang sosiolog dari Amerika
3 faktor yang mempengaruhi pembentukan kepribadian seorang individu        yaitu :
a.    Faktor Biologi atau fisik. Contohnya orang yang mempunyai cacat fisik atau penampilannya kurang ideal, akan rendah diri, pemalu, sukar bergaul dan sebagainya  sehingga mempengaruhi pembentukan kepribadian seseorang.
b.    Faktor Psikologis atau kejiwaan. Misalnya unsur temperamen seperti agresifitas, pemarah, pemalu, hasrat atau keinginan dan sebaginya dapat mempengaruhi kepribadian seseorang
c.    Faktor Sosiologis atau lingkungan yaitu faktor yang membentuk kepribadian seseorang menjadi sesuai dengan perilaku atau kepribadian kelompok atau lingkungan masyarakat.  Contohnya orang yang lahir di daerah pedesaan cenderung memiliki solidaritas dan kolektivitas yang tinggi, serta keterikatan dengan lingkungan alam yang kuat . Sedang orang kota cenderung memiliki kepribadian kota yang lebih individualistis, rasa solidaritas dan kolektivitas yang rendah dan sebaginya
 
Type kepribadian manusia menurut Jung digolongkan dalam beberapa jenis :
a.  Berdasarkan Fungsinya terdapat empat type.
     1). Kepribadian Rasional yaitu kepribadian (sikap dan perilaku) yang sangat dipengaruhi oleh akal pikiran.
     2). Kepribadian Intuitif (intuisi) yaitu kepribadian yang sangat dipengaruhi oleh firasat atau naluri untuk mengetahui keadaan yang akan datang
     3). Kepribadian Emosional yaitu kepribadian yang sangat dipengaruhi oleh perasaan atau emosi yang sangat besar, mudah tersinggung,  suka marah dll.
     4). Kepribadian Sensitif yaitu kepribadian yang sangat dipengaruhi oleh kekuatan            pancaindera sehingga cepat sekali berreaksi terhadap suatu masalah.

b.  Berdasarkan reaksinya terhadap lingkungannya.
     1). Kepribadian Ekstrovert, yaitu kepribadian yang bersifat terbuka, berorientasi ke  dunia luar,  sehingga bersifat ramah, senang bergaul dan mudah menyesuaikan diri.
     2). Kepribadian Introvert yaitu kepribadian yang bersifat tertutup, lebih berorientasi pada dirisendiri, sehingga sifatnya pendiam, jarang bergaul, senang menyendiri dan sukar menyesuai kan diri.
     3). Kepribadian Ambivert yaitu kepribadian campuran yang tidak dapat digolongkan kedalam kedua type di atas karena sifatnya bervariasi.
 
LEMBAR KERJA SISWA
Informasi !
a. Diskusikan dengan kelompokmu
b. Tiap kelompok terdiri dari 4 siswa
c. Presentasikan di depan kelas

6. TAHAP TAHAP PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN
           Proses pembentukan kepribadian sebagai hasil proses sosialisasi maupun enkulturasi berlangsung melalui beberapa tahapan, sebagai berikut:
Menurut George Herbert Mead, proses perkembangan kepribadian melalui beberapa tahap ;
a).Tahap Preparatory Stage yaitu tahap meniru atau imitasi. Anak  belajar meniru apa-apa yang      diajarkan orang tuanya, mulai belajar makan, berbicara, belajar bertindak dan berperilaku yang boleh dan yang tidak. Sehingga bila anak melakukan perbuatan benar akan dipuji, sedang bila salah akan ditegur. Ini penting untuk mempercepat kepercayaan dirinya.
b).Tahap Play Stage yaitu tahap bermain peran. Setelah agak besar, anak sudah mengenal lingkungan yang lebih luas yaitu tetangga atau teman sepermainan. Sehingga anak sudah bisa bermain perang-perangan, dokter-dokteran, polisi-polisian. Pada tahap ini apabila orang tua tidak memberikan teladan yang baik atau contoh tokoh-tokoh yang baik akan mempengaruhi kepribadian anak kelak dikemudian. Menjadi pribadi kebarat-baratan (westernisasi) atau pribadi muslim atau muslimah. Tokoh-tokoh tersebut adalah Para Nabi atau Rosul atau mengenal Allah lebih dekat. Anak-anak sudah boleh dimasukkan kedalam TPQ (Taman Pendidikan Al-Qur’an).
c). Tahap Game Stage yaitu tahap mengidentifikasikan diri dengan idolanya. Anak yang sudah remaja akan mengidentikkan dirinya dengan tokoh idolanya, biasa bintang film pujaannya seperti mode rambut, mode pakaiannya atau perilakunya. Pada masa ini remaja yang tidak dikenalkan dengan tokoh-tokoh yang Islami, maka kepribadian remaja ini akan bersifat kebarat baratan dan sekuler (lebih mementingkan keduniaan). Untuk itu perlu dikenalkan tokoh-tokoh para sahabat Rosullullah seperti Ummar bin Khatab, Abu Bakar Siddiq dan Ali bin Abi Thalib, Siti Aisyah , Siti Hadijah, Siti Hajjar, istri Nabi dan Siti Fatimah putri Rosullullah.
      Usia remaja sering dikaitkan dengan anak-anak baru gede atau ABG, karena dewasa belum, sedangkan masa anak-anak baru lewat. Para ahli psikologi menyebutkan masa remaja sebagai masa puber, yakni suatu periode awal tumbuhnya dan berkembangnya ciri-ciri fisik dan seksualitas seorang individu. Dalam masa puber ini seorang remaja seringkali mengalami situasi krisis dengan gejala-gejala antara lain sebagai berikut.
·         Bertemperamen keras dan agresif atau sebaliknya, murung dan suka menyendiri.
·         Kepribadian yang labil karena masih mencari identitas
·         Mudah tersinggung dan sukar mengendalikan emosi
·         Mudah terpengaruh oleh hal-hal tertentu, baik yang bersifat positif maupun negatif
·         Rasa ingin tahu dan ingin mencoba hal-hal yang baru, yang sbelumnya belum pernah ia alami.
               Dampak yang sangat tidak diinginkan dari situasi krisis seperti disebutkan diatas adalah   munculnya perilaku menyimpang di kalangan para remaja. Gejalanya muncul dalam berbagai bentuk masalah sosial, seperti dekadensi moral (kemerosotan moral), pergaulan bebas, kenakalan remaja, kriminalitas, mabuk-mabukan, penyalahgunaan narkoba dan tawuran. Marilah kita perhatikan tayangan televisi kita di Indonesia. Gaya hidup westernisasi mulai menggeser moralitas remaja Indonesia yang memiliki kepribadian yang luhur.  Misalnya :Sinetron-sinetron remaja anak sekolahan, sudah tidak mencerminkan kepribadian  luhur bangsa Indonesia sendiri, semuanya mencerminkan gaya hidup westernisasi, dimana pemuda pemudi peserta sudah tidak mencerminkan cara-cara Islami seorang muslim dan muslimah. Mereka dengan sesukanya berpelukan didepan umum yang bukan muhrimnya tanpa merasa malu dan memamerkan aurat tubuhnya tanpa merasa risih sama sekali. Ini menunjukkan moralitas remaja kita semakin jauh dengan kehidupan agama yang kita agungkan dan tidak kalah khawatirnya orang-orang tua kita mengenai pergaulan putra-putrinya.
     Nilai-nilai dan norma kehidupan masyarakat mulai tergeser oleh gaya hidup orang barat.
 d).Tahap Generalized Other  yaitu pola menyesuaikan diri. Pola sosialisasi pada masa ini sedang mencapai titik kulminasi yang paling optimal bagi seorang individu. Proses belajar  tidak semata-mata melalui proses meniru, tetapi lebih kepada pola menyesuaikan diri. Seorang individu dewasa diharapkan sudah menyelaraskan dan menyesuaikan dirinya dengan pola sosial budaya masyarakat tempat ia hidup dan memperoleh status dan peranan yang mantab sehingga menjadi anggota penuh dari masyarakatnya, berumah tangga dan mewariskan nilai-nilai dan norma sosial pada generasi berikutnya.

UJI KOMPETENSI
1. Banyak remaja yang bersikap dan bergaya seperti artis idolanya. Hal tersebut merupakan      contoh      hasil sosialisasi ……..
    a. Primer   b. Sekunder   c. Integratif    d. Sempurna     e. Tidak sempurna
2. Hal utama yang dipelajari seseorang dalam proses sosialisasi adalah :
    a. Idiologi                                 d. Cara – cara mempertahankan hidup
    b. Nilai dan Norma                             e. Cara– cara mencari mata pencaharian hidup
    c. Peraturan Perundang – undangan
3. Perhatikan hal – hal berikut ini  :
    1. Otonomi anak
    2. Sosialisasi terpusat pada anak
    3. Orang tua memperhatikan kepentingan anak
    4. Sosialisasi terpusat pada orang tua
    5. Keputusan anak pada orang tua
    Pernyataan di atas yang termasuk ciri –ciri sosialisasi represif adalah :
    a. 1 dan 2       b. 2 dan 3          c. 3 dan 4       d. 3 dan 5    e. 4 dan 5
4. Sejak masuk sekolah Dita dididik taat menjalankan ibadah oleh guru agama, tetapi dia tidak mematuhinya karena pengaruh lingkungan Primer. Kasus paada Dita merupakan adanya salah satu agen sosialisasi yang kurang berfungsi yaitu ……
    a. Keluarga            b. Sekolah   c. Teman bermain    d. Teman sebaya          e. Media massa
5. Peranan sekolah dalam proses sosialisasi sangat berhubungan erat dengan kepastian     ekonomi karena ……..
a.    Kualitas manusia ditentukan oleh tingkat pendidikannya.
b.    Indikator sekolah dan kurangnya sekolah.
c.    Sekolah mengajarkan keterampilan dan pengetahuan.
d.    Semua sekolah dapat menciptakan lapangan kerja.
e.    Sekolah adalah tempat bermain dan belajar.
6. Pada masa bayi anak – anak meniru kata – kata tertentu tetapi, belum sempurna.
    Hal ini menandai ia tengah masuk dalam tahap sosialisasi ………..
    a. Play stage                      b. Imitation stage      c. Game stage        
    d. Prepartory stage              e. Generalized stage
7. Peranan media sosialisasi primer dalam pembentukan kepribadian adalah ……..
    a. Mendorong seseorang berbuat sesuai dengan tata cara yang diharapkan.
    b. Membantu orang menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya.
    c. Membuat batasan dalam bertingkah laku tertentu
    d. Menanamkan pada anak tentang nilai dan norma.
    e. Mendorong individu berkembang sebagai makhluk sosial.
8. Dalam sosialisasi, kebijaksanaan orang tua dapat juga pemberian hadih karena perilaku      baik pada diri anak. Hal ini merupakan tindakan dari pola sosialisasi ………
    a. Kurasif   b. Represif              c. Persuasif          d. Partisipatif        e. Prevevtif
9. Perhatikan hal – hal berikut ini !
    1) Sifat dasar
    2) Lingkungan prenatal
    3) Motivasi
    4) Potensi Individu
    5) Kemajuan ekonomi
    Hal – hal tersebut di atas yang merupakan faktor sosialisasi adalah nomor ………..
    a. 1,2 dan 3                           b. 1,3 dan 4                                c. 2,3 dan 4            
    d. 1,2 dan 4                              e. 3,4 dan 5
10. Setelah pulang dari bermain bersama Amri, Andi meminta Ayahnya memberikan sepeda        seperti milik Amri. Peristiwa tersebut menunjukkan adanya pengaruh……….
       a. Tetangga               b. Lingkungan          c. Teman sebaya              
       d. Barang bagus yang dimiliki kawan.           e. Solidaritas kawan sepermainan.
11. Akibat sering nonton film – film yang bertema kekerasan, seseorang dapat bertingkah       laku bertentangan dengan norma – norma yang berlaku di masyarakat.    
     Contoh di atas menunjukkan bahwa media film berperan sebagai media ……….
a.   Edukasi dan pembentukan watak.
b.  Komunikasi sosial budaya.
c.   Interaksi antar individu dan kelompok.
d.   Mobilisasi status dan peranan sosial
e.   Sosialisasi sub budaya menyimpang
12. Bagi orang tua dan masyarakat, sosialisasi mempunyai arti penting, untuk ………
     a. Melestarikan nilai dan norma kelompok pada generasi berikutnya.
     b. Alat untuk memaksakan kehendak.
     c. Upaya menunjukkan kewibawaan kepada generasi muda.
     d. Sarana penciptaan norma – norma baru.
     e. Upaya membatasi kebebasan anggota – anggota masyarakat.
13. Salah satu contoh yang ditanamkan oleh media primer adalah  ……….
     a. Rela berkorban dan berbuat baik.
     b. Rajin belajar dan membantu orang lain
     c. Cinta terhadap kemajuan dan kebenaran.
     d. Sikap pantang menyerah terhadap keadaan .
     e. Hormat dan patuh terhadap orang tua.
14. Pembentukan kepribadian generasi penerus yang memiliki IMTAQ ( iman dan taqwa )        dan IPTEK (ilmu pengetahuan dan teknologi) yang kuat dan seimbang secara kodrati       sejak semula menjadi tugas pokok media sosialisasi ………
     a. sekolah b. teman sebaya    c. teman sekolah          d. Pemerintah    e. multi media

15. Contoh sosialisasi sekunder yang dilakukan secara formal adalah ……..
      a. sekolah           b. masyarakat luas c. media massa  d. Kerabatnya   e. teman bermain
16. Anak bayi menangis sambil mengeluarkan suara “ mma – mma – mma “ atau “ ppaa –       ppaa – ppaa “ saat itu ayahnya mendekatinya. Hal itu termasuk proses sosialisasi ……
      a. represif                   b. partisipatif           c. sekunder             d. primer       e. Antipatif
17. Karena beberapa hal, beragam norma maupun keterampilan yang dimiliki seseorang       anggota masyarakat dapat rusak atau hilang. Individu dengan kriteria ini memerlukan …
      a. desosialisasi   b. resosialisasi                c. Rehabilitasi     d. rekontruksi      e. renovasi
18. Seorang ibu akan selalu bertanya kepada putranya tentang keadaan ketika sekolah, ketika di      asrama, ketika bergaul dengan temannya, ketika di jalan raya. Perananseorang ibu yang demikian terhadap anaknya tersebut berarti …….
a.    Cemas terhadap anak – anaknya.
b.    Amat memperhatikan anak kesayangannya.
c.    Melakukan tugas sebagai ibu rumah tangga.
d.    Melakukan control perilaku anaknya sesuai dengan fungsi nilai.
e.    Bangga karena mempunyai putra – putri yang berperilaku baik dan sopan.
19. Proses pembudayaan seorang individu ke dalam kebudayaan kelompoknya, disebut ……
      a. Internalisasi             b. Integrasi             c. Sosiabilitas          
      d. Sosialisasi                     e. Enculturalisasi
20. Faktor – factor yang mempengeruhi kepribadian, kecuali  :
      a. Warisan biologis                 b. Lingkungan alam fisik      c. Pengalaman unik
      d. Lingkungan pendidikan        e. Lingkungan kebudayaan

 II    SOAL ESSEY .
1.    Jelaskan pengertian sosialisasi ?
2.    Sebutkan dan jelaskan pola – pola dalam sosialisasi !
3.    Sebutkan dan jelaskan tahapan – tahapan dalam sosialisasi !
4.    Sebutkan media atau agen – agen sosialisasi !
5.    Sebutkan dan jelaskan contoh dampak positif dan negative kelo,pok sepermainan
   ( peer group )
MATCHING ( menjodohkan )
¯ SOSIALISASI ¯
Pertanyaan :
1. Aturan – aturan yang berfungsi mengatur         a. Ukuran tentang indah atau   
   pola tindakan atau perilaku manusia                       tidak indahnya suatu konsep
    dalam kehidupan masyarakat.                                
                                                                   b. Kepribadian Sensitif.
2. CUSTOM
                                                                     c. USAGE
3. Ukuran tentang benar - salah konsep yang
    bersumber dari hasil pemikiran akal sehat        d. MORES
    manusia.
4. NILAI ESTETIKA                                              e. Adat istiadat yang harus dipatuhi oleh                                                                               masyarakat dalam berhubungan                                                                              sosial dan jika dilanggar kena sanksi
5. Aturan – atuaran dalam berperilaku yang
    tidak ada sanksinya.                                    f. Pendapat dari EMILIE DURKHEIM

6. KELUARGA                                                  g. Perbedaan perilaku kelompok disebab                                                         kan oleh perbedaan lingkungan alam,                                                         iklim.
7. Kepribadian yang sangat dipengeruhi oleh
    kekuatan pancaindera sehingga cepat seka      h. Nilai LOGIKA
    li bereaksi.
i. Media sosialisasi yang paling penting                  dan utama dalam proses sosialisasi
8. Norma sosial sebagai fakta sosial merupa                   
    kan objek kajian pokok dalam sosiologi.
                                                                   j. Norma Sosialisasi.
9. MEDIA MASSA
10. Pendapat SOROKIN.                                   k. Berperan sebagai media sosialisasi                                                                              nilai –nilai dan norma-norma sosial

MODEL PEMBELAJARAN SCRAMBLE

Langkah-langkah Pembelajaran
1. Susunlah huruf – huruf pada kolom B, sehingga merupakan kata kunci ( jawaban ) dari pernyataan
    Kolom A.
No
A
B
1


2



3


4


5



6

7



8


9


10
Keluarga, sekolah, teman sepermainan dan media massa  merupakan ……… sosialisasi.

Faktor yang mempengaruhi ………….. berupa sifat dasar,  Lingkungan prenatal, perbedaan perorangan, lingkungan danmotivasi.

Perbedaan …………… dipengaruhi oleh faktor warisan biologis, lingkungan alam,dan lingkungan sosial.

Perbuatan yang diulang – ulang dalam bentuk sama karena banyak orang menyukai perbuatan itu disebut …

……………. adalalah cara dan gaya dalam melakukan dan membuat sesuatu yang sifatnya berubah – ubah, namun diikuti oleh banyak orang.

Proses SOSIALISASI merupakan ………kehidupan sosial.

Rangkaian aturan yang berisi perintah, kewajiban, serta larangan agar tercipta ketertiban dan keadilan di masyarakat disebut ………….

Faktor yang mendasari perilaku seseorang adalah factor biologis dan …………….

Kepribadian ……………. , yaitu kepribadian yang sangat dipengaruhi oleh akal pikiran.

Pengaruh ………… sangat besar terhadap pembentukan kepribadian seeorang.
NEAG / …………………..

ISASLIASIOS / ……………

ABADINIPREK / ……………

WAKYSLOF / ………………

DEMO / ……………….

UNTANGJ /……………….

KUMUH / ………………..

OLOKSIGISP / ………………

LANOIRAS / ……………….

KUNLINGANG / ……………

2. Membantu siswa untuk menemukan konsep dalam pembelajaran .
3. Membantu siswa untuk mengembangkan pemikiran yang logis dan rasional
4. Membuat kesimpulan dan dapat bekerjasama dengan orang lain untuk memecahkan      masal.


BAB 5
   PERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL

A.  PERILAKU  MENYIMPANG.                 
1. Pengertian Perilaku Menyimpang (Deviation)
    a. Menurut James Vander Zander
        Perilaku menyimpang merupakan perilaku yang dianggap sebagai hal tercela dan diluar         batas-batas toleransi oleh sejumlah besar orang.
    b. Menurut Robert M. Z. Lawang
        Perilaku menyimpang adalah semua tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam suatu sistem sosial dan menimbulkan usaha dari mereka yang berwewenang  dalam sistem itu untuk memperbaiki perilaku tersebut.  
    c. Menurut Bruce J.Cohen
        Perilaku menyimpang adalah setiap perilaku yang tidak berhasil menyesuaikan diri dengan kehendak-kehendak masyarakat atau kelompok tertentu dalam masyarakat.
  
Dari difinisi-difinisi di atas, pengertian perilaku menyimpang dapat disederhanakan sebagai berikut, Perilaku Menyimpang adalah setiap perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma sosial yang ada di dalam masyarakat. Atau penyimpangan (deviation) adalah segala macam pola perilaku yang tidak berhasil menyesuaikan diri (comformity) terhadap kehendak masyarakat.
        Berbagai bentuk perilaku menyimpang ini banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari di dalam masyarakat. Seperti perkelaian pelajar atau tawuran, penyalahgunaan narkoba, sabu-sabu, mabuk minuman keras, perusakan fasilitas umum, hubungan seks diluar nikah, ngebut di jalan ramai, merokok di sekolah, berpakaian seronok, prostitusi (menjual diri), pencurian, pembunuhan, perkosaan, penipuan, kenakalan remaja (juvenile deliquency) dan tindakan kriminal lainnya.


2.  Faktor- faktor Penyebab Penyimpangan Sosial
     a. Menurut James W. Van Der Zanden
         Faktor-faktor penyimpangan sosial adalah sebagai berikut :
1). Longgar / Tidaknya Nilai dan Norma
      Ukuran perilaku menyimpang bukan pada ukuran baik buruk atau benar salah menurut pengertian umum, melainkan berdasarkan ukuran longgar tidaknya norma dan nilai sosial suatu masyarakat. Nilai dan norma sosial masyarakat yang satu berbeda dengan masyarakat lainnya. Misalnya : kumpul kebo (Samen lifen) di Indonesia dianggap menyimpang, di masyarakat Barat merupakan hal yang biasa atau wajar.
2).  Sosialisasi Yang Tidak Sempurna.  
Apabila seorang anak kecil sampai dewasa tidak menjalani proses sosialisasi yang baik dan sempurna, seperti hidup di lingkungan keluarga yang tidak harmonis, di terminal-terminal, di tempat-tempat kumuh, di tempat bebas tanpa kontrol orang tua dan sejenisnya, tidak dibiasakan hidup disiplin, maka anak cenderung mengembangkan sikap dan perilaku yang menyimpang. Pengaruh kehidupan yang keras, selalu tertekan dan kurang mendapat kasih sayang,  diperlakukan secara tidak adil, mengalami kekerasan, otoriter, pelecehan seksual dan  pernah mengalami perkosaan atau  sodomi, dan sejenisnya, ia akan menjadi anak bersikap agresif, memberontak, melawan dan perperilaku menyimpang kelak dikemudian hari, yang biasanya muncul dari bawah sadarnya. Keteladanan seorang pemimpin idealnya kebagai panutan, kadangkala terjadi pemimpin justru member contoh yang salah, seperti melakukan KKN, tetapi ditolerir oleh masyarakat itu sendiri.
Oleh karena itu, sejak kecil anak-anak harus dibiasakan hidup disiplin, selalu jujur, rajin, menghormati orang lain dan patuh pada orang tua, guru, ustadh dan sebagainya, agar menjadi manusia yang memiliki tanggungjawab sosial dan tanggung jawab pribadi.
3)Sosialisasi Sub Kebudayaan Yang Menyimpang
       Sub budaya menyimpang adalah unsur-unsur budaya negatif yang tidak sesuai dengan nilai dan norma sosial yang berlaku dalam masyarakat tertentu. Misalnya, budaya kumpul kebo (samen leven) , kebebasan seksual (free sex), aborsi, minuman keras, diskotik, narkoba, tarian bugil, berpakaian ketat dan minim, dan sejenisnya adalah contoh subbudaya menyimpang dari masayarakat Barat. Dalam kehidupan masyarakat Barat hal tersebut diatas dianggap suatu hal yang biasa dan diperbolehkan oleh masyarakatnya. Namun bagi masyarakat Indonesia, budaya negatif tersebut sangat dilarang karena tidak sesuai dengan nilai-nilai dan norma sosial yang berlaku.
      Walaupun sub budaya menyimpang tersebut dilarang, tetapi masih saja berkembang dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Kemajuan tehnologi dan transportasi memudahkan masuknya sub budaya yang menyimpang tersebut ke Indonesia. Apalagi bila mulai kecil, anak-anak remaja tidak dibekali ilmu agama yang intensif melalui TPQ, Madrasah, mengaji, belajar agama dan tidak mempunyai kecerdasan spiritual, maka keimanan dan ketaqwaan para remaja akan goyah dan mudah dipengaruhi oleh teman-teman sepergaulannya. Dan ini akan membahayakan kelangsungan kehidupan moral generasi penerus nanti.

3.  Faktor faktor yang menyebabkan terjadinya perilaku menyimpang sebagai hasil proses sosialisasi sub budaya menyimpang adalah
  1. Pengaruh masuknya unsur-unsur budaya luar yang negatif. Misalnya dari Eropah, USA, Jepang, dan lain-lain.
  2. Pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi informasi dan komunikasi. Misalnya : buku-buku porno, majalah pono, VCD porno, situs-situs di internet,
  3.  radikalisme, anarkhisme, terorisme dan sejenisnya diilhami oleh informasi dan media massa.
  4. Terjadinya proses sosial budaya, seperti migrasi, asimilasi, akulturasi, adaptasi. Misalnya pergaulan antar bangsa, mengadopsi acara-acara pesta ala Barat (valentien day, april mop), pesta sek, tarian bugil dan sejenisnya. 
  5. Sifat dan kodrat manusia yang selalu ingin tahu, ingin maju dan ingin memenuhi kebutuhan dan kelangsungan hidupnya, sehingga mereka mudah terpengaruh oleh budaya luar. Misalnya bekerja di Hotel, diskotik, cafe, tempat pariwisata dan sebagainya.
4.   Faktor-faktor penyebab terbentuknya perilaku menyimpang
  1. Sikap mental yang tidak sehat
  2. Keluarga yang Broken Home
  3. Pelampiasan rasa kecewa
  4. Dorongan kebutuhan ekonomi
  5. Pengaruh lingkungan dan media massa
  6. Keinginan untuk dipuji atau gaya-gayaan
  7. Proses belajar yang menyimpang
  8. Ketidaksanggupan menyerap norma budaya
  9. Adanya ikatan sosial yang berlainan
  10. Akibat proses sosialisasi nilai-nilai sub kebudayaan menyimpang
  11. Akibat kegagalan dalam proses sosialisasi
5.  Bentuk perilaku menyimpang berdasarkan sifatnya. Menurut Lemert (1951) penyimpangan dibagi dalam dua bentuk :
      a. Perilaku Menyimpang Primer adalah penyimpangan yang dilakukan sesorang pertama kali, akan tetapi si pelaku masih dapat diterima masyarakat. Ciri penyimpangan ini bersifat temporer atau sementara dan tidak dilakukan secara berulang-ulang , hanya mengu asai sebagian kecil kehidupan seseorang dan masih dapat ditolerir atau diterima.
           Contoh: membolos sekolah atau kerja, telat datang,  pelanggaran rambu-rambu lalu lintas, ngebut di jalanan, menunggak iuran listrik, telepon, SPP dll.
       bPerilaku Menyimpang Sekunder adalah perilaku menyimpang yang dilakukan berulang-ulang, menjadi kebiasaan, dan secara umum meresahkan masyarakat  sekitarnya. Masyarakat sudah tidak bias mentoleransi lagi
          Contoh : kriminalitas, pembunuhan, penganiayaan, perampokan, pemabuk, pengguna obat terlarang ,sparatisme, terorisme, persekongkolan (KKN) dan sejenisnya.
6.  Kategori Penyimpangan Individu
     Yang termasuk dalam tindak penyimpangan individual antara lain
  1. Penyalahgunaan narkoba : narkotika (candu, ganja, putau), psikotropika (ectassy, magadon, amphetamine), alkoholisme.
  2. Proses sosialisasi yang tidak sempurna
  3. Pelacuran (prostetusi) artinya pekerjaan menyerahkan diri kepada umum untuk dapat melakukan perbuatan sexual dengan mendapatkan upah. Pelacuran lebih disebabkan oleh tidak masaknya jiwa seseorang atau pola kepribadiannya yang tidak seimbang, karena masalah ekonomi, disintegrasi keluarga dsb. )
  4. Penyimpangan seksual aiandalah perilaku seksual yang tidak lazim dilakukan seseorang. Misal : lesbianism, homosexual, sodomi, perzinaan, kumpul kebo, dll.
  1. Tindakan kejahatan / criminal. Tindakan yang bertentangan dengan hukum, social dan agama. Misalnya: pencurian, penipuan, penganiayaan, pembunuhan, perampokan dan pemerkosaan.
  2. Gaya Hidup. Perilaku yang lain dari perilaku umum atau biasanya. Misalnya : sikap arogansi yaitu kesombongan terhadap sesuatu yang dimilikinya seperti kepandaian, kekuasaan, kekayaan dsb. Sikap eksentrik, sikap yang dianggap aneh, laki-laki beranting di telinga dan berkalung, rambut gondrong
Hedonisme yaitu sikap yang mengagungkan kemewahan dsb.

7.  Upaya Mengantisipasi Penyimpangan Sosial
  1. Penanaman nilai dan norma yang kuat melalui proses sosialisasi. Adapun tujuan proses sosialisasi antara lain sebagai berikut :
-     Pembentukan konsep diri untuk memperkuat kepribadian
-     Pengembangan keterampilan seperti ICT, Tata Boga, Tata Busana, fashion
-     Pengendendalian diri
-     Pelatihan komunikasi
-     Pembiasaan aturan (budi pekerti, etika)
     b. Pelaksanaan Peraturan Yang Konsisten : satu dan lainnya saling berhubungan dan tidak bertentangan dan terus menerus tetap berlaku
      cBerkepribadian Kuat dan Teguh. Kepribadian adalah kebiasaan, sikap-sikap dan lain-lain, sifat yang khas yang dimiliki seseorang yang berkembang apabila orang tadi berhubungan dengan orang lain bersikap positif.

8.  Upaya-upaya Mengatasi Penyimpangan Sosial
a. Memberikan sanksi yang tegas
b. Memberikan penyuluhan-penyuluhan
c. Rehabilitas social

LEMBAR KERJA SISWA
1.    Tulislah contoh kasus perilaku menyimpang !                                                                       
2.    Bagaimana cara menghindari terjadinya perilaku menyimpang tersebut diatas.                   
3.    Dengan maraknya pornografi dan  pornoaksi dimedia menyebabkan terjadinya perilaku menyimpang di masyarakat. Bagaimana komentar kalian tentang hal itu .                          
4.    Tuliskan contoh kasus perilaku menyimpang akibat sosialisasi media massa yang tidak sempurna ( melanggar nilai – nilai dalam norma sosial ) !                                                 
5.    Adakah kasus yang ada di daerah kalian ? Dan sebutkan penyebabnya.!  

9. TEORI PENYIMPANGAN SOSIAL
1)  Teori Biologis
            Menurut teori ini beberapa tubuh tertentu lebih cenderung melakukan perilaku menyimpang dibanding tipe-tipe tubuh lainnya. Secara umum, tubuh manusia dibedakan menjadi tiga tipe endomorph,(bundar, halus, gemuk), mesomorph (berotot, atletis) dan ectomorph (tipis, kurus). Setiap tipe memiliki kecenderungan sifat-sifat kepribadian dan perilaku tertentu. Penemuan ahli dari teori ini menyebutkan bahwa pecandu minuman keras dan penjahat umumnya memiliki tipe tubuh mesomorph. Teori ini dikemukakan oleh Lambroso, Horton, Von Henting dan sheldon.
2Teori labeling ( pemberian cap atau julukan)
          Seseorang yang telah melakukan penyimpangan pada tahap primer (pertama), tetapi oleh masyarakat sudah diberi cap sebagai penyimpang. Misalnya : pencuri, penipu, wanita nakal, orang gila, maka si Pelaku akan terdorong untuk melakukan penyimpangan sekunder (tahap lanjut) dengan alasan “kepalang tanggung”. Teori ini dipelopori oleh Edwin M. Lemert
     Contoh : seorang bekas narapidana di cap sebagai residivis, padahal ia sudah bertobat dan melakukan perbuatan baik, ternyata masyarakat masih memberikan cap negatif (penjahat) maka kemudian dia kembali bergaul dengan lingkungan yang menyimpan supaya aman dan akhirnya kembali kambuh kejahatannya.
3) Teori Sosialisasi
            Teori ini menyebutkan bahwa ada norma dan nilai-nilai tertentu yang disepakati oleh seluruh warga masyarakat. Penyimpangan sosial terjadi karena adanya gangguan pada proses penghayatan dan pengamalan nilai-nilai. Oleh sebab itu sosialisasi menjadi faktor penting terhadap sukses tidaknya dalam penanaman dan penghayatan nilai-nilai masyarakat. Dalam proese sosialisasi biasanya seseorang menghayati nilai-nilai dari orang lain yang dianggapnya cocok . Bila sebagian besar teman (orang yang dianggap cocok) adalah perilaku menyimpang, maka orang tersebut cenderung menjadi menyimpang pula. Dalam sosiologi disebut Proses Sosialisasi yang tidak sempurna.
4) Teori Transmisi Budaya
            Dikemukakan oleh Shaw dan Mc Kay (Paul B. Horton dan Chester L. Hunt, 1996). Dikemukakan bahwa di kampung-kampung yang berantakan dan tidak terorganisir secara baik, perilaku jahat merupakan hal yang normal. Pada wilayah semacam ini, para pemuda berkenalan dengan nilai-nilai dan perilaku menyimpang yang tertanam dalam kepribadian mereka yang ditransmisikan kepada warganya dan menjadi bagian dari kepribadiannya. Wilayahnya disebut deliquency area. Perilaku menyimpang sudah dianggap wajar  Contoh; budaya menyogok untuk mendapatkan sesuatu secara cepat, pemberian upeti untuk melegalkan statusnya dan sebagainya dalam sosiologi disebut Proses sosialisasi Sub Kebudayaan menyimpang.
5) Teori Anomie
          Anomi adalah suatu keadaan masyarakat di mana tidak ada norma yang dipatuhi secara teguh dan diterima secara luas. Dikemukakan pertamakali oleh Emile Durkheim.    Masyarakat Anomis adalah masyarakat yang tidak memiliki pedoman norma yang mantap yang dapat dianut oleh warganya, sehingga perilaku masyarakat menjadi kabur.  Menurut Robert K. Merton, Anomi lebih disebabkan oleh adanya ketidak harmonisan antara tujuan budaya  dengan cara-cara formal untuk mencapai tujuan tersebut. Misalnya untuk menjadi kaya seseorang harus bekerja keras secara halal. Kenyataannya tidak semua yang bekerja keras secara halal bisa menjadi kaya, akibatnya banyak orang untuk mendapatkan kekayaan berusaha melakukannya tidak wajar, seperti KKN dan meluas.
6)  Teori Psikologis
            Teori ini menyatakan bahwa beberapa bentuk penyimpangan yang terjadi dalam masyarakat disebabkan adanya gangguan mental dan kepribadian pada diri seseorang. Orang yang mengalami gangguan mental dan kepribadian ini tidak bisa berpikir secara rasional, juga tidak dapat membeda kan yang benar dan salah serta baik dan buruk. Contoh: orang gila, embisil, idiot.
7)  Teori Konflik Budaya
          Teori ini menyatakan bahwa bila dalam suatu masyarakat terdapat sejumlah kebudayaan khusus (agama, kelas sosial, etnik, suku bangsa, daerah) maka hal ini akan dapat menurangi kemungkinan timbulnya kesepakatan nilai sosial.
     Contoh : Di dalam agama satu diperbolehkan mengkonsumsi makanan tertentu, misal, daging babi, minuman beralkohol, daging anjing dan sebagainya, tetapi dalam agama lain justru dilarang atau dianggap haram, dan mereka yang melanggarnya dianggap berperilaku menyimpang.

10, Dampak negatif perilaku menyimpang bagi pelaku atau masyarakat :
a.     Kerugian materi, seperti uang untuk minuman keras, ganja, estasi, kokain dan lain-lain.
b.     Rusaknya  kesehatan (fisik dan mental), badan menjadi kurus, dan malas melakukan kegiatan fisik
c.      Hilangnya nyawa seseorang, karena kebut-kebutan, pekelaian pelajar, tawuran dan sebabginya
d.     Terganggunya ketertiban umum, misalnya gaduh oleh orang yang mabuk, lalu lintas macet

DISKUSIKAN DENGAN TEMANMU:
1.    Pengertian perilaku menyimpang.
2.    Bentuk-bentuk perilaku menyimpang
3.    Contoh Proses perilaku menyimpang hasil dari imitasi terhadap orang lain
4.    Contoh perilaku tindakan kriminal karena pengaruh sosialisasi media massa
5.    Buatlah  argumentasi mengenai tidak perlunya siswa melihat VCD porno
6.    Sebutkan usaha-usaha atau sistem pencegahan agar seorang pelajar tidak terjebak oleh pengaruh orang lain untuk mengkonsumsi narkoba.

B. PENGENDALIAN SOSIAL
1Pengertian Pengendalian Sosial
      Pengendalian Sosial (Social Control) adalah pengawasan dari suatu kelompok terhadap kelompok lain untuk mengarahkan peran-peran individu atau kelompok sebagai bagian dari masyarakat, agar tecipta keteraturan sosial sesuai yang diharapkan.
      Menurut Joseph S. Roucek, Pengendalian sosial adalah segala proses baik direncanakan maupun tidak, yang bersifat mendidik, mengajak, bahkan memaksa warga masyarakat agar mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai sosial yang berlaku.
      Menurut Peter L. Berger, Pengendalian sosial adalah berbagai cara yang digunakan masyarakat untuk menertibkan anggotanya yang menyimpang.
      Menurut Bruce J Cohen, Pengendalian sosial adalah cara-cara atau metode yang digunakan untuk mendorong seseorang agar berperilaku selaras dengan kehendak kelompok ataui masyarakat luas tertentu.
          Pengendalian sosial adalah suatu proses, baik disengaja maupun tidak, bersifat mendidik, mengajak, atau memaksa warga untuk mematuhi norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku. Pengendalian sosial adalah proses untuk mengatasi penyimpangan sosial yang dilakukan oleh warga masyarakat.
          Dalam sistem sosial (atau masyarakat) terdapat sistem nilai dan sistem norma sosial Nilai-nilai dan norma-norma sosial tersebut mengikat dan mengatur pola sikap dan perilaku (tindakan) individu-individu warga masyarakatnya. Apabila individu-indidvidu itu bertindak menyimpang dari sistem nilai dan norma sosial maka akan mengganggu keteraturan sosial. Dalam hal ini diperlukan proses pengendalian sosial.

2. LEMBAGA  PENGENDALIAN SOSIAL
            Pengendalian sosial ini sangat penting dilakukan oleh Lembaga Kepolisian, Lembaga Pendidikan, Lembaga Peradilan, Lembaga Keagamaan, Lembaga Kemasyarakatan dan Lembaga Adat, agar  tidak terjadi  pelanggaran terhadap nilai-nilai dan norma sosial , sehingga tercipta keteraturan sosial  dalam masyarakat.
a.  Lembaga Kepolisian
     Lembaga Kepolisian sebagai aparat lembaga keamanan mempunyai peranan yang sangat penting dalam upaya pengendalian sosial yang dilakukan warga masyarakat.. Dengan adanya lembaga kepolisian, maka berbagai tindakan penyimpangan sosial dapat diatasi dan dikendalikan. Fungsi lembaga kepolisian adalah melindungi dan mengayomi, menjaga ketertiban dan keamanan masyarakat , agar rakyat yang dilindungi ini dapat hidup aman, tentram, makmur dan sejahtera.
     Warga masyarakat yang melakukan penyimpangan, seperti tawuran massal, penyalah gunaan narkoba, penipuan, korupsi, perampokan, pencurian , perkosaan, pembunuhan, perusakan fasilitas umum (perusakan telpon umum, pertokoan, tempat ibadah, pembakaran rumah, hiasan kota, lampu jalan ), perkelaian, kerusuhan, demonstrasi dan sebagainya, akan ditangkap, ditahan dan diamankan oleh pihak kepolisian untuk disidik (diselidiki dengan cara penggalian informasi), dan kemudian diajukan ke Pengadilan. Sehingga tindak kriminal akan dapat diatasi.
     Lembaga Kepolisian ini terdapat bermacam-macam tugas, seperti Polisi Lalu-Lintas, Polisi Patroli Keamanan, Polisi penyidik, Polisi Iteligen (polisi penyamaran), Polisi Air Laut dan sebagainya
b. Lembaga Pengadilan
      Lembaga pengadilan atau peradilan melalui aparat-aparatnya dapat berperan sebagai alat pengadilan. Lembaga pengadilan mempunyai aparat sebagai berikut : Hakim, Jaksa, Pembela (Pengacara), merupakan pengambil tindakan dan keputusan hukum terhadap warga masyarakat yang melakukan tindakan kriminalitas. Disamping itu terdapat notulen, saksi-saksi, dan sebagainya.
      Keputusan Hakim yang dijatuhkan kepada seseorang yang setelah melalui proses peradilan dan terbukti bersalah, maka terpidana wajib menjalani hukuman penjara di Lembaga Pemasyarakatan sesuai dengan lama hukuman yang harus dijalaninya. Biasanya pada hari-hari tertentu, terpidana ini akan mendapat semisi (pengampunan) sehingga apabila terpidana ini berkelakuan baik di penjara, maka kemungkinan masa hukumannya menjadi lebih dipersingkat.
      Fungsi lembaga pengadilan ini sebenarnya adalah memberi keadilan bagi masyarakat atau rakyat. Akan tetapi aparat Kepolisian, Hakim, Jaksa Penuntut, Pengacara, saksi dan sebagainya ini rawan dengan kolusi (penyogokan dan persekongkolan), untuk mengelabuhi keadilan sebenarnya. Sehingga masyarakat yang tidak tahu-menahu tentang lembaga peradilan ini, maka mudah sekali terkena  penipuan oleh aparat itu sendiri. Maka dikatakanlah Supremasi Hukum belum ditegakkan di bumi Indonesia ini.
cLembaga Kemasyarakatan  
      Dalam kehidupan masyarakat terdapat bermacam-macam lembaga kemasyarakatan, seperti LKMD, Karang Taruna, Dewan Masjid,  PKK, KUD, Aparat Pemerintahan Desa dan  Lurah, RT, RW,  dan sebagainya.
       Lembaga kemasyarakatan tersebut memiliki peranan yang sangat penting dalm proses pengendalian sosial. Jika terdapat kasus perselisihan atau pelanggaran nilai-nilai dan norma sosial, maka warga masyarakat akan meminta dan menyerahkan  si pelanggar ini kepada tokoh-tokoh masyarakat setempat untuk diberikan pembinaan atau hukuman adat yang berlaku. Tokoh-tokoh tertsebut antara lain : Bapak kepala Desa atau Lurah, Tokoh agama, Tokoh pendidikan, warga yang dituakan, RT, RW, Orang yang disegani dan sebagainya.
d.   Lembaga Pendidikan
      Dalam kehidupan masyarakat terdapat bermacam-macam lembaga pendidikan, seperti Lembaga Pendidikan Dasar, Lembaga Pendidikan Menengah, Lembaga Pendidikan Tinggi. Lembaga pendidikan tersebut berperan penting dalam proses pengendalian sosial.
      Dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat dapat dijumpai berbagai lembaga pendidikan, seperti TK, SD, SLTP, SLTA dan Perguruan Tinggi. Berbagai lembaga pendidikan tersebut melalui aparat-aparatnya : Guru, Wali kelas, Kepala sekolah, Wakil kepala sekolah yang di SMA terdiri dari Wakil Urusan Kurikulum, Kesiswaan, Sarana Prasarana, Hubungan Masyarakat,  guru BP, Madrasah, Dosen, Dekan, Ketua Fakultas, dan sebagainya. Berperan sebagai media dan alat pengendalian sosial. Sebab dalam lembaga pendidikan ditanamkan nilai-nilai dan norma-norma sosial yang berlaku dalam kehidupan masyarakat, sehingga siswa-siswi dapat memiliki kesadaran dan tanggung jawab sosial.
e.   Lembaga Keagamaan
      Dalam kehidupan masyarakat terdapat bermacam-macam lembaga keagamaan, seperti MUI, DGI, PHDI, Walubi, dan sejenisnya. Tokoh-tokoh agama, seperti Kiyai, Pendeta, Uskup, Biksu, BP 7 (KUA) dan sebagainya sangat berperan penting dalam membimbing dan mengarahkan ummatnya untuk berperilaku sesuai dengan nilai-nilai dan norma sosial.
f.   Lembaga Adat
      Dalam kehidupan masyarakat terdapat lembaga adat seperti paguyuban orang-orang Minangkabau, Sunda, Batak dan sebagainya. Lembaga adat ini sangat berperan dalam proses pengendalian sosial. Berbagai pelanggaran terhadap hukum adat biasanya diselesaikan melalui lembaga adat tersebut.

3.  SIFAT PENGENDALIAN SOSIAL
      Pengendalian Sosial terbagi atas dua macam berdasarkan sifatnya yaitu bersifat preventif  dan  represif.
a)  Pengendalian Sosial Bersifat Preventif
          Pengendalian sosial bersifat preventif adalah semua bentuk pencegahan terhadap terjadinya  pelanggaran-pelanggaran terhadap nilai-nilai dan norma sosial
 Contoh :
·         Polisi lalu lintas mengingatkan pengendara mobil yang menerobos  lampu merah
·         Seorang ibu mengingatkan putrinya agar tidak pulang larut malam
·         Guru mengingatkan siswanya untuk belajar lebih rajin agar naik kelas
·         Seorang kiyai memberikan ceramah agama agar semua ummat tidak berbuat dosa
Cara preventif ini dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu :
1) Cara Compulsion, yaitu dengan menciptakan situasi sedemikian rupa (rasa  takut) sehingga seseorang terpaksa mengikuti aturan tersebut. Misalnya : menakuti akan terjadinya kecelakaan apabila ngebut di jalan raya, menakuti anak akan kehamilan apabila melakukan free sex sebelum nikah.
2) Cara Pervasion,  yaitu penyampaian aturan secara berulang-ulang sehingga akhirnya nilai dan norma tersebut mendarah daging dengan pribadinya (internalisasi). Misal : hati-hati jangan ngebut, hati-hati cepat pulang bila sekolahnya sudah selesai. Dll.
b).  Pengendalian Sosial Bersifat Represif
          Pengendalian sosial secara represif adalah pengendalian sosial yang bertujuan untuk mengembalikan masyarakat agar kembali mengikuti kaidah-kaidah atau norma-norma yang telah berlaku, dengan cara menjatuhkan sanksi sesuai dengan besar kecilnya pelanggaran yang dilakukan.
·         Menjatuhkan hukuman kurungan penjara bagi orang yang melakukan perbuatan kriminal
·         Memberikan hukuman denda kepada para pelanggar peraturan lalu litas
·         Menskors atau menitipkan siswa kepada orang tuanya yang berulang-ulang melakukan pelanggaran disiplin sekolah.
·         Hukuman rajam sampai mati bagi pelaku perzinaan di daerah Arap Saudi
·         Penggusuran rumah-rumah kumuh oleh petugas ketertiban pada orang yang tidak memiliki tanah dan perizinan 

 Cara pengendalian secara represif dapat dilakukan dua cara : 
1).  Pengendalian Persuasif
  Pengendalian sosial secara persuasif adalah pengendalian yang dilakukan dengan tidak melalui kekerasan, karena hanya merupakan pelanggaran ringan. Misalmya hanya dalam bentuk saran, ajakan, himbauan, bimbingan, nasehat untuk mematuhi peratuaran atau kaidah-kaidah  atau norma yang berlaku.
           Contoh: 
Ø Bapak Bupati menghimbau para pedagang kaki lima yang berada di sekitar  trotoar Jalan , untuk menempati lahan yang telah disediakan.
Ø Anak yang sering membolos sekolah, dinasehati oleh guru BP agar tidak bolos lagi.
Ø Para aparat negara dihimbau agar tidak melakukan KKN korupsi, kolusi, dan nepotisme
2).  Pengendalian Koersif
Pengendalian sosial secara koersif adalah pengendalian yang dilakukan dengan tindakan kekerasan atau paksaan, agar perbuatan yang dilakukan berulang-ulang tersebut, cepat dihindari.  Cara-cara ini sangat berbahaya, karena kekerasan dan paksaan ini akan menimbulkan respon yang sangat negatif.
           Contoh :
Ø Barak-barak perumahan liar di pinggir-pinggir jalan itu digusur oleh aparat pemerintahan, karena menghambat jalan lalu lintas dan menyebabkan macet.
Ø Penjahat kambuhan itu dihukum berat oleh majelis hakim, karena sangat meresahkan masyarakat.
Ø Demonstrasi mahasiswa yang mulai tidak terkendali itu diusir oleh aparat kepolisian  dengan semprotan gas air mata.
Ø Orang yang berhutang, tidak membayar tepat pada waktunya tanpa alasan dapat
    diajukan ke pengadilan. Karena kasus penipuan.

5.  CARA PENGENDALIAN SOSIAL
      Menurut Prof. Dr. Koentjoroningrat, pengendalian sosial dapat dilakukan dengan berbagai macam cara :
  1. Mempertebal keyakinan seluruh warga masyarakat akan kebaikan adat istiadat dalam masyarakat
  2. Memberikan ganjaran atau pujian kepada warga masyarakat yang selalu taat kepada adat istiadat
  3. Mengembangkan rasa malu dalam jiwa warga masyarakat yang menyeleweng dari adat istiadat
  4. Mengembangkan rasa takut dalam jiwa warga masyarakat yang menyeleweng dari adat istiadat dengan ancaman hukuman atau kekerasan
  5. Menciptakan sistem hukum

6. CARA PENGENDALIAN SOSIAL
Menurut Roucek and Worren cara mengendalian sosial ada 6 macam
a.     Pengendalian sosial melalui institusi dan non institusi
·         Contoh institusi : lembaga pendidikan, hukum, agama, politik, ekonomi,keluarga
·         Contoh non institusi : oleh individu atau kelompok massa yang seringkali menggunakan kekerasan dan sifatnya tidak resmi
b.     Pengendalian sosial melalui lisan, simbolik dan kekerasan

7. TEHNIK PENGENDALIAN SOSIAL :
Tehnik ini ada dua macam yaitu secara formal dan informal
1). Pengendalian Sosial secara Formal
  1. Pengendalian sosial melalui Hukuman Fisik
  2. Pengendalian sosial melalui Lembaga Pendidikan
  3. Pengendalian sosial melalui Ajaran Agama
2). Pengendalian Sosial secara Informal
a. Gosip atau Desas Desus
     Gosip atau desas-desus adalah proses pengendalian sosial yang berupa kritik sosial yang dilontarkan secara tertutup kepada individu yang sikap atau perilakunya menyimpang nilai-nilai sosial dan norma sosial.
  • Remaja yang mengalami kehamilan sebelum menikah
  • Remaja yang mengkonsumsi narkoba
Tujuannya desas desus ini diharapkan menimbulkan rasa malu bagi yang menyimpang, karena berita ini akan menyebar dan akan menjadi bahan perguncingan masyarakat.
b.  Teguran
     Teguran adalah bentuk pengendalian sosial berupa kritik sosial yang dilontarkan secara terbuka terhadap individu yang berprilaku menyimpang nilai-nilai dan norma. Biasanya dilakukan oleh orang yang lebih dewasa, orang tua, guru, atasan/pimpinan. Teguran ini  bisa dalam bentuk lisan atau tulisan.
  • Teguran Pak RT terhadap pemuda yang ngapel di rumah seorang gadis lebih dari jam 21.00 (Pk. 9 malam )
  • Teguran seorang ibu yang mengetahui anaknya sering bermain dengan temannya, tanpa mengindahkan tugas-tugas dirumah atau tugas belajarnya.
  • Teguran atasan kepada pegawainya, karena sering membolos, tidak selesai pekerjaanya dan selalu telat masuk kantor.
c.  Cemooh
     Cemooh adalah ejekan atau cara merendahkan seseorang terhadap orang lain yang melakukan penyimpangan, agar kembali mengikuti kaidah yang berlaku.
  • Mencemooh pemuda dan pemudi yang berpacaran di pinggir jalan umum
  • Mencemooh seorang gadis yang berpakaian norak yang meniru para artis
  • Mencemooh rambut seorang siswa sekolah yang modelnya seperti pemain musik
d.  Pendidikan
      Pengaruh pendidikan ini sangat kuat terhadap pembentukan sikap dan perilaku warga  masyarakat. Apabila pendidikan ini dilakukan secara efektif, maka bentuk pengendalian sosial lainnya hanya sebagai pendukung. Karena pendidikan adalah proses yang berlangsung sejak lahir dan berlangsung sepanjang hidup.
e.  Agama
      Ajaran agama itu pada hakekatnya berisikan perintah, larangan dan anjuran dari Allah yang Maha Kuasa. kepada manusia dalam menjalani kehidupannya. Individu yang taat menjalanka agamanya akan selalu merasa berdosa apabila melakukan penyimpangan dan melaksanakan kewajibannya agar mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akherat ( surga)
f.   Ostrasisme
Ostrasisme diartikan sebagai pengucilan atau diacuhkan artinya tidak mengajak ber bicara atau tidak menegur. Misalnya seseorang yang dihukum karena melakukan penyimpangan, maka meskipun di ajak bekerja sama dalam kelompoknya, tetapi tidak diajak berkomunikasi bahkan tidak ditegur.
g.   Frandulens
      Frandulens adalah pengendalian sosial dengan jalan meminta bantuan kepada pihak lain yang  dianggap dapat mengatasi masalah. Menakuti-nakuti anak agar tidak melaku kan  penyimpangan.
h.   Intimidasi
      Intimidasi dilakukan dengan cara menekan, memaksa, mengancam dan menakut-      nakuti agar individu yang melakukan penyimpangan segera dasar akan kesalahannya.
i.    Kekerasan fisik
      Pengendalian sosial dengan kekerasan fisik yaitu berupa pemukulan, penganiayaan atau  pembakaran kepada pelaku penyimpangan atau dikatakan main hakim sendiri. Tindakan ini dapat mengarah ke tindakan penganiayaan apabila tidak disertai bukti yang jelas. Dan orang yang melakukan kekerasan fisik ini dapat dituntut di pengadilan.
j.    Hukuman
      Pengendalian sosial yang dilakukan oleh aparat keamanan yang telah ditunjuk   oleh pemerintah Hukuman ini terbagi dua yaitu Hukuman Pidana dan Hukuman Perdata.

JAWABLAH PERTANYAAN DI BAWAH INI !
1.  Pernahkah kalian mendengar tentang gosip atau desas-desus? Bahkan kalian mungkin pernah digosipkan atau menggosipkan orang lain ? Jadi apakah pengertian gosip itu dan bagaimanakah pengaruhnya dalam proses pengendalian sosial ?
2.  Dalam praktek kehidupan sehari-hari di masyarakat, kita mungkin pernah melihat seorang  anak yang ditegur atau dinasehati oleh orang tuanya. Seorang siswa yang ditegur oleh gurunya atau  bawahan yang ditegur dan dinasehati oleh atasannya.   Jadi Apakah arti teguran itu dan   bagaimanakah pengaruhnya dalam proses pengendalian sosial ?
3.  Anda mungkin sering mendengar istilah Pendidikan ?. Apakah arti Pendidikan itu ?
     Apakah sebabnya Pendidikan dikatakan sebagai alat pengendalian sosial ? Dan       bagaimana pengaruh pendidikan terhadap perubahan sikap dan perilaku siswa
4.  Buatlah artikel mengenai pengalaman anda yang menunjukkan bahwa dengan           melaksanakan kewajiban beragama dapat mempengaruhi sikap dan peril;aku dalam      kehidupan masyarakat !
5. Benarkah bahwa pengaruh hukuman bagi pelaku kejahatan sangat efektif dalam     pengendalian sosial ? jelaskan Masuk hukuman Perdata atau Pidana ?

C.  OPINI ATAU ULASAN TENTANG AKIBAT TIDAK BERFUNGSINYA  LEMBAGA  PENGENDALIAN SOSIAL.           
           Berkembangnya perilaku menyimpang disebabkan oleh karena pertentangan antara perasaan, pikiran, dan tindakan seseorang terhadap penerapan nilai-nilai dan norma sosial yang berlaku pada masyarakat. Hal tersebut mengakibatkan pelanggaran-pelanggaran yang dapat mengganggu jalannya kehidupan sosial. Oleh sebab itu sebagai upaya mengatasi tindakan beberapa anggota masyarakat yang berperilaku menyimpang, perlu adanya lembaga pengendalian sosial.
          Lembaga pengendalian sosial tidak hanya berfungsi sebagai pemberantas atau yang memperbaiki suatu perilaku menyimpang, akan tetapi juga berfungsi mencegah terjadinya perilaku menyimpang. Fungsi tersebut salah satunya adalah lembaga keluarga yang merupakan lembaga pengendalian primer. Keluarga berfungsi mengajarkan nilai-nilai kebaikan, kesopanan, etika dalam hidup bermasyarakat, karena kehidupan manusia dimulai dari unit yang terkecil yaitu : keluarga. Selain itu terdapat lembaga pengendalian sekunder, seperti lembaga hukum (Kepolisian, Pengadilan), lembaga Pendidikan (sekolah), lembaga agama, dan kembaga kemasyarakatan lainnya (Karang Taruna, PKK, LKMD, MUI) dan sejenisnya.
          Lemahnya pengendalian sosial dapat mengakibatkan perilaku menyimpang semakin meningkat dalam masyarakat. Hal ini menandakan tidak berfungsinya lembaga-lembaga pengendalian sosial tersebut. Menurut Kartini Kartono, bahwa kekuatan hukum jauh tertinggal dibandingkan dengan kekuatan kriminalitas. Karena sekarang ini banyak orang yang melakukan tindakan kriminal yang jauh lebih pintar bila dibandingkan dengan hukum itu sendiri. Akibatnya seringkali pihak yang sudah jelas-jelas bersalah, namun tetap lolos dari kejaran hukum. Karena hal ini tidak lepas dari peran dan sistem pemerintahannya. Sistem pemerintahan yang lemah berujung pada melemahnya sistem-sistem yang lain, baik sosial, ekonomi, politik, maupun budaya dalam kehidupan bermasyarakat. Korupsi, kolusi, nepotisme dan menghalalkan segala cara yang telah mengakar dalam kehidupan bangsa kita. Mengakibatkan lembaga hukum itu sendiri menjadi lemah dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga pengendalian sosial.
          Marilah kita perhatian peristiwa atau kejadian dalam masyarakat yang sangat memprihatinkan kita semua. Misalnya : lembaga kepolisian yang seharusnya menjaga dan melindungi masyarakat, sebaliknya ikut berkecimpung juga dalam dunia kejahatan, seperti mendekengi tempat perjudian, melindungi pencurian kayu ilegal (ilegal loging), melindungi pelacuran,  kolusi dengan pelanggar hukum, kolusi dengan tahanan supaya bisa melarikan diri, penilangan  gelap, dan sejenisnya. Lembaga Peradilan yang sarat dengan kolusi, karena dapat menentukan keputusan pengadilan dengan seringan-ringannya untuk mendapatkan imbalan uang. Lembaga Perwakilan Rakyat pada masa sekarang ini menjadi lembaga yang sering menyengsarakan rakyat itu sendiri dengan membuat anggaran yang sebesar-besarnya untuk keuntungan pribadi. Padahal seharusnya ikut berpikir meningkatkan kesejahteraan rakyatnya.
           Akhirnya, marilah kita berjanji kepada diri sendiri untuk selalu mematuhi kaidah-kaidah, nilai-nilai dan norma-norma yang ada dalam masyarakat, sehingga tercipta keteraturan dalam masyarakat,  yang pada akhirnya kesejahteraan masyarakat akan meningkat, masyarakat akan aman, tentram, makmur dan sejahtera, untuk menjadi manusia yang seutuhnya seperti yang dicita-citakan undang-undang negara kita

I.  JAWABLAH PERTANYAAN DI BAWAH INI
  1. Apa yang kamu ketahui tentang lembaga pengendalian sosial sekarang ini ?                      
  2. Lembaga peradilan merupakan lembaga tertinggi dalam penangangan supremasi hukum di negara kita. Bagaimana pendapatmu tentang fenomena tersebut ?                                    
  3. Istilah mafia peradilan sering kita dengar di lembaga pengadilan, jelaskan apa yang kamu ketahui !Berikan contoh – contoh dari majalah, koran, internet dan lainnya mengenai hal itu.
UJI KOMPETENSI

Perilaku Menyimpang dan Pengendalian Sosial

1.    Akibat negatif yang ditimbulkan dari penggunaan narkoba adalah …
a.    Menumbuhkan kondisi fisik yang sehat
b.    Meningkatkan daya fikir yang kuat
c.    Menciptakan suasana yang damai
d.    Menimbulkan tindakan yang kriminal
e.    Mencegah terjadinya kriminal
2.    Lina bekerja sebagai PSK untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, tindakan Lina merupakan penyimpangan …
a.    Kelompok      b. Ekonomis  c. individual    d. Budaya      e. Sistematik
3.    Penyimpangan primer ditandai oleh suatu perbuatan yang bersifat …
a.    Pribadi b. Kelompok  c. temporer   d. Terpaksa   e, berulang-ulang
4.    Contoh kelompok sub kebudayaan menyimpang ialah …
a.    Kelompok petani                         d. Geng anak – anak nakal
b.    Kelompok pedagang                     e. Kelompok minum
c.    Kelompok remaja
5.    Perilaku menyimpang merupakan perbuatan yang …
a.    Melarang nilai dan norma               d. Mengabaikan nilai dan norma
b.    Mempperhatikan dorongan hati      e. Menciptakan sistem sosial yang dinamis
c.    Mematuhi nilai dan norma
6.    Pengendalian sosial yang bersifat formal dapat dilakukan oleh…
a.    Kepolisian               b tokoh pemuda                c. Adat
     d.  Tokoh masyarakat    e. Tokoh agama
7.    Tujuan pengendalian adalah …
a.    Mendidik masyarakat umum
b.    Menghukum orang yang bersalah
c.    Mencegah terjadinya penyimpangan nilai dan norma – norma yang sudah memasyarakat
d.    Meningkatkan pengetahuan masyarakat
e.    Menciptakan stabilitas keamanan
8.    Seseorang yang berperilaku menyimpang akan cenderung memasuki kelompok sub kebudayaan menyimpang karena perbuatannya …
a.    Disenangi oleh masyarakat umum   d. Dapat menyenangkan orang lain
b.    Kurang sempurna                         e. Tidak diterima oleh masyarakat umum
c.    Diterima oleh masyarakat umum.
9.    Penyalahgunaan narkoba dapat mengakibatkan beberapa hal, kecuali …
a.    Merusak organ tubuh                    d. Berpikir rasional
b.    Kerusakan susunan syaraf             e. Berpikir tidak rasional
c.    Tindakan kejahatan
10.  Guru memanggil dan menindak para siswa yang terlihat merokok di sebelah kamar kecil.   Tindakan ini termasuk pengawasan dari …
a.    Lembaga terhadap kelompok                d. Individu terhadap individu
b.    Kelompok terhadap kelompok              e. Masyarakat terhadap masyarakat
c.    Kelompok terhadap individu
d.    Individu terhadap individu
e.    Masyarakat terhadap masyarakat
11.   Perhatikan pernyataan berikut ini !
1.    Norma – norma semakin berkurang
2.    Sanksi – sanksi sosial semakin lemah
3.    Adanya lembaga formal
4.    Besarnya pengaruh budaya barat
Yang menimbulkan terjadinya perilaku menyimpang adalah …
a.    1, 2 dan 3     b. 2, 3 dan 4     c. 1, 2 dan 4     d. . 2 dan 3    e. 1, 3 dan 4
12.  Berikut ini adalah hal – hal yang menyebabkan terjadinya perilaku menyimpang, kecuali
a.    Ketidaksanggupan menyerap norma – norma kebudayaan
b.    Proses pembelajaran yang menyimpang
c.    Ikatan sosial yang berbeda
d.    Ketegangan antar kebudayaan
e.    Kemampuan menerima norma dan budaya yang ada.
13. Sosialisasi yang tidak berjalan dengan baik dan sempurna mengakibatkan …
a.    Penyesuaian pola prilaku                         d. Penyesuaian kebudayaan
b.    Sikap apatis                                         e. Penyimpangan isi unsur kebudayaan
c.    Penyimpangan pola prilaku masyarakat
14. Contoh tindakan yang menyimpang dari norma kelaziman ialah …
a.    Perkelahian pelajar                       d. Buang air kecil ditempat ramai
b.    Pembunuhan                               e. Melawan peraturan hukum
c.    Perampokan
15. Perhatikan pernyataan dibawah ini !
1.    Pelacuran                3. kenakalan
2.    Kriminal                  4. minuman keras
Yang termasuk pelanggaran norma – norma masyarakat adalah …
a.    1 dan 2         b. 1 dan 3     c. 2 dan 3      d. 2 dan 4      e. 3 dan 4
16. Anak yang membandel, membangkang dan senang melanggar tata tertib lalu lintas telah menyimpang dari norma …
a.    Susila            b. Etika dan Hukum            c. Etika dan agama
  1. Susila dan kemasyarakatan                     e. Etika, hukum dan masyarakat
17. Ilmu pengetahuan tentang kejahatan disebut …
a.    Sosiologi       b. Kriminologi     c. etimologi                   d. Psikologi  e. Theologi
18. Gejala serius yang menjadikan anak nakal adalah …
b.    Jiwa bandel dan kasar                             d. Pergaulan bebas
c.    Berbuat cabul                              e. Semua benar
d.    Kebiasaan membuat keributan
19. Akibat negatif yang ditimbulkan dari penggunaan narkoba adalah …
a.    Menumbuhkan kondisi fisik yang   sehat
b.    Meningkatkan daya fikir yang kuat
c.    Menciptakan suasana yang damai
d.    Menimbulkan tindakan yang kriminal
e.    Mencegah terjadinya kriminal
20.  Salah satu  pengendalian sosial yang sifatnya mendidik adalah berbentuk ......
a.    Edukatif         b. Progresif    c. Preventif    d. Komunikatif  e. Inovatif

Materi pelajaran : Perilaku menyimpang dan pengendaliann sosial
Kelas/ semester   : X/ II genap
  1. Agung dan teman – temannya akan pergi nonton film di Studio 88. Ayahnya bepesan agar pulangnya jangan larut malam serta menyuruh kakaknya menemaninya. Termasuk pengendalian sosial bersifat apakah tindakan ayah tersebut ?
  2. Apa yang dimaksud dengan prilaku menyimpang primer ?
  3. Pernahkah anda melihat orang yang berperilaku menyimpang ? Coba anda sebutkan faktor – faktor penyebab prilaku menyimpang !
  4. Coba temukan beberapa contoh perilaku menyimpang yang bersifat positif !
  5. Seorang pengendara sepeda motor yang membonceng 2 orang. Gambaran diatas merupakan perilaku menyimpang pad norma apa ?

MATCHING

1.


2.


3.

4.


5.


6.

7.
8.

9.

10.
Seseorang yang tak mau tumbuh terhadap peringatan orang yang berwenang dilingkungan tempat ia tinggal disebut …
Individu yang melakukan penyimpangan prilaku cenderung untuk membentuk kemungkinan tersendiri. Hal ini disebabkan oleh …
Tindakan premanisme dapat disebut sebagai penyimpangan sosial karena …
Seseorang melakukan pekerjaan sebagai WTS yang disebabkan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya merupakan bentuk penyimpangan …
Seseorang anak berprilaku menyimpang yang disebabkan karena mendapat kasih sayang dari orang tua merupakan tinjauan dari sudut …
Penyimpangan primer ditandai oleh suatu perbuatan yang bersifat …
Penyebab intern kenakalan remaja adalah …
Kerumunan yang bertindak emosional adalah terjadi karena …
Ukuran menyimpang tidaknya sesuatu tindakan adalah …
Pengendalian yang berasal dari rakyat kepada para penguasa disebut …
a. Ekonomis
b. Keadaan frustasi
c. Meresahkan masyarakat
d. Individual
e. Pribadi
f. Rumah tangga
g. Biologis
h.Ingin melihat suatu  kejadian
i. Kehadiran orang lain
j. Orang sedang panik
k. Nilai dan norma
l. Kebenaran
m. Hukum
n. Informal
o. Formal

BAB  6
MENERAPKAN PENGETAHUAN SOSIOLOGI DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT

1.  Menentukan Topik Atau Judul Penelitian
Topik adalah pokok permasalahan dari suatu penelitian
 Hal-hal yang harus diperhatikan untuk menentukan topik atau judul adalah
  1. Topik atau judul harus menarik minat pembacanya
  2. Topik atau judul yang dipilih mampu dilaksanakan oleh peneliti
  3. Judul hendaknya mengandung kegunaan praktis dan penting untuk diteliti
  4. Topik atau judul penelitian harus menghindari terjadinya duplikasi (peniruan) dengan judul lain

Syarat Penulisan Judul :
  1. Judul ditulis dalam kalimat pernyataan dan bukan pertanyaan
  2. Cukup jelas, singkat dan tepat
  3. Berisi variable-variable yang akan diteliti
  4. Judul menggambarkan keseluruhan isi dan kegiatan penelitian yang dilakukan

Contoh Judul Penelitian
Adalah judul penelitian yang hanya bersifat menggambarkan atau menguraikan tanpa dihubungkan atau dibandingkan dengan variable lain.

A. Bentuk Penelitian Deskriptif
1. Gambaran Tingkat Pengangguran Remaja Putus Sekolah di Kota Bangil
2. Alasan Orang Tua Memilih Pendidikan Negeri Sebagai Tempat Sekolah Anak Di Kota     Bangil
3. Kasus Perkawinan Muda di Desa Cangringmalang, Kecamatan Beji
B. Bentuk Penelitian Eksplanatif
Adalah judul penelitian yang menghubungkan atau membandingkan antara variable satu dengan variable lain.
1. Pengaruh kemiskinan Terhadap Program Pembangunan Masyarakat di Desa     Kalirejo
2. Hubungan Tingkat Pendidikan Terhadap Percepatan Mendapatkan Lapangan     Pekerjaan di Pasuruan.
3. Pengaruh Pekerja Wanita Terhadap Jumlah Anak Yang Diinginkan
4. Perbandingan Tingkat Kesejahteraan Antara Orang Yang Berpendidikan Tinggi     Dengan Yang Tidak Berpendidikan Tinggi.

2. Merumuskan Masalah Penelitian
Masalah Penelitian adalah merupakan suatu pertanyaan yang harus dicari jawabannya untuk mengungkapkan hubungan antar variabel
Syarat Menyusun Rumusan Masalah :
a.    Mengunakan kalimat Pertanyaan
b.            Mengungkapkan variabel-variabel penelitian
c.            Mengungkapkan jenis hubungan antar variabel
d.            Mengungkapkan obyek penelitian
e.            Mengungkapkan Tempat atau daerah penelitian

Bentuk-bentuk Masalah Penelitian :
A.   Permasalahan Deskriptif adalah suatu masalah yang terdiri dari satu atau dua variabel tanpa membandingkan atau menghubungkan dengan hal lainnya
Contoh : Bagaimana Sikap Masyarakat Terhadap Dana Biaya Operasional Sekolah  (BOS) di Kabupaten Pasuruan ?.
B.   Permasalahan Komparatif adalah suatu permasalahan yang membandingkan suatu hal atau variabel tertentu pada dua kelompok sampel yang berbeda
Contoh : Mana Yang Lebih Tinggi Prestasi Belajar Siswa Yang disiplin Dengan Siswa YangTidak Disiplin di SMA Yadika Bangil ?.
C.   Permasalahan Assosiatif adalah permasalahan penelitian yang sifatnya mengembangkan dua atau lebih variabel penelitian
Contoh : Apakah Ada Hubungan Antara Ketaatan Beribadah Dengan Pergaulan Bebas Ramaja Perkotaan ?.

3. Memilih Sampel atau Subyek Penelitian
     Sumber data yang dijadikan subyek penelitian dapat dibedakan atas dua jenis :
A.   Populasi Data adalah keseluruhan obyek yang menjadi data dalam suatu kesatuan yang akan diteliti. Misalnya : jumlah siswa seluruh kelas XII IS
B.   Sampel Data adalah wakil atau sebagian dari pupulasi yang menjadi obyek penelitian

Yang dimaksud dengan Subyek atau Obyek penelitian adalah :
A.   Subyek Penelitian adalah orang/kelompok orang yang akan diteliti
B.   Obyek Penelitian adalah suatu benda atau kegiatan yang akan diteliti

Cara-cara Pengambilan Sampel Penelitian :
1.   Sampel Random (sampel acak) adalah individu yang memiliki kesempatan sama untuk dipilih untuk dijadikan sampel penelitian dalam populasi
Misalnya : peneliti mengambil sampel secara acak pada siswa SMA sebanyak 30 siswa
2.   Sampel Berstrata (bertingkat) adalah sampel dapat dipilih melalui tingkatan
Misalnya : kelas X diambil sampelnya 30 orang
                  Kelas XI diambil sampelnya 30 orang
                  Kelas XII diambil sampelnya 30 orang
3.   Sampel wilayah (Area) dilakukan apabila terdapat perbedaan ciri antara wilayah satu dengan wilayahlain. Artinya mengambil wakil dari setiap wilayah yang akan diteliti. Contohnya : wilayah kota Bangil diambil sampelnya untuk meneliti tingkat kemiskinan hanya melalui 3 desa (Kalirejo, Mendalan, Sidowayah) saja.
4.   Sampel Kelompok (cluster) ialah setiap kelompok/ rumpun diambil sampelnya dari masing-masing rumpun. Misalnya : kelompok PNS,ABRI, Pedagang, Petani, Ulama
5.   Sampel Kuota yaitu pengambilan sampelnya berdasarkan jumlah yang sudah ditentukan. Misalnya : dari 8 wilayah yang ada diambil sampelnya masing-masing 5 sampel
6.   Sampel Stratifikasi Proposif (Perimbangan) adalah pengambilan sampel dilakukan untuk menyempurnakan penggunaan tehnik sampel berstrata atau wilayah. Artinya sebanding dengan banyaknya subyek dalam strata.
Misalnya : jumlah Siswa kelas X = 200 orang, kelas XI = 300 orang, Kelas XII = 350 orang. Maka pengambilan sampelnya adalah : kelas X = 20, kelas XI = 30, kelas XII = 35 orang
7.   Sampel Insidental adalah sampel yang cara pengambilannya dilakukan secara kebetulan dengan tidak menggunakan perencanaan. Diambil dari yang dijumpai saat itu. Misalnya peneliti mengambil sampel dari orang yang  berambut putih dijalan yang dilalui.

4. Data Penelitian
     Data Penelitian adalah fakta atau keterangan yang dikumpulkan oleh peneliti untuk memperoleh kebenaran suatu penelitian.
      Macam-macam data Penelitian :
  1). Data Menurut Cara Memperolehnya :
  1. Data Primer yaitu data yang dikumpulkan dari tangan pertama. Contoh: petugas sensus mendatangi rumah-rumah penduduk secara langsung untuk menanyakan jumlah anggota keluarganya
  2. Data Sekunder yaitu data yang diperoleh dari suatu lembaga atau melalui pihak lain yang telah mengumpulkan data lebih dahulu, kemudian disalin datanya. Misalnya dari Badan Pusat Statistik atau Data Desa.
  2). Data Menurut Sifatnya :
A.   Data Kualitatif adalah data yang tidak berbentuk angka Misalnya terdapat kata-kata meningkat, banyak, sedikit, besar, kecil dsb.
B.   Data Kuantitatif yaitu data yang berbentuk angka. Misalnya dalam bentuk jumlah 25, prosentase 55 %, nilai 6, pendapatan Rp. 2.000,- dsb

5.  Metode Pengumpulan Data
  1. Observasi (Pengamatan) yaitu memperhatikan langsung ke obyek penelitian melalui seluruh panca indera, dapat pula melalui tes, rekaman gambar , rekaman suara dll. Metode Observasi ini ada dua macam :
A.   Observasi Partisipasi yaitu peneliti ikut terlibat langsung dalam kegiatan pengamatan, artinya ikut berbaur dengan apa yangsedang ditelitinya.
B.    Observasi Simulasi (Non Partisipasi) yaitu responden memberikan informasi yang sesuai dengan keinginan pengamat, kemudian dicatat. Atau melalui rekaman suara, slide,kamera dll.
  1. Wawancara (Interiew) yaitu peneliti menanyakan langsung kepada responden melalui tanya jawab kemudian dicatat atau direkam. Sikap seorang pewawancara harus netral, ramah, adil, hindari ketegangan.
Pedoman Wawancara ada dua macam :
A.   Wawancara Berstruktur adalah pedoman wawancara yang tersusun secara terperinci seperti kuesener yang terdiri dari serentetan pertanyaan, dimana pewawancara tinggal memberikan tanda cek (V) pada pilihan jawaban yang tersedia
B.   Wawancara Tidak Terstruktur adalah pedoman wawancara yang hanya memuat garis besar wawancara yang telah dipersiapkan.
  1. Angket (Kuesioner) yaitu mengambil data dengan menyebarkan daftar pertanyaan isian  untuk memproleh keterangan dari responden. Jenis angket ada 2 macam yaitu :           
     A. Angket tertutup, apabila jawaban respoden tinggal memilih jawaban      yang  tersedia di dalamnya, seperti ya/tidak, setuju/tidaksetuju.                                                        B. Angket terbuka, apabila responden menjawab dengan bebas dengan     jawaban sendiri
  1. Studi Kepustakaan (Dokumenter )yaitu suatu kegiatan pengumpulan data dan informasi dari berbagai sumber, seperti buku-buku, majalah, naskah-naskah, kisah sejarah dan dokumen, termasuk rekaman berita dari radio, TV, dan media elektronik lainnya.

KATA PENGANTAR

          Pembangunan Sumber Daya Manusia Indonesia adalah suatu upaya meningkatkan kualitas manusia yang dilakukan terus menerus sejalan dengan kebutuhan akan kemampuan bangsa Indonesia menjawab tantangan jaman. Tantangan jaman yang tampak nyata adalah terutama berkaitan dengan masalah-masalah sosial politik, kenakalan remaja dan degradasi moral bangsa,  keteladanan pemimpin bangsa yang mulai terkikis oleh modernisasi, sekularisasi dan hedonisme, sehingga seringkali dijumpai pemimpin kurang bermoral, yang hanya memberi contoh yang kurang baik di masyarakat.
          Sehubungan dengan hal tersebut, dalam kedudukannya sebagai ilmu sosial sudah sepantasnya Sosiologi berada di posisi terdepan dalam upaya bersama-sama melalui pemikiran kritis dan obyektif serta memberikan alternatif-alternatif atau solusi teoritis dalam menjawab tantangan yang ada sekarang dan masa depan generasi berikutnya untuk mencapai negara yang maju sejajar dengan negara-negara lain di dunia. Karena Indonesia di cap sebagai salah satu negara terkorup di dunia, maka diperlukan ilmu sosiologi yang memberikan fakta-fakta yang ada dalam masyarakat dan bagaimana menghindari nya. Untuk itu telah dilakukan peninjauan yang melahirkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
          Di dalam kurikulum berbasis kompetensi ini pengajaran sosiologi di SMA berfungsi meningkat kan kemampuan berpikir kritis, berperilaku dan berinteraksi dalam keragaman realitas sosial dan budaya berdasarkan etika, nilai-nilai dan norma-norma sosial serta agama. Sedangkan tujuan pengajaran sosiologi di SMA adalah mencakup dua sasaran sebagai berikut :
1). Secara kognitif bertujuan untuk memberikan pengetahuan dasar sosiologi agar siswa mampu memahami dan menelaah secara rasional komponen-komponen dari individu, kebudayaan dan masyarakat sebagai sistem.
2). Secara praktis bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sikap dan perilaku siswa yang rasional dan kritis dalam menghadapi kemajemukan masyarakat, kebudayaan, situasi sosial berbagai masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari 
          Sebagai upaya partisipasi pembimbing di kelas kami seluruh komponen guru yang terbentuk dalam MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) Sosiologi Negeri 1 Bangil  ini berusaha semaksimal mungkin mengupayakan sebuah buku panduan untuk belajar sosiologi di kelas X dengan dilengkapi oleh kecakapan memecahkan masalah-masalah sehari-hari, Uji Komepetensi dan keberanian mengemukakan pendapat melalui penampilan presentasi di kelas. Kami memilih materi-materi esensia yang disesuaikan dengan Pedoman Khusus Pengembangan Silabus Kurikulum 2006. guna melengkapi  sarana belajar siswa.
           Dalam penyusunan buku panduan ini tidak terlepas dari peran serta berbagai pihak yang telah memberikan sarana dan prasarana, saran dan masukan-masukan guna penyempurnaan naskah ini, terutama Kepala SMA Negeri 1 Drs. H. Prayitno M Pd. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya.
           Demikianlah kiranya yang dapat kami sampaikan kepada khalayak pembaca. Oleh sebab itu kami akan berupaya sebaik-baiknya dan terbuka dan seobyektif mungkin terhadap kritik dan saran yang membangun guna mempertimbangkan di masa-masa yang akan datang.
                            



                                                                                                    Pasuruan, 18 Juli 2009

                                                                                                                   Penyusun













SOSIOLOGI

KELAS  Xi
SMA Negeri 1 Bangil







Penyusun


DRA. NURUL LAILIYAH




DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NASIONAL
SMA NEGERI I BANGIL
KABUPATEN PASUSURUAN
TAHUN 2010


DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional. 2003a. Kurikulum 2006: Standard Kompetensi Mata Pelajaran                             osiologi Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah. Jakarta:                                            Departemen Pendidikan Nasional
Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Kurikulum 2006: Pedoman Khusus Pengembangan                                            Silabus Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran Sosiologi SMA
                                           dan MA.  Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Gillin, J.P. dan J. L. Gillin, 1954. Cultural Sosiology: A Revision of An- Introduntion to                                             Sosiology.  New York: Mac  Millan Company.
Soekanto, Soerjono. 1982. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Radjawali
Soekanto, Soerjono. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Raja Grafindo Persada
Soekanto, Soerjono, 1983. Beberapa Teori Sosiologi tentang Struktur Masyarakat. Jakarta :
                                           Rajawali Pers
Soekanto, Soerjono, 1985. Kamus Sosiologi Edisi Baru. Jakarta: CV Rajawali
Soekanto, Soerjono, 1990. Sosiologi Keluarga. Jakarta: Rineka
Soekanto, Soerjono dan Heri Tjandrasari . 1987. Pengendalian Sosial dari JS Roucek. Jakarta                                             CV Rajawali
Soekanto, Soerjono dan Ratih Lestari 1988. Sosiologi Penyimpangan (Howerd S Becker).                                             Jakarta:  CV Rajawali
Sunarto, kamanto, (Penyunting dan Penterjemah). 1985. Pengantar Sosiologi: Suatu Bunga                                             Rampai.  Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Sunarto, kamanto. 1993. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi                                             Universitas Indonesia.
Koentjoroningrat. 1995. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakrta: Djambatan
Lawang, Robert MZ. 1985. Buku Materi Pokok Pengantar Sosiologi Modul 4-6. Jakarta:                                              Depatemen  Pendidikan dan Kebudayaan Universitas Terbuka
Shadily, Hassan. 1984. Ensiklopedi Indonesia. Jilid 5. Jakarta: Ichtiar Baru – Van Hoeve
Romli, Atmasasmita. 1992. Kriminologi. Bandung: PT Eresco
Anwar, Muhamad. 1994. Pegangan Sosiologi SMU 2, 3. Bandung: CV Armico
Bauman. P.J. 1965. Ilmu Masyarakat Umum. Jakarta: PT Pembangunan
Drs. E. Juhana Wijaya. 2004. Memahami Sosiologi SMA Kelas X . Bandung : Armico
Tim Sosiologi 2006. Sosiologi Kelas 1 SMU. Jakarta: Penerbit Yudhistira